Jerman ; accident.

257 27 0
                                    

Dua anak Adam terlihat duduk manis diatas altar dengan senyum merekah. Tentu, hari ini adalah hari bahagia bagi mereka karena sudah sah menjadi seorang pasusu.

Beberapa kali mereka terlihat bangkit dari duduk untuk bersalaman dengan tamu. Menyambut kedatangan para tamu dengan baik. Lalu setelahnya mereka akan kembali duduk dan kembali menebar kemesraan.

Sunoo, duduk di salah satu kursi yang ada di sana yang di sediakan untuk tamu. Mata cantiknya menatap lurus ke arah dua orang yang kini duduk di atas altar.

Kamu berharap apa? Kamu berharap sunoo yang menikah dengan Ni-ki? Pasti, tapi itu nanti. Perutnya bahkan masih membesar. Yang berada di atas altar itu, Sunghoon dan juga Jungwon.

ya, keduanya menikah.

Keduanya terlihat begitu serasi. Jungwon sangat cantik dengan riasan tipisnya. Dan Sunghoon terlihat begitu tampan dan juga menawan dengan jas berwarna navy yang ia kenakan.

Jujur, sunoo merasa iri. Ia ingin merasakan bagaimana menjadi Jungwon yang hidup nya tampak tidak memiliki banyak masalah dan ia selalu terlihat bahagia.

Jungwon selalu berhasil dalam hal apapun. Sekolah, percintaan, keluarga, semuanya baik untuk Jungwon. Tapi tidak dengannya.

Bahunya di tepuk pelan, membuat ia mau tak mau menoleh pada si penepuk yang ternyata adalah Ni-ki. Lelakinya itu dayang dengan sepotong kue. Menyerahkan kue itu pada sunoo.

“makan, serius banget ngeliatin mereka” katanya, seraya membenarkan kursi yang ada di samping sunoo.

Sunoo menerimanya tentu saja, tak lupa dengan senyuman manisnya untuk sang kekasih. “makasih Ni-ki” jawabnya.

Ni-ki tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Ia menatap lurus pada kakak sepupunya yang kini menjadi kakaknya. ia jua mengulas senyum, merasa ikut bahagia atas kebahagiaan sang kakak hari ini.

Tangan Ni-ki menggenggam tangan sunoo. Ibu jarinya tidak berhenti mengelus tangan putih itu. Beberapa kali ia menyapa kolega sang ayah yang ia rasa ia kenal.

Ia menoleh, menatap sunoo lalu terkekeh pelan. Tangannya mengelap sudut bibir si pemilik pipi gembil, ada bekas coklat di sana. “udah mau punya anak, tapi kalo lagi makan masih suka belepotan” katanya.

Wajah sunoo memerah, semerah tomat. Ia merasa malu tentu saja. Ini sering terjadi, tapi ia masih saja belum terbiasa.

“pulangnya gausa nungguin acara selesai ya, bub? kita baru aja sampe sini siang tadi dan sekarang udah di sini aja.” tanya Ni-ki.

“kamu harus banyak istirahat sebelum dua Minggu lagi kamu operasi.” sambungnya.

Kini, kedua tangan sunoo sudah berada di genggaman Ni-ki. Mata cantik milik sunoo menatap mata tajam Ni-ki. Lalu kepalanya mengangguk. “mau pulang sekarang? aku udah ngga nyaman sama bajunya” tanya sunoo.

Ni-ki menatap arloji miliknya yang terletak di tangan kiri. Setelahnya ia mengangguk. “yaudah, ayo pamitan dulu” ajak Ni-ki.

Keduanya bangkit, Ni-ki meraih pinggang sunoo untuk ia rangkul. Keduanya berjalan ke arah altar.

Sunghoon dan Jungwon awalnya sedang saling menyuapi makan malam mereka. Sebelum akhirnya berdiri ketika melihat Ni-ki mendekat. Keduanya tersenyum.

“selamat ya bang, jagain kakak gue lo” Ni-ki berujar sambil bersalaman dengan kakak iparnya itu.

Sunghoon terkekeh, “gue rela nungguin dia selama tiga tahun untuk putus dari Jay. gak mungkin gue sia siain kakak lo lah, gila aja” katanya dengan nada sedikit bergurau.

N O T    A     D O L  [ SunKi Or NiSun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang