2. Telling the bestie

481 74 9
                                    

Jungwoo yang baru masuk kamar Mark langsung ditodong pertanyaan oleh sahabatnya. "Kenapa tiba-tiba mau temenin gue nugas, laprak lo emang udah selesai?"

"Udah nyicil dikit, walaupun cuma dua halaman hehe." Jawab Jungwoo sambil menggaruk leher.

Mark memutar bola matanya. Dia masih mencoba fokus mengerjakan tugas pada laptop di hadapannya.

"Gue nugas nyampe lima puluh persen udah untung, sisanya ngapain gatau deh. Tingkah lo banyak soalnya." Ujar Mark yang sudah hafal dengan gerak-gerik Jungwoo.

Skenario seperti ini sudah sering Mark alami. Jungwoo sering datang seenaknya saja kerumahnya tidak peduli Mark sedang melakukan apa. Kadang jika Mark tidak ada, beta itu akan tetap berkunjung dan berbincang dengan ayah dan bunda si Alpha. Sebetulnya bukan Jungwoo saja, Mark juga sudah menganggap rumah Jungwoo layaknya rumahnya sendiri.

Mark adalah sahabat Jungwoo sejak kecil. Rumah Mark yang tepat di sebelah rumah Jungwoo menyebabkan mereka tumbuh bersama, apalagi jarak umur alpha dan beta itu terpaut beberapa bulan saja. They easily became close to each other.

Now, both of them go to the same college. Dan sama-sama berada di tahun kedua. Hanya saja Mark mengambil jurusan yang berbeda dengan Jungwoo yaitu jurusan English Literature.

"Janji ga ngapa-ngapain suer. Lo kerja sambil dengerin aja. Gue udah gak bisa nyimpen sendiri." Nada Jungwoo berubah menjadi serius.

"Ada apa woo?" Mark merasa khawatir, tidak biasanya Jungwoo begitu.

"Janji jangan heboh ya?" Mark yang mendengar ini mengalihkan perhatian dari tugasnya ke Jungwoo sepenuhnya.

"Apa sih lo kayak gitu bikin gue tambah penasaran tau gak!"

Di kasur, posisi Jungwoo yang awalnya tidur menghadap meja belajar Mark berbalik sehingga membelakanginya.

"Ternyataguepunyamate." Kata Jungwoo dengan wajah tersumpal bantal.

"Yang jelas, please." Mark jadi semakin bertanya-tanya kenapa sahabatnya ini.

"I have a mate and we've met yesterday." Jungwoo duduk di kasur dengan kepala tertunduk dan kembali menghadap Mark.

Mark lalu memproses sejenak kata-kata yang baru saja keluar dari mulut si beta. Ketika lampu diotaknya berbunyi ding! Raut mukanya berubah menjadi sangat antusias.

"What?! Oh my god, i'm happy for you!" Mark ikut senang sampai melompat dari kursi belajarnya dan bertepuk tangan. Beberapa saat kemudian dia sadar tidak ada reaksi apapun dari Jungwoo.

"Kenapa ekspresi lo malah gitu? Tampangnya minus ya? Atau dia bau?" Tanya si alpha.

"Huft..No and nope! He's not a beta like me, Mark." Jungwoo mencelos. Andai masalahnya sesederhana itu, Jungwoo would never act like this.

"Huh? Omega ya? Gila, you're so lucky dude." Mark jadi membayangkan kapan dia akan bertemu matenya sendiri. Most likely an omega karena Mark adalah Alpha. Akan sangat menyenangkan jika matenya juga bersahabat dengan mate Jungwoo karena mereka sesama omega.

"Nggak juga. Dia dominan alpha." Jawab Jungwoo yang membuyarkan angan-angan indah Mark.

"..."

Jungwoo melihat keterkejutan di raut muka sahabatnya. Dia sendiri saja masih tidak percaya. Apa mungkin dewi melakukan kesalahan memasangkan Alpha dengan beta. Karena Jungwoo hanya pernah mendengar cerita dan tidak pernah benar-benar melihat pasangan mate seperti itu di dunia nyata.

Ternyata, ya, itu sangat mungkin terjadi. Setelah Jungwoo meminta Jaehyun untuk mengobrol di mobilnya kemarin, sedikit banyak sang Alpha menjelaskan tentang takdir mereka berdua.

BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang