Kenangan

36 37 13
                                    

Pasca covid-19 merajalela di kehidupan kita, kita dihadapkan kembali oleh kehidupan baru. Kehidupan yang di mana kita sudah bisa beraktivitas kembali tetapi tidak lupa dengan protokol kesehatan sebagaimana mestinya.

Lea adalah salah satu tim medis yang masuk di garda terdepan melawan covid-19, pada akhir 2019 lalu. Mengingat lagi covid-19 yang membuat dunia terisolasi penuh.

Sedangkan Herman, Ayahnya adalah seorang ojek online yang berusaha memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan pengganti sosok Ibu yang telah lama meninggalkan mereka. Bukan hanya Lea saja, tetapi Lea juga memiliki Adik yang bernama Leo dan masih bersekolah di bangku sekolah menengah atas.

Lea akhirnya mengganggu keheningan Ayahnya Herman yang tiba-tiba termenung. ''Ayah kok diam, aja?'' tanya Lea sedikit khawatir.

''Eh? iya, Lea bilang apa? Ayah nggak dengar soalnya,'' ucap Herman sembari meringis pelan menyadari kesalahannya.

''Itu, Lea bilang Ayah nggak usah ngojek, yah? Ayah kan baru sembuh kemarin, jangan maksain diri. Lea kan udah ada, penghasilan Lea cukup kok untuk kehidupan kita,'' balas Lea.

Herman mendesah pelan. ''Nggak apa-apa Lea, Ayah masih kuat kerja, kok. Adekmu juga ada keperluan lebih, katanya ada kegiatan,'' ucap Herman.

''Ayah dengan adanya Ayah di keluarga kita itu, udah lebih dari cukup loh.'' Keukeh Lea, tidak menginginkan Ayahnya untuk keluar Rumah mengingat Herman belum vaksin sementara ia sendiri bahkan Adiknya sudah di vaksin.

Herman akhirnya mendekati Lea dan mengusap surat hitam anaknya yang berprofesi menjadi dokter itu.

''Lea, lihat nih! Ayah kuat. Ayo deh, kita berangkat! jam segini kamu udah masuk kerja.'' Ucap Herman, tidak membiarkan anaknya mencegah.

Melihat itu, Lea serasa bangga sekali kepada Ayahnya. Di mata Lea, sosok paruh baya menggunakan jaket berlogo hijau itu adalah pahlawannya, pahlawan keluarga.

Tidak menunggu waktu lama, akhirnya Lea sampai di Rumah Sakit. Tentu saja diantar sang Ayah yang tetap ingin mengantar tadinya.

''Lea pergi dulu!'' Setelah bersalam, langsung saja ia masuk ke Rumah Sakit setelah berjalan lagi karena Ayahnya tidak bisa mengantar sampai depan Rumah Sakit pada kondisi covid-19 yang masih rawan di lingkungan itu.

.

.

.

.

.

Lea memasukkan tasnya ke dalam loker dan mengambil atribut pelindung yang berlapis, mengingat ia akan menangani pasien karantina covid-19.

Pertama kali membuka pintu ruangan karantina, ia mendapati dua rekannya yang sudah duluan menangani pasien hingga Lea hanya membantu menyiapkan obat - obatan saja.

''Lea, obat ini di sampingkan saja, mau di isi ulang soalnya,'' ucap Eani sembari mencatat persiapan obat - obatan, sedangkan satu rekannya yang bernama Vera sebentar lagi selesai memasangkan infus.

''O-okeh Ani,'' balas Lea sedikit menggangguk.

Bekerja melayani pasien dari covid-19 hingga vaksinasi, tidak terasa sudah menjelang malam saja Lea bekerja hingga jamnya pun berakhir dan berganti dengan jam pulang.

Tidak ingin berlama - lama di lingkungan luar, Lea secepatnya pulang ke Rumah mengingat covid-19 belum usai atau berakhir.

Walaupun kehidupan baru dengan hidup berdampingan dengan virus yang tidak seganas seperti kemarin, tetap saja kita harus mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi.

SESAATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang