Hey hey, author back!
Lagi pengen upload di siang bolong kaya gini, kayaknya enak.Digas dong vote, komennya.
Biar semangat gini nih.Anyway, Happy Reading
•••••
"Awh! Sial, kepalaku pusing."
"Kau terbangun?"
Pukul satu dini hari Lisa masih terjaga baru saja berniat ingin berendam air hangat. Di dalam apartemen kali ini ia tidak sendirian melainkan bersama Jennie yang sebelumnya mabuk berat dan membuat Lisa berpikir untuk membawanya menginap saja terlebih rumah Jennie masih berjarak cukup jauh beberapa menit perjalanan lagi.
"Apa kau tidak menyiapkan air lemon untukku?" tanya Jennie duduk di tepi ranjang meminta pada Lisa yang masih berdiri diantara pembatas kamar.
"Bisakah sekali saja kau tidak memerintahku?" jawab Lisa sebal.
"Kau tidak melihatku? Aku tidak bisa berdiri!"
Jennie berbicara menyolot dengan masih memegangi kepalanya yang terasa pening akibat terlalu banyak mengkonsumsi alkohol saat di dalam Club tadi sedangkan Lisa yang tak ingin mendengar ocehan Jennie segera bergegas menyiapkan segelas lemon dingin dari dalam kulkasnya.
"Hidup tidak selamanya sesuai dengan apa yang kau inginkan, Jennie-ssi. Kau boleh memperlakukanku semaumu tapi untuk berkencan aku tidak akan mau melakukannya. Itu akan membuatmu semakin sewenang-wenang kepadaku."
Kedua sisi kepala Jennie seolah ingin pecah mengingat bagaimana Lisa menolak permintaannya untuk berkencan. Rasanya ingin sekali mendorong wanita itu untuk mati di dasar jurang.
"Dasar sok jual mahal!" gumamnya geram.
"Minum ini dan tidurlah lagi. Jangan meributkan waktu santaiku."
Lisa berkata dengan menyerahkan gelas itu seolah tidak rela Jennie terjaga bersamanya.
Apa mungkin setiap malam Lisa tidak pernah tidur? Dia bahkan menyebutnya waktu santai di malam buta seperti ini bahkan walaupun keesokan harinya ia harus pergi bekerja. Atau lebih mungkin lagi Lisa sedang ingin menghindar untuk tidak tidur bersama Jennie?
Masa bodoh! Mereka sedang terjebak di dalam amarah masing-masing.
Setelah Jennie menengguk habis segelas lemon, Lisa justru mengurungkan niat sebelumnya untuk berendam air hangat. Ia memilih untuk berbaring dibelakang tubuh Jennie yang masih terduduk di samping ranjang lalu mengambil ponselnya entah apa yang sedang ia kerjakan disana.
Saat Jennie menyusulnya Lisa tak bergeming dan masih menyibukkan diri mengotak-atik ponsel.
"Kenapa kau tidak pernah berhenti untuk bersikap munafik?"
Mendengar Jennie berkata Lisa tertawa lirih melempar ponselnya kasar ke atas nakas lalu bergerak mendekat pada Jennie menepis jarak diantara wajah mereka yang saling berhadapan. Menggerakkan satu tangannya menyelinapkan beberapa helai rambut hitam itu ke belakang telinga lalu dengan berani mengangkat dagu wanita itu hingga kedua bibir mereka hampir menempel berdekatan.
"Sebenarnya aku ingin sekali membunuhmu." katanya menggertakkan rahang.
"Benarkah?" tanya Jennie merasa tak ingin kalah dalam sesi kali ini.
Lisa mengangguk menarik wajah menatap nanar sorot mata Jennie yang tak terdapat sedikitpun rasa takut padanya. Raut wajah itu justru terlihat berseri-seri dengan mata sayu dan juga kedua pipi yang memerah yang disebabkan karena dia mabuk sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JERK of HYPER
Fanfiction"Sebenarnya siapa yang hypersexual disini? Kau atau aku?" "Kita berdua." THE JERK of HYPER Can you control yourself? ⚠️18+ Area⚠️