Tap... tap... tap...
Terlihat seorang pria tengah melangkahkan kaki dengan cepat menuju sebuah kamar yang sudah ia segel sejam 1000 tahun lamanya. Raut wajahnya terlihat begitu gelisah dan tidak tenang sama sekali. Sudah lama dia tidak merasakan perasaan ini. Terakhir pria tersebut merasakan kegelisahan seperti ini saat serangan dari Vida ditambah dengan Konoe, Libel, Cura dan Arme datang ke Nerve dan membuat ulah serta penghianatan Reue, Leiden dan Qual yang memutuskan untuk bergabung dengan pasukan Ribellion.
Untuk pertama kalinya setelah 1000 tahun lamanya dia tidak memasuki kamar ini. Kamar orang dulu sangat dia hormati, kamar milik Kuon. Tidak ada yang berbeda antara kamar Kuon dan kamar-kamar lainnya hanya saja kamar itu terlihat berdebu, entah kapan terakhir petugas kebersihan membersihkan kamar itu. Kamar yang selalu diisi dengan keberadaan Kuon, Vega dan Capella yang mereka sangat sering menghabis kan waktu untuk berdiskusi entah apa. Atau hanya sekadar menemani Kuon yang sedang membaca buku dikamar saja.
Pria itu duduk diatas kasur Kuon dan bertanya kepada diri sendiri mengenai rencana yang disiapkan Kuon pada 1000 tahun yang lalu, "Kuon sama, Vega sama, Capella san sebenarnya apa rencanamu? 1000 tahun berlalu aku masih belum bisa memecahkan rencanamu."
Pria itu adalah Misericorde, satu-satunya petinggi Nerve. Hal itu terjadi setelah dia membunuh Ethernea yang berniat untuk menghentikan kutukan Tenshi. Misericorde adalah pria yang sangat menjunjung tinggi peraturan yang telah ditetapkan di Nerve, dia tidak segan untuk memberikan hukuman yang setimpal atau bahkan lebih berat bagi pemberontak dan pelanggar peratuan.
Misericorde memutuskan untuk kembali ke ruangannya setelah beberapa menit menghabiskan waktu dikamar Kuon, berusaha untuk mengetahui apa rencana Kuon sebenarnya. Mustahil jika pergi meninggalkan Nerve hanya karena kebebasan, yah walaupun dirinya juga mengakui kalau dirinya melihat tatapan penuh dengan rasa bosan yang ditampilkan oleh Kuon, Vega yang selalu menampilkan senyum misteriusnya dan Capella yang selalu bersikap dingin kepada orang-orang termasuk kepadanya juga, namun dibalik sikap dingin itu Capella menyimpan berbagai rahasia.
----------Second Choice----------
Saat ini Ethernea, Kuon dan Arme tengah duduk diruang tengah dalam keheningan, tapi tidak lama kemudian Ethernea bertanya kepada Kuon mengenai hal yang sejak tadi mengganjal dipikirannya, "Kuon sama, apakah Misericorde akan mengetahui tentang ramalan itu?"
Arme menatap kearah Ethernea dengan tatapan bingung. Ramalan? Ramalan apa?
"Kau pasti penasaran dengan ramalan yang sedang kami bahas bukan, Arme?" Seperti biasa Kuon bertanya dengan tenang.
"Ah, hai."
Kuon menganggukkan kepalanya sekilas kemudian beranjak untuk mengambil sebuah gulungan diatas rak buku dan memberikannya kepada Arme.
"Bacalah."
Lima orang yang pernah mati, tiga orang yang tidak bisa mati dan enam orang yang tidak terkalahkan akan melakukan sebuah serangan besar-besaran terhadap Ark, terutama kepada Nerve.
Dendam yang sudah tertimbun sejak lama akan segera mereka balaskan. Orang-orang angkuh itu akan segera mendapatkan balasannya. Penderitaan penduduk daratan akan segera berakhir.
Sang Raja akan kembali memimpin, Sang tangan kanan akan kembali menjadi asisten-nya, Sang Tenshi akan kembali menjadi penghuni Kuil Nerve. Sang Penjaga akan kembali menjaga kedamaian yang baru saja mereka raih dibantu dengan Sang Pemberontak dan Sang Penghancur.
Semua penduduk akan hidup dengan kesetaraan yang sama.
Arme menatap tidak percaya apa yang baru saja dia baca. Sebuah ramalan kuno yang sudah ada semenjak 1000 tahun yang lalu, sebuah ramalan yang tidak pernah Misericorde katakan padanya.
"Jika kau berpikiran apakah Misericorde mengetahui tentang ramalan ini atau tidak maka jawabannya adalah tidak. Misericorde sama sekali tidak mengetahui ramalan ini, karena ramalan ini dibuat olehku bersama dengan Vega."
----------Second Choice----------
Misericorde saat ini sedang berada diruang kerjanya mengurus perkerjaannya yang menggunung semenjak serangan terakhir dari Ribellion dibantu dengan Kabane serta penghianatan Reue, Leiden dan Qual semua pekerjaan yang sudah disusun pun seketika berantakan karena ketidakhadiran Qual dan Reue disini.
Walaupun sudah merekrut orang baru untuk mengisi posisi yang kosong tetap saja Misericorde tidak begitu mempercayai mereka untuk mengerjakan beberapa tugas yang biasanya dikerjakan oleh Reue dan Qual.
----------Second Choice----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice || Idolish7 Fanfiction
أدب الهواة[Update setiap Senin dan Jum'at] Bagaimana jika mereka yang mati dalam perang kembali hidup? Dan, mereka kembali diberikan kesempatan untuk merubah nasib. Perang antara UnityOrder dengan Ribellion dan Kokujohyako ternyata dimenangkan oleh UnityOrde...