Warning! Cerita ini mengandung kekerasan verbal dan nonverbal, sexual desire, dan Using dangerous weapons.Shenna Adena
.Tidak bergelimang harta dan tidak juga bahagia. Seorang gadis yang tinggal bersama kakak dan mencoba bertahan hidup dari ayah yang kerap menyiksanya.
"Kak, udah jam 11, kita harus tidur sebelum ayah pulang." Kata Shenna kepada Melissa, kakaknya.
Melissa mengangguk setelahnya gadis cantik itu menghembus napas panjang. "Sampai kapan kita harus begini, Shen?" Tanyanya kemudian.
Shenna lalu menggenggam tangan kakaknya, "Sabar ya kak, kita pokoknya harus cepat keluar dan meninggalkan ayah segera mungkin, cepat atau lambat."
Akhirnya kedua gadis itu tidur, semoga keributan kali ini lebih sedikit dari hari hari sebelumnya.
Sekitar setengah jam, terdengar suara gebrakan pintu dari luar dan teriakan ayahnya, Shenna dan Melissa terbangun karenanya. "Sstt.. jangan bersuara." Bisik Melissa.
Shenna mengangguk paham, ia berusaha menutup mulutnya agar tidak menimbulkan suara.
Setelahnya suara itu menghilang, Shenna dan Melissa lalu duduk ditempat tidurnya, mereka sama-sama terkejut saat suara kaca pecah dan terus berulang-ulang. "Kak, Shenna takut..."
"Gapapa, paling bentar lagi dia terkapar." Melissa mencoba menenangkan adiknya meski dalam hati ia sangat ketakutan.
Benar saja, suara kericuhan itu akhirnya benar-benar hilang. Mereka hanya bisa tetap didalam kamar dan menunggu pria itu pergi esok harinya.
Keesokkannya, Shenna melihat ayahnya keluar apartemen dari jendela balkon. Setelah itu ia beserta kakaknya membersihkan kekacauan yang terjadi di ruang tamu, kaca-kaca hijau berserakan dimana-mana, bau alkoholnya sangat pekat tercium.
"Shen, Bisa keluar beli bahan makanan? Kita harus masak." Ujar kakaknya sembari menyapu lantai.
"Okee, Shenna sekalian mau liat komik keluaran terbaru." Gadis itu berujar senang.
Setelah bersih-bersih Shenna langsung meluncur ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan. Sembari memilih ia kerap melihat-lihat keluar takut ketahuan ayahnya.
Semua keperluan sudah Shenna beli, selanjutnya adalah ke toko buku langganannya untuk meminjam komik.
Gadis itu menjelajahi lemari-lemari yang berdiri dengan sangat rapi, "Eh bukannya bloody bery keluar hari ini? Kok masih belum ada ya?" Ujarnya ketika buku yang ia cari tidak bersua.
"Paman, bloody bery vol.15 nya udah keluar belum?" Tanya Shenna kepada penjaga toko didepan.
Orang itu membelakangi Shenna awalnya sambil membaca manga, ketika mengalihkan diri ke hadapan Shenna, ia jadi terkejut karena orang ini bukan penjaga biasanya.
"Udah abis dipinjam." Jawab orang itu sinis.
"Mana bisa gitu!" Shenna tiba-tiba berseru.
Orang itupun membalas lagi, "Ya bisa lah." Sembari ogah-ogahan.
Melihat ekspresi anak magang itu Shenna jadi ikutan kesal, "Gue udah bertahun-tahun pinjam disini, paman biasanya pasti ninggalin komik itu khusus buat gue, kasi gak sekarang!" Hardiknya.
"Idihh, pede banget, gak ada tuh paman kasi. Lagian ngapain coba beda-bedain peminjam kek gitu, enak banget dong lo bisa pinjam tanpa nunggu." Semakin lama orang ini semakin ngelunjak.
Shenna akhirnya benar-benar marah, ia meninju-ninju udara dengan gemas. Bisa saja ia memukul orang ini sekarang, tapi tidak baik ditonton publik.
"Woi anak magang! Siapa sih nama lo? Gue mau kasi rating buruk ke paman karena udah nge recruit pelayan payah kek Lo!" Teriaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.O.S.E
ActionWarning! 🔞 Rhea, Ola, Shenna, dan Eleanna. Mereka tidak akan balas dendam atas luka yang mereka terima, justru mereka akan bertekad dan memastikan tidak ada perempuan-perempuan setelahnya yang akan mendapat luka yang sama. Lalu bagaimana mereka bis...