07

4.3K 314 6
                                    

Malam harinya, ketiga orang tersebut tengah berkumpul di ruang tengah. Mereka menonton acara televisi yang berisikan drama yang cukup menguras emosi.

Sebenarnya Haechan melarang Jaemin untuk menonton acara televisi sejenis drama, karena bisa saja mempengaruhi emosional adiknya. Namanya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Jaemin tetap bersikeras untuk melihatnya. Karena eomma, mereka juga suka melihat acara tersebut.

Sejak tadi Jaemin sama sekali tidak bisa lepas dari Haechan. Jika Mark sibuk dengan laptop di depannya serta tumpukan kertas kerja, maka Haechan sibuk mengumpati tokoh utama drama yang mereka tonton. Terlihat lemah dan selalu mengalah. Dan Jaemin hanya manggut-manggut mendukung umpatan hyungnya.

Bagaimana pasangan kakak beradik itu tidak kesal, tokoh utama tersebut sudah mengetahui dengan jelas jika kekasihnya berselingkuh tapi tetap memberi maaf untuk orang itu …

"Hish, bodoh sekali. Jika aku yang di posisi seperti itu, aku akan memotong kebanggaan lelaki menyebalkan itu. Ish, menyebalkan sekali. Lelaki sialan, brengsek"

Yang baru saja menggerutu tadi adalah Haechan, dia terbawa perasaan karena tokoh utama drama yang dia lihat sangat lemah sekali. Sementara Jaemin ikut mengangguk menyetujui perkataan hyungnya itu.

Mendengar umpatan itu, Mark memandang sejenak miliknya. Memandang dengan ngilu jika Haechan benar-benar melakukan nya. Untung saja selama menjalin hubungan dengan Haechan, dia tidak pernah berselingkuh.

"Haechanie, jaga ucapan mu. Kau tidak inginkan keponakan mu meniru umpatan mu" tegur Mark setelahnya.

Seakan tersadar Haechan melotot terkejut, lalu memandang perut adiknya.

"Astaga, maaf ya nak, aku kelepasan" ucap Haechan merasa bersalah sembari mengusap perut Jaemin yang masih terlihat rata.

Jaemin terkikik, sementara Mark tertawa pelan. Cara bicara Haechan selalu menggemaskan, bibirnya selalu mengerucut atau mencebik ketika merasa bersalah karena suatu hal.

"Sudah lebih baik kalian tidur, Jaemin jangan lupa minum vitamin dan susu" kata Mark.

"Mark hyung tidak tidur?" Jaemin melempar pertanyaan.

"Belum, nanti saja. Kau di temani Haechan tidak apa-apa kan?" tanya Mark.

"Sangat tidak apa-apa" ceria Jaemin.

Sementara Haechan hanya menggeleng tidak habis pikir dengan tingkah adiknya. Mereka berdua pun segera menuju ke kamar yang ditempati Jaemin dan Mark dengan Haechan yang senantiasa menuntun adiknya.

.

.

Mark sudah selesai dengan pekerjaannya, kini langkah kakinya membawa untuk menuju tempat istirahat Jaemin dan Haechan. Pukul 11 malam, sudah di pastikan kedua kakak beradik itu sudah terlelap.

Mark dapat memastikan nya, karena Mark sedikit mengetahui tentang Jaemin, dan tentu saja Mark mengetahui banyak tentang Haechan. Kedua lelaki itu tidak bisa tidur terlalu larut. Ingatkan peraturan keluarga Seo cukup ketat.

Mark membuka pintu kamarnya, ia tersenyum ketika mendapati Jaemin sudah terlelap, sementara Haechan juga tertidur akan tetapi posisi telungkup di tepi ranjang sembari memegang tangan adiknya. Ya, sesayang itu Haechan pada Jaemin, dan Mark memahami nya.

Mark mendekat ke sisi tempat Haechan, mengguncang bahu milik lelaki manis itu dengan lembut.

"Hei, bangun" Mark berbisik di telinga Haechan, namun tidak membuat lelaki manis itu terusik.

"Haechanie … bangun, ayo kita bicara sebentar" katanya dengan memberi guncang pada bahu Haechan sedikit lebih kuat.

"Eung? Mark hyung belum tidur?" tanya Haechan dengan suara seraknya.

The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang