Komennya masih gak bisa sampe 100..
Huhu syedih. Padahal cuma minta komen, enggak suruh beli buku...
Kalau gini terus, diwattpad akan kutunda updatenya.
------------------------------------------------
Tidak ada yang salah dalam sebuah keputusan. Hanya saja terkadang ekspektasi yang sulit dikendalikan.
Mengikuti langkah Dante masuk ke dalam apartemennya, Fla dan juga Natta sama-sama putar otak memikirkan hal apa yang harus mereka lakukan kedepannya atas keputusan sepihak dari hasil makan malam tadi. Terlebih lagi, Fla sangat tidak menyangka bila ayahnya akan menyangkut pautkan wanita itu dengan dirinya. Sungguh sangat tidak tertebak jalan pikiran ayah dan ibunya.
"Terus gimana dong? Gila-gila. Kok jadi gue yang keperangkap gini."
Fla mulai mengeluh, kemudian dia buru-buru merebahkan dirinya di atas sofa bed dalam ruangan tamu apartemen mewah milik Dante. Tubuhnya mendadak lelah, karena kini otaknya terasa diperas untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas kedatangan wanita setan itu dalam kehidupan mereka.
Tidak ada yang merespon, arah pandangan Fla mulai mengikuti gerak gerik Dante. Sedikitpun ia tidak melihat kebingungan yang tergambar di wajah kakak laki-lakinya itu. Seolah tidak ada ancaman apapun atas kejadian makan malam tadi.
"Bisa-bisanya dia sesantai itu," gumam Fla. Perlahan mengalihkan tatapannya, tak jauh darinya, sedang duduk di salah satu single sofa, Fla melihat ekspresi Natta tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Selain memiliki drama sendiri mengenai kisah masa lalunya yang sampai kini tidak kunjung dapat diselesaikan, kini kondisi makan malam tadi seolah menambah beban pikiran Natta.
Menyunggingkan senyum, Fla sadar mengapa Natta begitu khawatir sekalipun kehadiran wanita setan itu belum menunjukkan tanda-tanda kekacauan. Karena dalam pikiran Natta kali ini tidak hanya ada satu wanita masa lalu yang mengusik masa depannya, tetapi juga ada 4 wanita yang saling terkait satu sama lain.
"Hei ... hei. Jadi gimana nih? Gue enggak mau ah jadi guru tuh wanita setan. Kalian pada lihat enggak sih tadi. Gila ... gila tuh mata. Ngelirik gue kayak minta dicolok. Ngeselin banget sumpah."
"Kamu memang ada masalah apa sama dia waktu di Italy?" respon Natta. Tubuhnya bersandar pada sofa sambil bersidekap. Tatapannya jelas tertuju ke arah Fla yang masih berbaring lelah di atas sofa bed di dekatnya.
"Enggak ada masalah apa-apa. Kamu enggak percaya?"
Dengan gemas, Fla mengubah posisinya. Dia sudah tidak berbaring lagi, namun duduk tegap di atas sofa sambil menatap wajah Natta tajam. Sejujurnya dia tidak suka atas pertanyaan tersebut. Seolah-olah kondisi saat ini terjadi karena ulahnya ketika di Italia sebulan lalu. Padahal tidak sedikitpun. Walau Fla kenal siapa sosok wanita setan itu, namun ia tidak sedikitpun dekat dengan Valentina. Dan kemungkinan besar tidak ingin dekat.
"Bukan enggak percaya. Cuma aneh aja, sampai kamu segala yang diminta untuk ngajarin dia."
"Makanya itu. Kira-kira kenapa, ya?" tanya Fla semakin penasaran. Dia sengaja menanti respon Dante, yang kini bergabung dengan mereka duduk di atas sofa sambil membawa segelas miuman di tangannya.
Merasakan ditatap oleh kedua orang ini, Fla dan Natta, Dante menyadari bila keduanya menunggu jawaban dari dirinya.
"Kalian nungguin jawaban dari gue?"
"Ye, pikir aja kali! Dari tadi ke mana aja!"
Meneguk minumannya sedikit, Dante meletakkan gelas tersebut di atas meja kaca. Ekspresinya menimang-nimang kemungkinan terbesarnya, namun sejak tadi entah mengapa pikirannya menyangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...