Bagian 14 : The Truth Untold

654 106 6
                                    

Rasya tidak bisa terlelap lagi ketika ia mendapatkan kabar Gema yang menyendiri ditengah malam dengan luka yang membuat Gema kehilangan banyak darah. Saat ini, Gema terpaksa harus dirawat terlebih dahulu untuk mendapatkan tranfusi. Gema sesekali sadar namun kembali tertidur karena badannya sangat lemas dan masih sangat pusing.

Berulang kali semuanya memaksa Rasya untuk bergantian menjaga Gema tapi Rasya selalu menolak. Sahir hanya bisa menghela nafas lelah, ia sudah membujuk Rasya berkali-kali dan yang diinginkan pemuda itu hanyalah berada disamping adiknya. Sahir merasa Rasya dan Gema membutuhkan waktu untuk sendiri. Ia memilih pergi dari kamar Gema dan menemui semua sahabatnya yang ada di rumah utama.

Sahir baru saja menutup pintu dan Ares langsung mendatanginya dengan tatapan khawatir. "Bagaimana Gema?" tanya Ares dengan nafas yang sedikit terengah.

"Belum sadar. Dia sempat bangun tapi tidur lagi. Aku yakin tranfusi sudah cukup membantu. Rasya sudah mengusahakan tranfusi itu datang malam ini juga. Dia bahkan tidak ingin tidur sampai adiknya sadar" jawab Sahir dengan ketenangannya.

"Aku tidak menyadari ada luka itu. Seharusnya sejak awal aku harusnya memeriksanya" sesal Naresh yang akhirnya membuat Harry juga ikut merasakannya. Dari wajah Harry saja sudah bisa terbaca kekecewaan dan penyesalan yang dalam dari hatinya.

"Lalu bagaimana pengobatannya, Kak?" tanya Harry pada Yoga yang masih terdiam. Setelah pertanyaan itu terucap semuanya menatap Yoga dengan tatapan cemas dan bingung.

"Aku perlu menyelidikinya lagi" jawab singkat Yoga yang memang menjadi ciri khas dirinya dalam berbicara. Ares yang tidak bisa menerimanya, Langkahnya begitu besar dan dengan cepat Ares meraih kaos yang digunakan Yoga dan memaksa pemuda itu berdiri.

"Kau bilang dia sudah baik-baik saja, Kak!" kesal Ares yang tidak terima. Ekspektasi Ares untuk kesembuhan Gema sangatlah besar mengingat Ares adalah orang yang paling sering bersama Gema selain Rasya.

"Kau mau aku mengatakan apa disaat seperti ini, Ares?!" balas Yoga dengan tatapan dan wajah dinginnya.

"Apa kalian seperti ini bisa merubah keadaan?!" kata Naresh sambil memisahkan Ares dan Yoga yang sedang dikuasai amarah. "Kita disini sama-sama untuk membantu Gema bukannya mencari kesalahan satu sama lain. Kejadian malam ini bukan untuk membuat kita bertengkar. Artinya masih ada yang salah dari kita untuk Gema dan kita harus cari tau dimana letak kesalahannya. Kita harus perbaiki sama-sama. Kalau memang Gema adalah adik kita, bukan seperti ini cara untuk membantunya!" ucap Naresh dengan wajah serius dan dengan harapan Yoga, Ares, atau semuanya bisa mengerti apa yang dia ucapkan.

Harry membantu Ares untuk duduk agar lebih tenang dan lebih bisa menguasai emosinya. Sahir yang masih berada didekat pintu berjalan mendekat pada Yoga, ia berniat membantu Yoga ke sofa. Tetapi yang terjadi Yoga terus saja berdiri meski Sahir sedikit mendorong bahu Yoga agar duduk dan agar Yoga juga bisa lebih tenang. Sahir sangat tau Yoga lah yang paling menyesal atas kejadian malam ini. Yoga yang lebih tau dan seharusnya mengerti kondisi mental Gema saja tidak bisa membaca isi pikiran Gema apalagi yang lain, pasti itu yang difikirkan Yoga.

"Ada yang ingin kau sampaikan, Yoga?" tanya Sahir dengan suara tenang yang membuat Yoga merasa mendapatkan kepercayaan lagi.

"Gema tidak pernah memiliki kecenderungan menyakiti diri lagi sampai malam ini. Aku yakin Gema mengalami kejadian yang membuat traumanya kembali. Hal seperti ini tidak mungkin terulang jika tidak ada pemicunya" ucap Yoga dengan wajah yang lemas dan suara yang pelan namun masih terdengar penuh keyakinan.

"Aku hanya menemukannya sendirian diayunan. Aku tidak melihat dia memegang ponsel atau mendengarkan apapun melalui earphone. Harry juga sama seperti itu" jawab Naresh.

GEMA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang