part-4

8.3K 457 18
                                    

Aris mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, hari ini ia akan menjemput Istrinya yang katanya bertemu dengan teman lama.

Setelah sampai, ia mengambil handphone miliknya dan mengirim sebuah pesan kepada Fang yin bahwa ia sudah sampai. Tidak lama kemudian, terlihat dua orang wanita keluar beriringan dengan Fang yin yang bergelayut manja dipundak seorang wanita yang mereka temui beberapa waktu lalu.

Tanpa sadar Ariz mencengkram kuat kemudinya kala melihat wanita itu, wanita itu....

Ceklek.

"Sayang, sudah lama nunggunya?"

Ariz tersentak dan menoleh kesamping, ternyata Fang yin telah duduk disampingnya.
"Tidak."

Fang yin mengangguk, wanita itu beralih menurunkan kaca mobil dan berucap.
"Asya biarkan kami mengantarmu pulang, jauh atau dekat itu tidak masalah asalkan kamu selamat sampai tujuan."

"Tidak, tidak. Kamu duluan, lagian aku mau menjemput anakku dulu disekolah." Terdengar suara Asya yang berucap sedikit gugup.

Ariz yang mendengarnya tertegun. Ia menatap Asya yang tersenyum meyakinkan Fang yin bahwa ia akan baik-baik saja pulangnya.

"Dasar keras kepala." Umpat Fang yin tapi Asya masih mendengarnya.

"Hei! Aku tidak keras kepala! Sudahlah aku pergi duluan." Asya meninggalkan mobil itu dengan menepuk mulutnya beberapa kali.

Bodoh! Kenapa ia malah keceplosan, bagaimana jika selama ini Ariz hanya pura-pura tidak mengenalnya? Tentu saja ia yang akan susah sendiri.

"Dasar wanita itu." Guman Fang yin menatap tubuh Asya yang sudah jauh.
"Oh iya sayang, aku ingin mengatakan sesuatu."

Ariz melirik sekilas kearah Fang yin, dan kembali menatap Asya yang baru saja ia lewati. Dari kaca mobil, wanita itu menaiki sebuah motor yang baru saja berhenti. Siapa laki-laki itu?

"Aku ingin Restoran yang kamu berikan waktu itu, di kelola oleh orang lain. Bukan orang lain sih, maksudku aku ingin salah satu temanku yang mengurusnya. Tidak apa-apa kan?"

"Terserah."

Fang yin sudah memaklumi sikap suaminya yang sering berubah-ubah, kadang cuek, kadang penuh perhatian. Tapi ada yang aneh, kenapa setiap pertemuan dengan Asya suaminya seperti orang lain? Padahal jika temannya yang lain Ariz tidak seperti ini.

Walaupun baru dihitung jari, sangat terlihat bahwa Ariz kurang nyaman dengan Asya. Apakah suaminya tidak menyukai Asya? Seperti keluarganya yang juga tidak menyukai Asya, sampai-sampai ia disuruh menjauh tapi Fang yin menolak.

Asya itu orang baik, buktinya ia dimaafkan begitu saja. Dan dengan gampangnya orang-orang itu mengatakan bahwa Asya jahat.

"Sayang kamu tidak suka Asya?" Celetuk Fang yin membuat Ariz yang mengemudi sedikit oleng.

"Kata siapa?" Ariz melirik sebentar wanita disampingnya.

"Ah tidak, kalau begitu. Kamu mau bantu Asya kan?" Fang yin sedikit lega karena ternyata suaminya tidak membenci Asya.

Senyum tipis tercipta dibibir Ariz kala mendengar kalimat Fang yin selanjutnya.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Setelah menjemput Zhela disekolah, kini keduanya sudah sampai didepan rumah.
"Ayo turun."

Asya membantu Zhela turun dari motor tukang ojek.
"Harusnya Mama jemput aku pakai mobil atau apa kek. Lihat nih, rambut Zhe jadi kusam." Zhela menatap kesal Mamanya.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang