36 - Pengakuan Maura

157 6 1
                                    

Happy Reading 🥰 Follow akun aku, vote dan komen ya guys.

***
Umi Farida masih saja terdiam begitu mendapati kedatangan putrinya juga Khalil, Maura bersimpuh padanya untuk meminta maaf atas segala perlakuannya selama ini. Rika dan suaminya juga tidak bisa berkata-kata apa karena kepergianna menyisakan banyak tanya.

“Ke mana saja kamu, Maura?” tanya Umi Farida akhirnya setelah lama dia terdiam.

Wanita itu lama sekali membisu seolah merasa takut saat dirinya berkata, pandangannya turun pada perutnya yang sekian lama sudah tampak membesar. Dia tidak akan bisa menutupi hal ini lagi, karena bayi yang dikandungnya pun akan segera lahir ke dunia. Bagaimana mungkin Maura menyembunyikannya lagi?

“Apa yang sebenarnya terjadi, Maura? Lalu, kamu ke sini bersama Khalil. Apa yang terjadi?” tanya Rika, pada akhirnya dia membuka suara setelah sekian lama terdiam hanya memandangi sang adik yang kini menundukkan pandangannya.

“Maafkan Maura, Mi. Aku enggak bermaksud untuk pergi.” Jari jempolnya menyeka sudut matanya dengan kasar, dia berusaha menghentikan bulir bening yang terus membasahi raut wajahnya.

“Dan kamu Khalil kenapa bersama Maura? Ke mana Naluri? Apakah kamu meninggalkan putri Umi?” Farida kali ini mengalihkan pandangannya ke arah Khalil yang sedari tadi hanya saja diam.

Khalil menundukkan pandangannya, sepertinya dia merasa bersalah dengan kejadian ini. Ya, pria itu memang melupakan Naluri dalam hidupnya. Sosok wanita yang masih sah sebagai istrinya, dia abaikan begitu saja seolah tiada berarti. Padahal Naluri dengan gigih bersemangat untuk mendapatkan hatinya meski pada akhirnya dia kalah.

“Umi, kenapa Umi tega menikahi kekasihku dengan Naluri. Apakah Umi tidak tahu bagaimana rasanya hati Maura? Sangat sakit sekali, Mi.” Wanita itu memegangi dadanya, karena rasa sakit itu begitu terasa sangat ngilu.

“Lalu, kenapa kamu pergi meninggalkan pernikahan itu, Maura?” tanya Farida, memandangi putrinya.

“Aku hamil, Bu.” Penuturan dari Maura membuat beberapa pasang mata mengalihkan pandangan ke arahnya, termasuk kekasihnya. Khalil memang tidak tahu apa yang terjadi pada wanita di sampingnya, selama berada di dekat sang kekasih pria itu tidak banyak bertanya. Dia memilih diam saja, karena merasakan ada sesuatu yang hilang. Entah apa itu, yang kini dirasakannya Khalil merindukan Naluri.

Namun, pengakuan Maura sangat mengejutkan membuatnya tidak kuasa menahan emosi. Kedua tangannya terkepal dengan sangat kuat. Lalu, dia bangkit berdiri. Wanita yang sedari tadi terduduk mendongak memandangi kekasihnya yang tampak marah, wajahnya tampak merah padam seolah tiada ingin lagi menatapnya meski sedetik saja.

“Jadi, kamu telah mengkhianati saya?” tanya Khalil akhirnya, dia menggeleng pelan saking tidak meyakini wanita yang amat diharapkan kembalinya ternyata tega menyakiti hatinya. Dia sungguh tidak bisa menerima kenyataan yang teramat menyakitkan, tapi inilah faktanya jika Maura berselingkuh.

“Bukan seperti itu, Mas. Aku bisa jelaskan semuanya. Aku mohon, kamu harus mendengarkan.’ Kedua tangannya dia tangkupkan di atas dada, gurat kesedihan memang sudah tampak. Dia berusaha meraih tangan sang kekasih, tapi pria itu segera menjauhkannya seolah tidak ingin jika mereka bersentuhan lagi. Melihat sosok Maura seolah menjijikkan baginya, ditambah hatinya merasa kosong meski wanita itu sudah kembali. Entah apa yang terjadi dalam dirinya, apakah dia merasa kesepian karena sosok Naluri tiada dari pandangannya?

Rika menutup mulutnya dengan telapak tangan kananya, dia tidak tahu harus meresponnya dengan kalimat apa yang membuatnya bisa menjelaskan kisah sebenarnya. Memang sulit untuk diyakinkan, terlebih jika Maura hanya dekat dengan seorang pria yaitu kekasihnya sendiri. Lalu, apa yang terjadi? Kejadian ini membuat Farida seolah dihantui oleh rasa bersalah, dia sudah gagal menjadi seorang Ibu. Bahkan menjaganya saja dia tidak bisa, hal itu membuat kondisinya melemah.

“Apa yang terjadi padamu, Nak?” tanya Farida, tentu saja dia marah besar pada putrinya, tapi rasa tidak sukanya seolah disembunyikan karena tidak ingin membuat suaminya jatuh sakit. Mungkin, akan lebih baik jika dia diam saja seolah mengatakan semuanya baik-baik saja.

“Pada malam itu ada seorang pria yang sudah merenggut semuanya, Bu. Aku tidak tahu harus bagainana lagi menghadapinya karena rasa takutku pula mengarah pada Ibu. Jika dia terus berada di sana, maka tidak baik untuk kesehatan pikiran pelanggan. Pria itu memang typenya orang yang tidak ingin mengalah sebelum mendapatkan informasi apa pun, Tentu saja pria itu akan pergi setelah mendapatkan jawaban.

“Aku telah dinodai oleh seorang pria.” Maura pada angkirnya membuka suara setekah banyak berita mengenainya. Dia bisa bernafas lega begitu si kembar yang belum saja datang.

“Siapa dia, Luri?” tanya Khalil, hal itu membuatnya menoleh ke belakang dan mendapati seserang yang super bawel.

***
Hulla update lagi gais🤗🤭

Alhamdulillah aku udah beres ulangannya, makanya update lagi hehe.






PENGGANTI PERAN PENGANTIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang