Aku keluar dari mobil sedan hitam milik ayahku. Aku berjalan dengan cuek walaupun aku tahu, aku sempat menarik perhatian beberapa murid-murid yang baru saja datang. Masa bodo.
"Pagi pak" sapaku sambil tersenyum ketika melewati Pak Satno, Satpam sekolahku.
"Pagi neng" balas Pak Satno sambil tersenyum kearahku. Aku tersenyum sekilas lalu melangkahkan kakiku menuju kelasku tercinta, XI-IPA-I.
Begitu masuk, aku merasakan sebuah lengan merangkulku. Siapa lagi kalau bukan Bayu?
"Hay, Bek! Kok makin jelek sih?" Sapanya sambil tersenyum jenaka. Aku memutar mata malas.
"Kayak cakep aja, dih" sahutku. Bayu tertawa lalu mencubit pipiku gemas.
"Nggemesin banget sih!" Katanya. Aku hanya tertawa, lalu melepaskan tangannya, "Tumben, dah di sekolah, Beb? Lagi kesambet apaan?" Kataku sambil membenahi tasku.
"Kaya gak tau gue aja, lo Bek! Biasaaa, ngapelin cewek cakep di kelas sebelah"
Ku toyor kepalanya cepat, "Udah berani sekarang? Ngapelin cewe lain?" Tanyaku sambil melipat kedua tanganku di dada. Dia mentoel daguku, "Duh, si eneng. Cemburuan" ujarnya lalu tertawa. Dasar somplak. Kenapa dulu aku bisa suka sama nih anak ya? Mungkin khilaf.
"Woy, yang pacaran! Seneng banget, bikin yang jomblo kayak gue makin ngenes. Kalo mau mesra-mesraan, diluar sono!" Aku menoleh pada Dysti yang tiba-tiba datang kayak jelangkung.
"Dih, iri banget lo! Cari pacar gih, sana!" Kataku sambil mengusirnya dengan tanganku.
"Tau tuh, ganggu gue sama Bebek gue tercintah" Bayu menimpali.
"Iya, iya! Gue ngerti, kok. Makanya, cariin gue pacar dong, Bel, Bay. Sapa tau kalian punya kawan cowo yang cakep gitu" pinta Dysti setengah memohon.
"Iya, iyaa. Ntar gue cariin" jawabku singkat.
"Eh, Bek. Udah jam tujuh lewat dikit nih. Gue balik kelas dulu ya? Ntar siang di kantin tempat biasa. Okay?" Bayu melihat arlojinya lalu pandangannya teralih padaku. Aku menghela nafas, "Okay" jawabku sambil tersenyum. Bayu tersenyum lalu mencium jari telunjuk dan jari tengahnya yang dirapatkan, lalu ia pun menempelkannya ke pipiku.
"Bhay!"
***
Well, kupikir kita belum terlalu kenal. Ya,kan?
Maka dari itu, mari kita mulai perkenalan singkat ini :
Hai, Namaku Arabella. Cukup Arabella. Kalian boleh memanggilku Ara atau Bella.
Umurku 15 tahun lebih 2 bulan.
Aku bersekolah di SMA 018, kelas XI-IPA-I
Pacarku namanya Bayu. Si cowo manis yang juga merupakan anak Basket itu memikat hatiku (elah bahasanya -_-) Empat tahun yang lalu. Namun kami baru pacaran sekitar dua tahun yang lalu, tepatnya saat pesta perpisahan kelas 9. Bayu sekarang berada di kelas XI-IPS-II. Bayu juga anaknya ngocol banget dan slengean. Meskipun begitu, dia perhatian, sabar dan setia lhooo (cuit cuit). Oh ya, kami juga gak seperti pasangan yang lainnya. Kami juga punya panggilan kesayangan. Aku memanggilnya Beb, dan dia memanggilku Bek. Bebek. Ini ide Bayu, karena katanya, Bebeb sudah terlalu mainstream.
Setelah membahas pacar yang agak kurang waras, mari kita bahas sahabatku yang juga rada-rada. Namanya Dysti. Sekelas denganku. Semenjak diputusin pacarnya dua tahun yang lalu, ia jadi menutup hatinya untuk semua cowo. Jadi, dulu itu dia bener-bener nganggep semua cowo itu sama, nggak setia. Dan barulah sekitar dua bulan yang lalu, dia mulai curhat kalau dia merasa kesepian. Yah, sekarang dia ngebet banget pengen punya pacar, apalagi tiap hari ngeliat aku dan Bayu pacaran (ehem).
Kupikir cukup untuk perkenalannya. See ya!
❤
Mulmed : Bayu
Semoga cerita yang ini kagak ngaco :).Dan aku rada bingung kenapa mulmed Bayu gak muncul -_-
Huft
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella
Teen FictionKetika seorang gadis manja harus meninggalkan posisi nyamannya. Copyright © 2015 by Lizz-chan