Alunan musik yang dimainkan oleh seorang disk-jockey yang berada di atas panggung sukses membuat mayoritas pengunjung klub malam turun ke lantai dansa. Semuanya membaur, menjadi satu kesatuan ketika puluhan pasang kaki itu menginjak lantai yang berbahan kaca.
Dentuman suara musik yang semakin malam pun menjadi semakin keras. Puluhan botol minuman beralkohol pun semakin banyak dibuka, seiring dengan semakin banyaknya tamu yang hadir. Banyak tamu yang masih ada di bawah kesadarannya, tetapi banyak juga tamu yang perlahan mulai kehilangan kesadarannya.
Seperti seorang gadis berusia dua puluh tahun, yang sedari tadi sudah turun ke lantai dansa dengan tubuh yang setengah sadar.
"Men are starring at you, young lady."
Gadis itu menoleh, ketika merasakan bisikan di telinganya. "Oh, hey."
"Pria dengan mata keranjang mereka tidak bisa mengalihkan tatapan mereka darimu." ucap sang pria.
Gadis itu berdecih, "Lalu salahku karena menggunakan pakaian yang minim? Wanita berhak menggunakan pakaian apa pun, dan para lelaki yang seharusnya menjaga mata keranjang dan otak selangkangan mereka."
"Anyway, how could you get inside? You're only what? 18?"
"I'm fucking 20!" balas gadis itu dengan kesal, "Lagi pula kenapa larangan untuk orang masuk ke klub malam harus minimal 21 tahun? Di negaraku umur 18 sudah bisa!"
"Then go back to your country." balas pria itu, "No one asked you to be here."
"Get the fuck off." ujar gadis itu sembari mendorong tubuh si pria, "Kamu menggangguku!"
Pria itu tertawa, "Enjoy your night, Abby."
Gadis yang baru saja dipanggil Abby itu mendengkus, walau setelahnya tetap melanjutkan dansanya di atas lantai dansa. Ketika Abby sedang menikmati alunan musik yang semakin lama temponya semakin cepat, belasan orang pun yang baru saja bergabung bersamanya di lantai dansa membuat tubuh Abby sedikit terpepet oleh tubuh yang lainnya.
Abby yang mulai risih mencoba untuk menjauh dari tubuh-tubuh orang yang berada di belakangnya. Tindakan Abby berhasil, gadis itu berhasil menjauhi kerumunan orang walau dia masih tetap berada di lantai dansa. Hingga di saat Abby kembali melekukan tubuhnya untuk mengiringi alunan musik yang dimainkan, Abby merasakan lengan seseorang melingkari pinggangnya.
"You looks so young. I wonder how could you get in here?"
Abby sebisa Mungkin menjauhkan kepalanya dari kepala pria berusia lebih puluhan tahun darinya itu. Kedua tangan Abby juga mencoba untuk melepaskan rengkuhan tangan pria itu dari pinggangnya.
"Young woman?" tanya si pria itu kembali dengan tangan yang mulai mengelus pinggang Abby.
"Get away from me!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing with Our Hands Tied
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...