Tinggalkan jejak disini ★
Selamat membaca(。・ω・。)
®≈»♣
18.39pm
Meiza termenung tepat di depan gerbang rumahnya. Dengan setelan gamis biru muda yang dibeli saat lebaran, juga jilbab pashmina hitam yang ia lilit asal, Meiza dengan anteng menunggu Agus yang masih bersiap untuk pergi ke acara yasinan di rumah Sisil. Sementara Risa sudah lebih dulu berangkat sejak sore tadi.
"Meiza!" Mendengar namanya dipanggil Meiza menoleh dan menemukan nenek Clara yang juga berdiri di depan gerbang rumahnya sembari melambai sebagai kode agar Meiza menghampirinya.
Meiza bangkit lalu menghampiri nenek Clara yang masih betah tersenyum.
"Selamat malam, Nek," sapa Meiza sembari menyalimi nenek sang abang ganteng.
"Malam kembali, Meiza cantik. Kamu cantik banget pake jilbab gini," puji nenek Clara membuat Meiza tersipu malu.
"Nenek bisa aja. Nenek juga gak kalah cantik kok," puji Meiza balik.
Nenek Clara tersenyum lebar. "Kamu mau ke rumah Sisil ya?" tebak nenek Clara yang diangguki oleh Meiza.
"Kebetulan banget. Bareng Grayson aja, dia juga mau yasinan ke rumah Sisil," ujar nenek Clara yang langsung membuat Meiza tersenyum sumringah. Namun dengan cepat Meiza menghilangkan senyum itu.
"Eh, gak usah, Nek. Meiza takut ngerepotin nanti," tolak Meiza penuh kepura-puraan.
'Paksa dong Nek. Paksaaa.' batin Meiza berteriak.
Nenek Clara mengibaskan tangannya. "Apanya yang ngerepotin coba. Tujuan kalian kan sama."
Bersamaan dengan itu suara motor yang keluar dari gerbang mengalihkan perhatian kedua wanita beda generasi itu.
"Nah, ini Grayson. Gray, ajak Meiza bareng gih," pinta nenek Clara yang langsung membuat Grayson melirik gadis muda yang tersenyum konyol di sebelah neneknya.
"Dia make gamis, Nek. Pasti susah naek motor tinggi gini," ujar Grayson memberi alasan.
"Gak susah kok, Bang!" sela Meiza cepat. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berlian ini.
"Nah kan, lagian gamisnya bisa diangkat. Kasian Meiza kalo harus naek ojol malem-malem begini," ungkap nenek Clara yang membuat Grayson mau tak mau mengangguk. Sementara Meiza mengernyitkan dahinya bingung, sejak kapan ia menunggu ojol? Bukankah sejak tadi ia menunggu Agus? Apakah Agus ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai ojol?
Deheman Grayson menghentikan pemikiran absurd Meiza. Setelah berpamitan pada nenek Clara, Meiza bergegas menaiki motor ninja hitam milik Grayson.
Meskipun sedikit kesusahan karena gamisnya yang panjang, Meiza pada akhirnya bisa menyamankan duduknya di atas motor tinggi itu.
"Grayson berangkat, Nek," pamit Grayson.
"Hati-hati kalian. Jangan ngebut-ngebut. Meiza, kalo Grayson ngebut aduin aja ke Nenek, biar Nenek sita motornya nanti," pesan nenek Clara yang diangguki semangat oleh Meiza.
Motor yang membawa sepasang manusia itu pun melaju santai di jalanan komplek yang sepi.
Sementara itu Agus yang baru saja mengeluarkan motornya menganga saat boncengannya sudah berangkat tanpa sedikitpun menoleh padanya.
Agus lalu menghentikan motornya di depan nenek Clara yang masih betah memandangi kepergian Grayson dan Meiza. "Itu tadi Meiza, Nek?" tanya Agus.
Nenek Clara tersentak saat mendapati Agus yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya. "Astagfirullah, kamu ini ngagetin aja, Gus," kesal nenek Clara membuat Agus menyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAYSON♣
Dla nastolatkówJANGAN PLAGIAT KALO GA MAU KU PACARIN BAPAK MU YA KON!!ci KARYA BERASAL DARI OTAK YANG SUCI NAN MURNI!! Jangan nunggu end kalo mau baca, karena aku bisa tiba-tiba unpublish kalo sepi, hehe. Mengandung kata-kata kasar yang sangat tidak boleh ditiru...