Bag 1

1.4K 194 26
                                    

“Huft…” Raja Buana Jagapati menghela napas panjang. Perjalanan menuju rumahnya belum juga separuh ia lewati, tapi tulang-tulang di tubuhnya sudah sangat letih. Entah sampai kapan ia harus berdiri di dalam sebuah bus berbasis sistem transit yang sangat terkenal dan sudah menjamur di kota ini. Salahnya juga memang, yang memilih menggunakan bus ketimbang pakai mobil yang biasa ia gunakan.

Niat hati mau mengurangi polusi udara sekalian menghindari lelah saat berkendara, tapi sepertinya hasilnya sama saja. Badannya tetap sama-sama tersiksa. Apalagi di jam-jam pulang kerja seperti ini. Kondisi bus penuh sesak. Orang-orang yang berdiri seperti Raja karena tak dapat tempat duduk, bersenggolan saat bus berjalan. Jalanan pun macetnya ampun-ampunan.

Raja, begitu biasa orang memanggilnya, mengalihkan pandangan ke arah dua kursi gandeng di depannya. Sisi kursi tepat di samping pria ini, diduduki seorang wanita paruh baya yang sudah terkantuk-kantuk nyaris tertidur. Sepertinya wanita tersebut menjalani hari yang berat. Sama seperti dirinya.

Raja mengalihkan pandangan ke arah sisi kursi yang berada di samping jendela.

Deg!

Tubuh Raja tiba-tiba menegang. Di kursi itu, duduk seorang wanita cantik berpakaian formal dengan setelah jas cokelat dipadukan celana bahan berwarna senada. Rambut yang baru saja ia gerai, berbentuk gelombang dan berwarna kecokelatan. Rambut panjang yang indah dengan poni yang sudah hampir menutupi mata. Wanita itu memiliki tubuh yang ideal. Hidungnya mancung dengan rahang tegas. Wajahnya dari samping saja sudah terlihat tegas tapi cantik. Bagaimana ya, wajah wanita itu jika terlihat dari depan?

Deg!

Jantung Raja semakin berdetak kencang saat tiba-tiba apa yang baru saja ia andai-andai di dalam hati, begitu cepatnya terwujud. Wanita itu menoleh ke arahnya.

Benar dugaan Raja. Wanita itu memiliki paras yang cantik luar biasa. Bulu matanya lentik. Sorot matanya sangat tajam dengan bola mata cokelat yang indah. Bibirnya berbentuk hati dan terlihat seksi.

Bagaimana ada wanita dengan wajah sesempurna itu? Dan… mengapa Raja baru menyadari keberadaan wanita itu? Sudah berapa lama wanita itu duduk di depannya?

Karena terlalu sempurnanya, Raja sampai tak dapat berpaling dari wajah itu.

Ia dan wanita asing itu saling pandang entah sudah berapa lama. Yang pasti, Raja tak dapat mengalihkan pandangan.

Wanita itu mengernyit bingung ke arahnya. Membuat Raja salah tingkah.

Mungkin wanita itu berpikir jika dia adalah pria yang aneh.

Dengan susah payah setengah tak rela, Raja mengalihkan pandangan ke arah lain. Sepertinya melihat jalanan boleh juga.

Srett!

Plak!

Raja terkejut saat tiba-tiba ada yang menarik kaos hitam yang ia kenakan sampai memutar ke arah yang berlawanan dari tempat ia memandang, lalu sebuah tamparan mendarat di pipinya. Ia menatap heran sekaligus terkejut seorang wanita memakai dress orange yang sudah berdiri di depannya dengan wajah murka.

Ada apa?

Kenapa wanita itu melihatnya murka?

“Jangan kurang ajar ya, Mas!”

Raja mengerjap saat mendapat teguran keras seperti itu.

Kurang ajar?

Perasaan dia tidak pernah kurang ajar pada wanita di depannya ini. Apakah wanita ini adalah teman wanita asing yang sempat membuatnya terpesona?

Tapi kan dia tidak melakukan apa pun. Apakah hanya memandang saja tidak boleh?

“Saya… kenapa, Mbak?”

Pengacara Cantik Pencuri Hatiku ( HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang