Black mamba.
Siluman ular besar yang keberadaannya masih menjadi misteri dan tanda tanya bagi banyak orang. Kemunculannya pertama kali di desa Kwangya sempat menghebohkan banyak orang, salah satu warga yang pernah selamat dari kejaran black mamba mengatakan kalau siluman itu menghuni danau ditengah hutan dan memangsa manusia yang dianggap mengganggu ketenangannya.
Tidak banyak orang yang bisa melihat siluman black mamba karena kemunculannya yang tidak bisa di prediksi. Namun jika ada yang bertemu black mamba maka jangan harap orang itu akan keluar hidup-hidup dari hutan itu.
Konon katanya siluman itu akan menampakkan dirinya saat tengah malam, dimana semua orang telah tertidur dengan lelap. Black mamba akan muncul dari dasar danau ke permukaan untuk mencari mangsanya.
***
Jisung menutup laptop Ningning setelah membaca sedikit kisah mengenai black mamba yang disimpan Ningning. Menguap lebar, Jisung melihat jam ponselnya yang menunjukkan pukul 12 malam. Beranjak dari duduknya melangkah pelan mengambil hoodie hitam miliknya yang berada di lemari. Setelah mengenakan hoodie nya, Jisung mengambil ponselnya yang berada di atas meja dan melangkah pelan keluar kamarnya, dilihatnya sebentar Ningning, Chenle, dan Shotaro yang tengah tertidur lelap sebelum kemudian menutup pintu kamarnya itu dengan hati-hati.
Jisung menghembuskan napasnya lalu kembali langkahkan kaki, membuka pintu depan dan menutup nya kembali dengan hati-hati. Angin malam mengiringi Jisung yang tengah melangkah di jalanan yang telah sepi. Ditengah ketakutannya, Jisung terus melangkah dan masuk ke dalam hutan yang dilarang oleh kakek dan neneknya itu. Tujuannya hanya ingin memastikan tentang keberadaan black mamba yang menghuni danau indah di tengah hutan itu.
Kegelapan dan hawa dingin yang menusuk tidak membuat Jisung mundur. Rasa penasarannya melebihi rasa takut di dalam dirinya. Lolongan serigala ikut mengiringi langkah Jisung menuju danau di tengah hutan itu sampai akhirnya langkahnya terhenti saat mendengar suara alunan yang terdengar sedih dan menyayat hati. Jisung mengikuti arah suara itu dan itu menghantarkan nya pada tujuannya. Di dekat danau yang berada ditengah hutan itu, tampak seorang pemuda yang tengah duduk membelakanginya.
Jisung melangkah mendekat dan berdiri diam tidak jauh dari pemuda itu duduk. Ia memperhatikan lama punggung pemuda itu yang tampak tidak asing.
Sadar akan keberadaan orang lain di sekitarnya, pemuda itu berbalik. Detik itu Jisung melebarkan matanya saat pemuda itu adalah pemuda yang sama yang mengganggunya akhir-akhir ini. Pemuda itu melebarkan senyum dan beranjak mendekati Jisung yang hanya diam mematung ditempatnya berdiri.
"Ke-kenapa kau ada disini malam-malam begini?" Jisung bertanya gugup saat pemuda itu -Jaemin- menatapnya cukup dekat.
"Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu" Jaemin memiringkan kepalanya sedikit, menatap Jisung lembut.
"Jangan tatap aku begitu!!" ucap Jisung setengah berteriak. Sungguh, tatapan Jaemin dari dekat sangat tidak ramah untuk jantungnya.
Jaemin terkekeh. Ia menjauhkan wajahnya dari Jisung dan menarik tangan Jisung untuk mendekat ke arah danau.
"Duduk!" perintah Jaemin yang kemudian dituruti oleh Jisung.
Mereka berdua duduk bersama. Memandang danau yang tampak tenang dan berkilau karena pantulan cahaya rembulan. Jaemin kembali meniup benda seperti peluit itu, mengalunkan melodi lembut yang menyentuh hati. Jisung terpaku. Manik hamster nya menatap wajah Jaemin dari samping yang tampak bercahaya dibawah sinar rembulan.
Jisung mendengarkan dengan seksama melodi yang dimainkan oleh Jaemin. Terasa seperti meluapkan kerinduan pada seseorang dan penyesalan mendalam yang masih tertinggal.
"Kau menyukainya?" Jaemin bertanya setelah dirasa cukup memainkan melodi sedih itu.
"Ya, seperti menyimpan banyak kenangan sedih" jawab Jisung yang membuat Jaemin tertawa kecil.
"Dulu aku pernah bertemu anak kecil di tempat ini. Dia unik. Disaat orang-orang takut saat melihat ku, dia malah tersenyum padaku..." Jaemin menjeda ucapannya untuk tersenyum kecil.
"Memangnya kenapa mereka takut padamu?" Jisung bertanya heran. Ia tidak menemukan sesuatu yang harus yang ditakuti dari Jaemin. Lelaki itu sangat tampan. Mata biru laut yang indah, bulu mata lentik, bibir tipis, rahang yang tegas, dan jakun nya yang tampak sexy saat bergerak naik-turun. Kecuali satu hal yang Jisung heran kan dari Jaemin, yaitu kemunculan Jaemin yang tiba-tiba di kamar nya tadi.
"Mungkin karena aku menyeramkan" Jaemin tertawa paksa di akhir kalimat nya.
"Itu tidak benar! Kau sangat tampan. Sungguh, kau tampan. Sangat tampan. Kau sangat sangat sangat sangat tampan" Jisung berucap cepat. Pipinya menggembung sedikit yang membuat Jaemin tersenyum gemas.
"Dulu anak kecil yang bertemu dengan ku itu bertemu juga dengan black mamba"
"Lalu?" Jisung memutar duduknya untuk menghadap ke arah Jaemin sepenuhnya. Maniknya membulat sempurna dan mulutnya terbuka kecil, sepenuhnya penasaran dengan kisah Jaemin.
"Black mamba itu ingin memangsa anak kecil itu tapi saat melihat tawa lucu dari anak kecil itu black mamba jadi tidak tega"
"Lalu apa yang terjadi dengan anak kecil itu setelahnya?"
"Dia berhasil selamat dan bertemu kedua orangtuanya kembali"
"Berarti black mamba tidak sejahat yang diceritakan di internet.....tunggu! Bagaimana kau tahu tentang kisah itu?"
Jaemin tersenyum tipis. Ia menoleh pada Jisung dan menatap manik hamster itu lembut. Tatapan itu....tatapan tulus itu tidak berubah walaupun 17 tahun telah berlalu. Dan walaupun Jisung sendiri tidak mengingat kejadian itu, Jaemin masih mengingatnya dengan jelas. Pertemuan pertama mereka disini, pertemuan yang membuat Jaemin goyah hanya karena seorang anak kecil yang kini telah berumur 20 tahun dan tumbuh menjadi seseorang lelaki yang manis.
"Hallo, kau belum menjawab pertanyaan ku tuan tampan?" Jisung melambaikan tangannya di depan wajah Jaemin yang diam menatapnya lama.
"Namaku Jaemin"
"Oke Jaemin, perkenalkan aku Jisung. Kau belum menjawab pertanyaan ku yang tadi. Bagaimana kau bisa tahu kisah itu? Apa kau ada disana menyaksikannya? Ah iya dan satu lagi bagaimana kau bisa masuk ke kamar ku tadi dan setelah itu menghilang? Kau tahu saat kau menghilang tadi ada ular besar di kamar ku dan aku yakin itu adalah black mamba. Ular besar itu mempunyai mata biru laut sama seperti mu tapi anehnya saat aku berbalik untuk melihat lagi ular besar itu sudah tidak ada di kamar ku aneh sekali 'kan?"
"Sudah bicara nya?"
Jisung mengangguk lucu, ia tersenyum kecil, setengah malu karena terlalu banyak bicara pada Jaemin yang notabenenya belum ia kenal dengan baik. Tapi anehnya Jisung merasa nyaman pada Jaemin seolah ada penghubung yang membuat mereka terasa sangat dekat.
"Aku ada di situ saat anak kecil itu bertemu dengan black mamba--"
"Pasti kau yang menyelamatkan anak kecil itu, iya 'kan? Orang tuanya punya hutang budi padamu dan anak kecil itu pasti akan mengingat kau sebagai malaikat penolong nya. Ngomong-ngomong kapan kejadian itu?"
"17 tahun yang lalu...." Jaemin menggantungkan kalimatnya, menoleh pada Jisung yang menatapnya tanpa berkedip.
"Dan sekarang dia berumur 20 tahun. Dia kembali lagi ke desa ini saat ia berumur 20 tahun dan dia sudah melupakan semuanya"
Deg!!
Jaemin tersenyum pada Jisung saat dilihatnya raut tegang Jisung. Tangannya terangkat mengusap pipi Jisung yang terasa kenyal dan lembut bak kulit bayi. Tatapan Jaemin dalam seolah menyelami manik Jisung yang segelap malam.
"Anak kecil itu adalah kau, Park Jisung"
Deg!!
TBC......................................................
See you 👋
Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Mamba 🔞
FanfictionBerawal dari pertemuan singkat yang membawa keduanya harus bertemu kembali karena ada janji di masa lalu yang harus ditepati. ∆ BxB ∆ NO SALPAK!! ∆ Homophobic? Go away! Start : 21 Maret 2022 End. :