29. Alibi

191 34 3
                                    

Makasih semua yang sudah mau meluangkan waktu baca cerita aku yah, aku harap kalian juga ikutan voted dan tunggu part2 selanjutnya, supaya rame dan ada penerbit yang lewat hehe. Intinya doain yah guys.

jangan lupa follow Ig aku @acha.nuralbi kalau DM aku follback oke.

*****

Sea berjalan gontai saat pikirannya terus saja berisi momen malam tadi, kenapa dia bisa melakukan itu? bagaimana reaksi Nukha nantinya? dan apa yang harus ia jelaskan? Ia menenteng tas nya dengan Lesu, ingin rasanya hari ini ia tidak berangkat kerja.

Kemudian sebuah tepukan berhasil mengejutkannya, "lemes amat pagi-pagi." Fitria berkomentar.

Sea tidak merespon.

"Semalem Lo kemana?"

Pertanyaan itu berhasil membuat pupil matanya melebar, ia takut semua orang mendengarnya. Padahal Fitria tidak mengatakan hal yang berbahaya, tapi rasanya itu begitu sensitif bagi Sea saat ini.

"Bukan urusan Lo."

"Lo harusnya terimakasih sama gue, kemarin Lucas telpon dan gue bilang Lo ada nginep di rumah gue karena urusan. Puas?"

Sea memeluk Fitria tanda terimakasih,"thank you. Gue berhutang sama Lo. "

"Kalo gitu hutang Lo dibayar sama Lo cerita!" tegas Fitria.

"Fit," ucap Sea ragu.

"Apa?"

"Tapi Lo jangan pikir yang aneh-aneh ya, gue cuman nanya."

"Iya, apa?"

"Kalo misalnya gue cium cowok lain, itu sama aja selingkuh gak?"

Mendengar itu, Fitria langsung naik pitam. Bagaimana bisa otaknya tidak berfikir yang aneh-aneh sekarang, sementara pertanyaan Sea barusan membuat ia negative thinking.

"Kalo Lo gak nafas, itu sama aja mati gak?" Fitria membalikan pertanyaan Sea dengan kesal.

"Sa..sama aja."

"Lo udah jawab sendiri barusan."

Sea menghela nafas gusar.

"Eh tapi tergantung, Lo nyium, dicium, atau.... ciuman!"

"Ssssttt." Sea membekap mulut Fitria karena nada bicaranya yang meninggi.

"Jawab!"

"Ah udah lah, lupain!" ucap Sea meninggalkan Fitria dengan masih banyak tanda tanya.

"Sea, Lo cium Pak Nukha?" bisik Fitria mengejar langkah Sea.

"Nggak!"

"Berarti iya," tebak Fitria.

"Sotoy Lo."

"Karena biasanya seorang Sea akan menjawab pertanyaan yang menurutnya benar."

"Nggak!"

"Sea!" sapa Nukha dari belakang, seketika wajah keduanya panik sambil berbalik bersamaan

"Pak Nukha sejak kapan disini?" tanya Fitria.

"Baru aja, kenapa?"

"Ng..nggak," jawab Sea.

"Kalian kenapa panik banget, kayak yang abis ngomongin saya."

Tidak ada jawaban dari keduanya, karena memang tuduhan Nukha benar adanya.

"Oh iya, Sea tadi malem gu__" Sea langsung membekap mulut Nukha agar pria itu tidak melanjutkan ucapannya di depan Fitria.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang