Aku menatap mata elangmu yang meneduhkan, mata indah yang selalu mampu membuatku tenggelam dalam kedalamannya, tenggelam dalam iris hitammu. Saat itu bibirmu mengucap kata cinta. Dan aku, dengan naifnya meyakini bahwa kita akan bahagia bila bersama.
"Kita bisa bahagia dengan perbedaan itu," ucapmu suatu hari, saat kita sedang menikmati senja di pantai bersama.
Aku tersenyum, menenggelamkan diri dalam dekapanmu. "Iya, kita akan bahagia bersama."
Itulah yang selalu kita yakini, kita percaya perbedaan itu tidak akan memisahkan kita.
Tapi nyatanya, cinta tak pernah sesederhana itu. Istilah perbedaan akan indah bila disatukan hanya sebuah omong kosong bagi kita. Harapan akan cinta abadi itu pupus, hilang. Tabir itu tidak bisa dielakkan.
Kamu menatapku tidak mengsrti, mempertanyakan alasan mengapa aku memilih melepaskan. Aku mengalihkan pandangan, ini bukan keinginanku, tapi semesra tidak menghendaki.
"Kenapa kamu menyerah?" tanyamu dengan suara tertahan.
Aku terdiam, termenung. Sudah kubilang tadi, ini bukan keinginanku. "Kita berbeda, Juna."
Kamu menggeleng, "Itu bukan alasan untuk mengakhiri, kita bisa mengungkap tabir itu bersama. Kita bisa bahagia bersama dengan perbedaan itu, Luna."
Bahagia di antara perbedaan? Itu hal yang mustahil, Juna.
"Tapi keyakinan kita beda, Juna." Aku menggeleng kuat. "Bagaimana mungkin kita bisa bahagia bersama, sementara kita punya kepercayaan yang beda? Ini semua harus diakhiri."
Kamu bergeming, tidak berkata apa-apa.
Sekuat apa pun kamu mencintaiku, sekuat apa pun cinta kita, jika Tuhan kita saja tidak sama, mau bagaimana?
---
13 Juli 2022
-P
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades of Broken Heart
Short StorySetiap hati memiliki definisi 'patah hati' yang berbeda. Yang pasti, ketika ia 'patah', tidak ada satu hati pun yang baik-baik saja. Kumpulan Kisah Singkat Dengan Definisi Patah Hati Yang Berbeda