Cast: Yuki Kato
Stefan William
EtcSebuah pernikahan tanpa cinta apakah akan bertahan lama?
Sebuah kisah yang di mulai karena perjodohan akankah tumbuh benih cinta?
Atau sebuah kisah yang di dalamnya bukan hanya dirimu dan dia saja, melainkan ada orang lain pula.
Bagaimana jika kamu harus memilih, antara membahagian dirimu sendiri atau membahagiakan orang yang kamu cintai walaupun ia tak mencintaimu...
***
Di kediaman keluarga William, terlihat seorang gadis sedang repot memasakan sarapan pagi untuk sang suami.Ia adalah Yuki Mikeyla Kato, istri dari seorang Stefan William. Pengusaha sukses di Indonesia. Mereka sudah menikah hampir satu tahun. Dan hampir satu tahun juga Stefan sang suami selalu mengacuhkan Yuki.
Jika dilihat dari luar keluarga ini akan terlihat harmonis, tidak ada pertengkaran sama sekali. Namun jika kalian melihatnya lebih dalam, akan terlihat jelas apa yang terjadi di keluarga ini.
Sebenernya Stefan tidaklah mencintai Yuki, ia hanya mau menikahi Yuki karna paksaan kedua orang tua nya. Malah dulu Stefan hampir menikah dengan wanita idamanya. Namun rencana nya gagal tatkala sang Ayah tidak memberikan restu.
Hingga Stefan melimpahkan kekesalanya terhadap Yuki. Baginya Yuki adalah orang yang harus di salahkan atas semua gagalnya rencana pernikahan Stefan dengan mantan kekasihnya.
***Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi namun Stefan belum juga turun dari kamarnya. Yuki pun berinisiatif untuk membangunkan Stefan.
Yuki pun lantas berjalan ke kamar Stefan, dan mengetuk pintunya secara perlahan.
"Tok... tok... Stef... bangun". Ucap Yuki. Namun tidak ada respon, Yuki pun memberanikan diri membuka pintu kamar Stefan.
Dan apakah yang ia lihat adalah pemandangan yang sangat membuatnya sakit, bukan hanya sakit mata namun juga sakit hatinya.
Ia melihat Stefan tengah tertidur dengan seorang gadis, dengan Stefan memeluk tubuh gadis itu mesra.
Yuki hanya bisa diam melihat semua itu, ingin rasanya ia berteriak, marah, memaki. Namun ia hanya seorang istri. Istri yang menurut Stefan tidak ada gunanya.
Lama ia menyaksikan semua itu, Yuki pun lantas keluar dari kamar Stefan dan menutup pintunya dengan perlahan. Ia berlari ke kamarnya dan menangis terduduk dilantai sambil tangannya ia gigit agar suara tanggisnya tidak pecah.
Ya memang semenjak mereka menikah, Stefan tidak pernah mau satu kamar dengan Yuki. Kamar Yuki terletak di seberang kamar Stefan. Dan Stefan pun tidak akan mengizinkan Yuki untuk tidur di kamarnya, ia hanya memperbolehkan gadis-gadisnya masuk ke kamarnya.
"Hiks... hikss... sakit Stef.. sakit...". Seru Yuki bergetar
"Kalau emang kamu nggak mencintai aku dari awal, kenapa kamu harus nikahin aku. Kamu bukan hanya selalu nyakitin aku secara fisik tapi juga batin aku." Ucap Yuki memeluk kakinya sendiri.
Tangisnya kian meledak kala ia mendengar Stefan yang tertawa kencang.
"Bahkan kamu nggak pernah ketawa seperti itu untuk ku." Ucap Yuki.
Lama Yuki meratapi nasibnya, ia pun akhirnya menata busana dan menenangkan fikirannya.
Ia lantas membuka pintu kamarnya, dan mendapati Stefan tengah berciuman mesra dengan wanita yang tadi tidur bersamanya. Yuki hanya bisa menarik napas dan memalingkan wajahnya sebelum air mata mengalir kembali.
"Ekhmmm." Yuki berdehem, dan itu sukses membuat Stefan maupun gadis tadi berhenti dari aktifitas mereka.
"Stef.. aku mau kekantor. Makanan sudah aku siapin. Dan mungkin aku akan pulang larut malam." Ucap Yuki berpamitan kepada Stefan dan mengambil tasnya yang berada di atas kursi makan.
Stefan hanya diam saja, sambil memindai pakaian Yuki dari atas sampai bawah. "Nggak pulang juga gue nggak masalah." Seru Stefan setelah Yuki berjalan beberapa meter. Ia lantas menghentikan langkahnya, kaget akan perkataan yang Stefan lontarkan, namun setelah beberapa detik Yuki pun berjalan kembali, sambil menahan air mata yang sudah membasahi pipinya.
***Setelah kepergian Yuki, Stefan lantas memakai dasi dan jas nya untuk pergi ke kantor.
Gadis yang tadi tidur dengan Stefan pun terus membuntuti Stefan. "Stef.. aku bosan, gimana kalo kita pergi aja. Kaya jalan-jalan gitu." Ucap gadis itu sambil duduk di atas kursi kerja Stefan.
Stefan hanya meliriknya sebentar lantas kembali memakai dasinya. Wanita itu pun sepertinya geram dengan tingkah Stefan. "Stef.. kalo aku lagi ngomong tuh ya di jawab donk." Ucap wanita tadi memeluk pinggang Stefan dari belakang.
"Apa sih Ariel? Aku tuh harus kekantor." Ucap Stefan membalas ucapan wanita tadi yang ternyata bernama Ariel.
"Kamu kenapa sih Stef. Kamu tuh kalo ada Yuki nggak cuek sama aku. Tapi kenapa kalo nggak ada Yuki, kamu seakan-akan mengacuhkan aku." Ucap Ariel.
Stefan hanya diam, ya memang ia melakukan itu hanya untuk membalas kan rasa sakit hatinya kepada Yuki.
"Udahlah Riel, aku lagi nggak mau bahas wanita itu." Ucap Stefan pergi begitu saja.
Ariel yang kesal pun hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya di atas lantai. Ia pu memilih untuk pergi dari rumah Stefan.