Karakter milik diri mereka sendiri dan Tuhan
Cerita punya kejupanggang
Tidak ada keuntungan komersil dalam pembuatan fanfiksi kecuali kepuasan batin
Jika ada yang dirasa memplagiasi cerita ini nanti, bisa bilang saya, bakal saya tampol online wkkw.
.
Temui aku jam delapan nanti. Di tempat biasa.
Kun melirik sekilas layar ponselnya yang menyala. Hanya sekilas, tapi ia sudah menangkap isi pesannya. Kun kembali memakan keripik kentang dan bercakap ria dengan Taeyong. Membiarkan pesan itu tak terbalas.
xxxxxx
"Kenapa kau tak membalas pesan?"
Pintu ditutup seraya Kun masuk ke dalam kamar. Dengan santai menggantung tas dan jaketnya di belakang pintu. Kun segera membuka kancing kemeja atasnya, mendekati Johnny dan duduk di pangkuan lelaki itu. Tangannya segera menjelajah kemeja Johnny dan perlahan melepas kancing kemeja, memperlihatkan dada bidang Johnny yang menawan.
"Itu tidak penting, bukan? Kau selalu tahu kalau aku akan datang," Kun mendesis ketika merasakan tangan Johnny juga mulai ikut menjamahnya. Kun makin mendekat, merapatkan diri dan tersenyum puas ketika kancing kemeja Johnny lepas sepenuhnya.
"Sepertinya suasana hatimu sedang tidak baik, hm?" Kun terkekeh sembari menciumi bahu Johnny. Kun mendadak mendesah saat merasakan Johnny mencubit putingnya.
"Bukan urusanmu," Johnny menyeringai senang, ia menggigit ringan telinga Kun untuk mendapatkan reaksi lebih. "Kau harusnya ingat perjanjian nomor tujuh, bukan? Jangan ikut campur urusan satu sama lain."
"Aku hanya basa-basi—sialan! Berhenti menggoda telingaku!" ujar Kun kesal. Ia berusaha keras untuk menjauh ketika tangan Johnny tetap mengungkungnya.
"Kenapa? Sudah mau ke main course?" tanya Johnny setengah bercanda.
"Ya, lebih cepat lebih baik."
Johnny mulai merenggangkan pelukannya. "Buru-buru sekali, memang apa yang mau kaulakukan?"
Kini, Kun menyeringai senang. "Ingat, perjanjian nomor tujuh," senyuman Kun makin lebar saat wajah Johnny menekuk. "Jangan ikut campur urusan satu sama lain."
"Aku hanya bertanya, oke?" kilah Johnny.
"Terserah," jawab Kun sembari memutar bola matanya. "Jadi, apa kita akan melakukannya sambil duduk? Jujur saja, aku terlalu banyak duduk hari ini."
Johnny tersenyum tipis dan menggendong Kun, beranjak dari sofa. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Johnny mencuri ciuman di bibir Kun.
Tentu saja Kun membalasnya balik.
xxxxxx
Kun tak akan pernah paham bagaimana semesta berjalan. Ia sendiri tidak mengerti kenapa bisa sampai di titik ini. Siapa yang tahu bahwa niat isengnya yang sekadar main ke bar karena pusing soal pekerjaan berujung bertemu Johnny dan jadi fwbnya selama setengah tahun.
Setengah tahun ... kalau dipikir-pikir lama sekali. Kun bahkan tidak pernah memikirkan untuk punya fwb. Dia hanya ingin menghilangkan stresnya yang menumpuk dan secara mendadak bertemu dengan Johnny yang sama stresnya. Saat itu, pembicaraan mereka lancar bukan main, Kun jadi punya teman sepenanggungan saat itu.
Terus, entah kenapa jadi kebablasan.
Lucunya, ia menyukai apa yang mereka lakukan. Johnny juga sama. Sehingga mereka membuat peraturan agar lebih terbuka perihal yang disuka dan sebaliknya.
Juga ... agar mereka sama-sama tidak saling menyimpan rasa.
Untuk figur Johnny, Kun yakin akan mudah bagi siapa pun untuk mencintai lelaki itu. Dia punya karisma tersendiri yang mampu menarik orang lain untuk menyukainya. Jujur, Kun sendiri takut dengan pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits
FanfictionKun tak akan pernah paham bagaimana semesta berjalan. Ia sendiri tidak mengerti kenapa bisa sampai di titik ini. Siapa yang tahu bahwa niat isengnya yang sekadar main ke bar karena pusing soal pekerjaan berujung bertemu Johnny dan jadi fwbnya selama...