EPILOG

545 38 0
                                    

Haru dan Daisuke tengah berjalan santai dipinggir pantai. Sendal yang mereka pakai dijinjing di tangan mereka, satu tangan yang lain saling bertaut dengan erat. Daisuke berhenti lalu melihat kearah matahari yang mulai terbenam, Haru memeluknya dari belakang lalu menyamankan kepalanya di bahu sang istri.

"Tak terasa pernikahan kita sudah sangat lama, Suijin dan Ai sudah mulai masuk universitas Ryou dan Zou sudah bersama dengan pasangannya masing - masing dan tersisa kita." Daisuke mengusap tangan Haru yang memeluknya lalu menyandarkan  kepalanya kepada kepala Haru.

"Kau sudah berusaha menjadi ibu yang baik." Sambil mencium pipi Daisuke.

"Rumah terasa sepi." Daisuke menatap matahari terbenam sendu.

"Mereka datang satu minggu sekali apa masih kurang?." Haru mengajak Daisuke duduk. Daisuke duduk diantara kaki Haru dengan Haru yang masih memeluknya.

"Biasanya setiap hari selalu ramai."

"Masih ada aku yang membuat ramai rumah, mereka sudah memiliki pasangan masing - masing sayang. Bukankah kita juga sama ketika menikah waktu itu? Kita meninggalkan rumah orang tau kita bukan?."

Daisuke mengangguk pelan, ia bersandar pada dada Haru kemudian mengangkat tangan yang tersemat cincin pernikahannya. "Tanganku sudah mulai keriput."

Haru memegang tangan Daisuke lalu menciumnya. "Kau masih tetap cantik sayang."

"Benarkah?."

"Kau selalu yang tercantik." Ucap Haru meyakinkan.

"Terimakasih."

"Biasanya kau tidak ingin disebut cantik, kenapa sekarang kau menerimanya dengan besar hati hm?. "

"Memangnya aku tidak cantik."

Haru menggeleng kuat. "Kau adalah mahkluk tercantik, termanis, ter imut dan terseksi sayang."

Daisuke tertawa ringan, ia mengusap tangan Haru lalu mencium pipinya singkat. "Aku lebih suka disebut cantik apalagi jika yang kau mengatakannya."

"Ohoo begitukah? Kenapa dulu kau sangat bersikukuh bahwa kau tampan hm?."

"Itu dulu."

"Lalu sekarang?."

"Apapun yang kau katakan aku tidak masalah mau cantik atau tampan jika kau yang mengatakannya aku akan diam saja."

"Istriku sangat romantis."

Daisuke tersenyum. "Suamiku juga."


"Ya ampun ternyata kalian disini sudah lelah aku mencari kalian kemana - mana." Haru dan Daisuke yang sedang berpelukan menengok kearah suara.

"Wahh Daisuke lihatlah putra sulung kita, dia terlihat lucu ketika menggendong bocah ditangannya."

"Papa..."

"Ya ya ini Papamu ada apa?."

"Acaranya sudah mau mulai kenapa kalian masih disini? Kalian yang menyewa pulau dan membuat pesta tapi kalian malah bermesraan diluar sini."

Haru dan Daisuke saling bertatapan lalu tertawa, mereka bangkit berdiri lalu merangkul putra sulungnya tersebut.

"Lihatlah wajah cucuku ini kenapa kau lebih mirip ibumu dari pada papamu hm? Ya tapi tidak apa - apa mamamu itu cantik sedangkan papamu itu harus diragukan."

"Papa aku produk buatan mu jika kau bilang aku meragukan berarti kau juga meragukan." Ryou cemberut saat ia selalu dibandingkan dengan anaknya tersebut.

Daisuke terkekeh pelan lalu menggendong cucunya tersebut. "Kau bersamaku saja ya."


Setelah sampai di villa mereka disambut oleh seluruh keluarga yang hadir di sana. Daisuke memberikan cucunya pada Aizen lalu menghampiri Haru yang tengah mengobrol dengan orang tua mereka.

Yoko dan Suzue sudah memiliki anak yang imut - imut. Setelah selalu diledek tidak memiliki pacar mereka dengan mengejutkan membawa masing - masing pacar lalu mengenalkan nya pada keluarga mereka secara bersamaan. Tak lama mereka langsung menggelar pesta pernikahan secara bersamaan keinginan mereka berdua.

Kedua orang tua mereka masih terlihat segar walaupun usia sudah tidak muda. Rambut yang awalnya hitam sudah mulai memutih. Kulit yang dulunya kencang mulai mengendur meskipun tidak menghilangkan ketampanan dan kecantikan mereka.

Haru merangkul Daisuke lalu mencium pelipisnya dalam mencurahkan perasaan cintanya pada sang istri.

"Mari hidup seperti ini selamanya."

"Tentu."

"I love you, you're mine."

"Me too, i love you my husband."

Dan cerita hari itu ditutup dengan ciuman hangat keduanya. Mencurahkan perasaan mereka yang membuncah. Hari - hari berat yang mereka lewati menjadi saksi bisu bagaimana cinta mereka terus melekat pada diri masing - masing.

Haru yang amnesia merasa beruntung karena orang yang dulu sudah ia klaim masih sabar menunggu sampai akhirnya mereka sampai di tahap hanya tinggal menunggu hari tua bersama. Untuk Daisuke sendiri ini merupakan akhirnya manis untuknya yang sudah menunggu sangat lama sang pujaan hati.

Awal yang pahit berujung pada akhir yang manis, saat ini yang ia butuhkan hanya Haru tidak yang lain. Sebegitu cintanya ia pada Haru dan begitupun dengan Haru tidak ada yang lain selain Daisuke.






「END

Hello akhirnya kita sampai di epilog. I'm so sorry because it makes you wait a long time. Sekarang saya sudah masuk kuliah jadi jadwal sedikit padat. Untuk next book ditunggu ya. Jangan bosen sama cerita yang saya buat. Semoga semua book yang saya buat bisa mengisi waktu luang anda sekalian.

Thnk you for everything All. I love you💓💓

Him is mine [Harudai][END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang