7. I'll Catch You

7.6K 449 9
                                    

"Lo mau pinter?" Prince mengangguk kencang "Nih!"

Prince mengerjap menatap Keevan yang menyodorkan buku yang baru saja dibacanya.

"Gila! apaan nih?" Prince membolak-balikkan buku itu.

"Baca!" Menurut, Prince mulai membacanya.

"Aduh! penyakit goblog gue kambuh!" Keluh Prince memegangi kepalanya yang mulai berdenyut.

"BAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!" Roni dan Dika tergelak keras, sambil memegangi perut karena cerita lucu Prince barusan.

Prince menatap mereka malas. Menyesal rasanya menceritakan keluh kesahnya pada dua manusia laknat ini. Ia melengos.

Kini mereka tengah berada di rooftop, membolos tentunya. setelah kesal karena usahanya membujuk si snowman selalu gagal. Malah berakhir mempermalukan dirinya sendiri.

"Aduh... Keram perut gue..." Roni mengusapi air matanya, sedang Dika masih berusaha menghentikan tawanya. Cerita Prince yang meminta tolong pada Keevan agar mau megajariya itu benar-benar lucu. Sejak kapan anjing meminta bantuan pada kucing? Ketemu aja gelut mulu.

"Lo sadar ngga si, siapa yang lo mintai tolong?"

"Tau! Si gay tuh musuh lo bego!"

"Ga lo beritau pun gue udah tau!" Prince mendengus kesal.

"Terus?" Roni menatapnya serius. Prince menghela nafas kasar.

"Lagian nih ya, bimble diluar banyak! Mau berapa mahal? Semua ada!" Roni mengangguk setuju. Kalimat ini lagi. Prince tau! Tapi ia hanya ingin Keevan!

Ia sendiri tak tau kenapa.

_***_

Jika dengan sering mendekatinya, Prince tetap tak berhasil. Maka rencana selanjutnya adalah terus mendekatinya. Ia terkekeh jahat.

Kini tempat duduknya pindah tepat disamping Keevan. Bahkan mereka satu meja. Ah kurang apa lagi coba? Prince mempunyai firasat baik jika Keevan akan menerima tawarannya. Kalo ga diterima, yaudah. Prince akan terus mengganggunya.

"Hello boy.." Sapa Prince dengan senyum lebar, mendaratkan bokongnya. Ia mengabaikan Roni yang tak terima harus duduk dengan Rita, si gadis cupu yang tadinya duduk bersama dengan Keevan.

"Hello girl..." balas Keevan menghiraukan dirinya.

"Girl pala lo!" Keevan tetap tak acuh.

Tak tau harus melakukan apa, Prince mencoba berpikir sembari menikmat momen dimana untuk pertama kalinya ia duduk bersama Keevan. Ketika belajar maksudnya. Merasa ada yang aneh, Prince menoleh pada Keevan. Duduk disamping Keevan membuat perasaanya sedikit aneh. Entah apa, tapi Prince merasakan hal itu.

Ia menatap Keevan yang begitu fokus pada penjelasan guru, dan sesekali memberi catatan di bukunya. Pemandangan itu menyita fokus Prince. Rahang tegas, bibir tipis nan pink, hidung mancung. Tanpa sadar Price menyunggingkan senyum. Tuhan benar-benar kreatif dalam memahat setiap wajah hambanya.

Prince menggeleng. Astagaa... kenapa ia malah menikmati wajah tampan Keevan? SADAR PRINCE!! SADAR!! GA MUNGKIN!! GA MUNGKIN GUE KAGUM SAMA PROPORSI WAJAH KEEVAN!! DIA JELEK!! JELEK BANGET!!

Prince menampar pipinya pelan, berharap kesadarannya kembali. Dariipada melamun ga jelas, mending Prince gangguin Keevan. "Bro, lo pinter banget si, dikasih makan apa sama Mama?" Tanya Prince dengan tangan usilnya mencoba mengganggu tangan Keevan yang tengah menulis.

"Gausah SKSD!" (Sok kenal sok dekat) Prince mengelus dada dramatis. Ya ampun kasarnya. Namun Prince tak menyerah. Ia malah mendekat.

"Gue ada penawaran bagus buat lo."

US! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang