❗ DISCLAIMER ❗
•bxb. boyxboy (hyuckren/dongren)
•mature content🔞
•short story
•h word
•typos
•5502 wordholaaa~
selamat menikmati ˃͈ દ ˂͈Derap langkah sepatu yang bertemu langsung dengan lantai terdengar begitu teratur, suara langkah kaki itu bergema memenuhi ruangan, tidak ada suara lain dari sekian banyaknya aktivitas yang dapat menyamarkan suara sepatu itu, seolah bunyi itu bagaikan sebuah lonceng tentang hal sakral yang harus mereka hormati, semua orang yang mengisi ruangan tersebut terdiam dan tertunduk patuh terhadap pemilik sang langkah kaki.
Pria yang baru saja memasuki ruangan hanya melihat tanpa minat terhadap orang-orang yang menunduk terhadapnya, tidak ada sapaan bahkan senyuman, kepalanya terus ia angkat angkuh melewati orang-orang di sekelilingnya.
Kaki jenjang terlihat memasuki sebuah ruang persegi sebagai alat transportasi modern masa kini, pria itu terlihat menekan beberapa tombol sebelum suara terbukanya pintu terdengar, tanda bahwa ia telah sampai pada tujuannya.
Tidak membutuhkan waktu lama, suara alas sepatu seharga puluhan juta rupiah itu telah memasuki sebuah ruangan yang entah sudah berapa bulan tak pernah ia kunjungi. Keadaan ruangan itu masih tertata dengan sangat rapih, ia hembusan nafasnya malas sebelum menduduki kursi kebesarannya, hari ini mood nya sedikit buruk karena dipaksa untuk menginjakkan kaki ke ruangan yang sekarang ini ia tempati.
Baru saja ia ingin membuka beberapa dokumen menyebalkan didepannya, suara pintu terbuka kembali terdengar, ia tidak melihat kearah pintu karena ia sudah sangat tau siapa satu-satunya orang yang bisa keluar masuk kedalam ruangannya, tidak lain dan tidak bukan adalah, Reynald Pradipta. Papanya sendiri.
"Akhirnya kamu beneran datang son." Ucap pria paruh baya yang berjalan mendekat kearah Renjana.
"Memang aku punya pilihan? Ngga kan." Balas Renjana malas.
"Iya sih, ternyata kamu masih sayang sama semua fasilitas kamu yah." Ujar Reynald mengundang jelingan lelah dari Renjana.
"Papa aja yang kekanakan ngancem nya, lagipula aku masih waras untuk ngga mau jadi gembel, masih mau hidup enak." Ujar Renjana sambil sesekali membaca asal dokumen didepannya.
"Walaupun gitu kamu bisa tunduk dengan ancaman kekanakan papa kan?"
"Ck. Terserah papa, mending sekarang papa kembali kerja, jangan gangguin aku tenang aja aku ngga bakalan kabur." Renjana mengibaskan tangannya menyuruh papanya keluar daripada mengganggu pekerjaannya.
"Apa jaminan kalau kamu ngga bakal kabur dari kerjaan kamu?" Tanya Reynald.
"Aku mau kasi makan istri ku apa kalau ngga kerja? Memang nya papa mau kasi aku uang secara percuma kah?" Ujar Renjana setelahnya berdecak malas, entah kenapa kalimat itu tiba-tiba muncul, tapi percayalah kalimat itu tidak ia ucapkan secara asal, membuat Reynald tersenyum samar sebelum pamit untuk keluar.
"Ngga lah, enak aja kamu. Sekarang kamu itu sudah jadi suami orang, dan udah punya tanggung jawab terhadap istri mu."
"Yaudah kalau gitu harap banget bapak Reynald yang terhormat untuk tidak menganggu pekerjaan saya." Balas Renjana tersenyum paksa.
"Oke oke papa keluar. Papa harap kamu bertanggung jawab dengan ucapan mu sendiri." Setelahnya pintu tertutup rapat membuat punggung Reynald hilang dari pandangan Renjana.
Sekarang Renjana hanya ditemani dengan tumpukan kertas yang membuat kepala pusing, ia hembuskan nafas lelah untuk yang kesekian kalinya. Saatnya ia harus bekerja dengan serius, salahkan saja papanya dan mama nya itu yang lagi-lagi mengancamnya dengan menarik semua fasilitas nya mulai sekarang, dalam artian ia disuruh untuk bekerja agar menghasilkan uang, kedua orangtuanya itu sudah tidak ingin membiayai hidupnya seperti yang dulu dulu dengan alasan karena sekarang ini ia sudah memperistri seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙃𝙍 [𝙝𝙮𝙪𝙘𝙠𝙧𝙚𝙣] ✓
FanfictionIni hanya kisah dari dua manusia berengsek di dunia yang banyak mau. disclaimer: -bxb.boyxboy. -homophobic? please go away. -use lokal name. -mature content. -typos. -this is purely from my imagination, jadi jangan di plagiat. -ini fiksi. don't brin...