part-5

8.7K 440 29
                                    

Sedari tadi Asya menghembuskan nafasnya dengan kesal, jika bukan karena takut Zhela terlambat. Mana mau dia satu mobil dengan Ariz.

Mantan pacar toxicnya.

Tatapan mata Asya sedari tadi menatap luar jendela mobil, menikmati pemandangan bangunan dan beberapa alat transportasi yang berlalu lalang.

Ditengah ada Zhela yang sedari tadi bertanya ini dan itu, sedangkan disamping gadis itu ada Ariz yang selalu menanggapi ocehan tidak bermutu milik Zhela.

Ya posisi mereka memang seperti itu dengan Zhela ditengah-tengah keduanya, didepan ada seorang supir dan salah satu bawahan milik Ariz.

"Kenapa suara kucing harus meong-meong Om?" Nah, Zhela kembali bertanya.

"Kalau suaranya mbe mbe, itu namanya anjing." Jawab Ariz asal.

Asya mendelik melihatnya.

"Maaf Tuan, itu suara kambing." Celetuk laki-laki disamping supir.

Ariz tidak menjawab, sedangkan Zhela berohhh.
"Kudengar kamu akan mengurus sebuah restoran, apanya yang kamu tidak mengerti?" Ucap Ariz sembari melirik sekilas kearah Asya.

Asya tidak tau harus menjawab apa, masa ia menjawab tidak mengerti. Pasti laki-laki itu akan menawarkan diri untuk mengajarinya.

Tapi bukankah ini merupakan kesempatan untuk menghancurkan Fang yin? Jika saja suami Fang yin bukan Ariz, sedari pertama mereka bertemu ia akan langsung mengoda laki-laki itu.

Bukannya apa, melihat Ariz saja ia sudah eneg. Bagaimana jika ia menjadikan Ariz kekasih dan Asya sebagai selingkuhan? Bukankah mereka akan selalu bertemu dibelakang Fang yin?

Cih, karena memikirkan semuanya. Asya jadi ragu untuk menghancurkan Fang yin atau tidak.
"Bagaimana?"

Lamunan Asya seketika buyar kala Ariz kembali bertanya.
"Um, itu... Aku memiliki teman yang bisa membantuku. Anda tidak perlu repot." Terpaksa Asya berbohong, rencana yang sudah ia susun rapih saat masih berada diChina, terpaksa diurungkan dan dirombak ulang kembali.

Asya harus memikirkan kedepannya, jika ia memutuskan untuk merebut Ariz dari Fang yin. Tidak ada yang tau jika saja Ariz tiba-tiba mengagalkan rencananya dimasa depan.

Ia harus memikirkan kembali dan kembali agar semuanya berjalan lancar.

Satu alis Ariz menukik mendengar jawaban wanita disampingnya.
"Terserah. Kamu ingin melihat restoran itu? Aku bisa mengantar mu sekarang."

Tanpa menatap Ariz, Asya berucap.
"Tidak usah, Fang yin sudah berjanji akan membawaku kesana."

Ariz menatap Asya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Beberapa hari ini, Fang yin kembali ke China. Dia tidak punya waktu mengantar mu kesana."

Asya terdiam mendengarnya, jika Fang yin ke China. Mengapa wanita itu mengajaknya kesana besok? Apakah Fang yin baru saja pergi dan lupa mengabarinya?

".... Jika Anda tidak sibuk... Baiklah." Pertama-tama, Asya akan menguras harta Fang yin tanpa wanita itu ketahui. Keterlaluan memang, tapi tidak ada yang lebih menyakitkan jika orang yang kau cintai diambil begitu saja.

Jika Asya tidak bisa merebut suami Fang yin, kita rebut hartanya saja. Bukankah ini lebih baik?

"Mama akan bekerja?" Tanya Zhela dengan tatapan menyelidik. Tidak biasanya, Mamanya itu hanya tukang tidur dan makan. Kerjaannya cuma baca donghua bergenre homo dan tidak mau bekerja.

"Iya, Mama harus menafkahi kamu Zhe." Asya mengelus rambut kepang milik Zhela.

Ragu, Zhela benar-benar ragu. Semenjak Papanya meninggalkan mereka, Asya yang awalnya ibu rumah tangga beralih profesi menjadi beban Om Bagas.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang