9. harus mengungkapkan

584 30 0
                                    

warning

banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')

happy reading.

{>///<}

.
.
.
.
.
.

Di tengah jalan menjemput Azka,

"Mamahhhhh!!" Teriakan Azka, langsung berlari ke arah ku dan memeluk ku kedua paha dengan erat.

"Mama ta-" ucapan Azka terputus saat arah mata ke arah ku, wajah yang tadi cerah dengan senyuman manis kini menurun,

"Mama nangis?" Ucap Azka khawatir,

Mendengar ucapan Azka aku langsung mengelak.

"Enggak enggak mama enggak nangis, tadi cuman kena debu aja" ucap ku yang 100% berbohong.

Azka yang tidak puas dengan jawaban ku membuat wajah cemberut menurun kan bibir kebawah dengan alis dikerutkan.

"Mama boong ya!?"

"Kenapa mama harus berbohong, bener kok tadi cuman kelilipan aja" berpura-pura menghapus debu di mata ku yang berkedok ingin menghapus sisa-sisa air mata, menunjukkan kalo aku bener bener terkena debu.

" Udah ayu kita pulang, hari akan segera malam" mengalihkan topik, menggenggam tangan kecil azka.

Berpamitan ke pada Bu Ani yang telah menjaga Azka, dan langsung balik ke Rumah.

***

Di tengah jalan aku senang mendengar Azka banyak bercerita tentang kisah di sekolah seperti dia bertemu dengan teman baru, bermain bersama dan juga tadi dia menanam.

pohon dekat sekolah nya.

Menceritakan itu semua dengan semangat membuat ku juga ikutan senang membuatku melupakan kejadian yang tadi di kafe.

Tanpa sadar kita pun telah sampai di rumah paling tepat nya sihh kosan.

Di depan gerbang,

"Bibiiiiii!" Berlari ke arah wanita yang udah berusia 50 tahun itu yang sedang melihat bunga bunga di depan halaman.

Menghampiri wanita itu dan langsung di peluk oleh wanita dengan sebutan 'bibi',

"Oh oh pria kecil ini sudah mulai berat ya" menggendong Azka yang tidak seringan dulu.

Aku tinggal di kosan rumah, rumah besar dengan banyak kamar di jadikan tempat penginapan dengan harga yang terjangkau, walaupun ini rumah kosan tapi tenang aja ibu kos disini Sangat baik dan ramah,

dia sudah menganggap orang yang tinggal di dalam rumah ini sebagai anaknya sendiri.

Dan bibi tadi bernama sriyunita, Dia sudah memiliki tiga anak, dua laki laki dan satu perempuan sekarang mereka sedang merantau, ada yang keluar kota dan juga keluar negeri, wahh hebat ya apalah daya ku yang kuliah berhenti perkara harus mengurus satu pria kecil ini.

"Bi turunin aja nanti ibu cape loh" ucapan ku memperingati Bu sri yang udah 50 tahun terlihat dari kerutan di wajah walaupun sudah keriput tapi kecantikan Bu Sri tetap bertahan, dia hanya menurut dan menurun kan Azka.

Ibu ini adalah pemilik kossan disini.

"Bibi tadi Azka nanem pohon gede" melebar kan tangan membuat kesan besar.

"Wahh benarkah?!" kagum Bu Sri.

"Wahh Azka pintar" mencubit pipi Azka gemas.

"Azka masuk ke dalam rumah ya nanti mamah nyusul" Azka hanya mengangguk faham dan menuruti apa kata ku.

my children but, not my child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang