Persiapan untuk pernikahan Jacob Kowalski dan Queenie Goldstein pun mendekati akhir dan siap untuk dilaksanakan. Beberapa orang dan staf membantu dalam membuatkan kartu undangan, jenis-jenis makanan dan minuman yang akan disediakan saat pesta, hingga pakaian pernikahan keduanya. Walaupun dilaksanakan di toko roti Jacob yang belum lama berdiri, bagi keduanya, selama melangsungkan pernikahan, mereka akan siap melakukannya dimana saja.
"Sayang, kau sudah menyiapkan semua kartu undangan yang hendak dikirim?"
Jacob melongok dari posisinya memanggang roti, dan baru saja meraih satu nampan yang berisikan roti panas.
"Ng, Albert sudah menyiapkannya," Queenie mengikuti arah gerakan dagu yang dilakukan oleh Jacob seraya menjawab pertanyaan kekasihnya itu. "Di atas meja yang disana."
Queenie mengangguk seraya tersenyum dan berjalan menuju meja yang dimaksud oleh Jacob. Disana ada sebuah kardus yang berisikan beberapa kartu undangan yang telah tersusun rapih dengan desain dan lipatan yang indah juga. Queenie mengerjap sebelum tersenyum.
"Syukurlah kalian berdua bisa datang bersama."
Queenie tersenyum mendapati dua buah kartu undangan dengan nama yang berbeda namun bersandingan, Albus Dumbledore dan Gellert Grindelwald.
Albus yang sedang bersiap-siap di kamarnya sendiri untuk pergi mengajar ke Hogwarts pun menoleh mendengar langkah kaki dan suara nyaring adik perempuannya, Ariana.
"Albus, kartu undangan pernikahannya sudah datang!"
"Terima kasih, Ariana."
Ariana mengulurkan sebuah kartu undangan dengan pita merah sebagai penutup dan perekat kartu miliknya. Albus menaikkan alis mendapati warna pita itu, yang berbeda dengan yang dipegang oleh Ariana.
"Warna pitanya berbeda?"
Albus mendongak untuk menatap adiknya yang memandang kartu undangan miliknya sendiri.
"Ah, ng, kelihatannya ini ide Ms. Queenie."
Ariana menjawab ketika kakak lelakinya mengerjap bingung melihat warna pita yang digunakan berbeda dengan kartu undangan miliknya.
"Setiap tamu undangan yang diundang memiliki warna pita masing-masing."
Albus mengerjap. "Apakah itu tidak menghabiskan biaya?"
"Untuk harga pita ini sendiri tidak mahal. Hanya beberapa yang mirip walau kebanyakan berbeda."
Ariana menjelaskan saat Albus terlihat tidak setuju perihal ide dari Queenie, pengantin perempuan Jacob.
"Tapi kelihatannya yang memiliki pita warna merah dan biru hanyalah Albus dan Mr. Grindelwald."
Albus mengerjap beberapa kali. "Hanya aku dan Gellert?"
"Mendengar kalian berdua datang ke pesta pernikahan bersama, sepertinya ide itu muncul pada Ms. Goldstein."
Keduanya mendongak mendengar suara berat dan rendah milik Aberforth. Di tangan pria itu, terdapat sebuah kartu undangan dengan pita yang mengikat kartunya berwarna hijau.
"Banyak yang mendukungmu dengan Grindelwald ya, Albus."
Albus mengeryit saat Aberforth dengan sengaja mengerjainya dimana Ariana tersenyum di sampingnya. Albus pun mendesah pelan.
"Kelihatannya kalian juga mendukungku." Albus pun menyimpan surat undangan itu di mejanya dan mulai melangkah keluar kamar.
"Aku hanya ingin Albus bahagia." Albus menoleh pada Ariana saat mendengar adik perempuannya mengatakan itu. Aberforth sendiri tersenyum dibalik ekspresi garangnya. "Apakah itu salah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never too Late to Fall in Love
FanfictionGellert Grindelwald hanyalah seorang barista dan pelayan cafe yang sedikit ahli. Albus Dumbledore adalah seorang professor yang disukai dan dikenal di sekolah tempatnya mengajar, Hogwarts. Keduanya bertemu tanpa sengaja dan menjadi teman dekat yang...