·><><♦><><·
SINAR keemasan menyentuh permukaan dinding kastil berwarna putih gading. Kilaunya mampu memancarkan keindahan tersembunyi yang memukau mata.
Pendarnya merangsak masuk lewat celah-celah kecil yang rapi, menyinari bagian dalam yang sebelumnya temaram.
Sepasang jemari lentik menyibak tirai, membuka pengait jendela hingga terbuka menampilkan pemandangan yang memanjakan netra.
Sang bayu dengan malu-malu berhembus, menghantarkan hawa sejuk disebalik jendela kaca yang telah terbuka lebar.
Ten menikmatinya, menghirup dalam udara pagi hari yang aromanya kental akan alam.
Memandang dari balik jendela kastil bagian timur di ruang khusus tamu, tempatnya dan Haechan beristirahat.
"Menikmati pagi yang indah?"
Menengokkan kepalanya pelan untuk sekedar menatap pelaku yang menyuarakan tanya, setelahnya kembali menatap ke depan menikmati mentari yang kini menyapa wajah rupawannya.
Bibir tipisnya yang merekah menerbitkan senyum indah. "Ya, menikmati alam juga penduduk desa yang sibuk beraktivitas."
Sosok itu lantas mendekat, membelakangi sang omega yang setia memandang kagum akan pemandangan di bawah sana.
"Ingin melihat lebih dekat? Barangkali kau mau berinteraksi dengan mereka." Tawarnya.
Ten berbalik, menghadap pada sosok yang lebih tinggi darinya. Lantas mendongak, menatap iris kelam tajam yang menyita atensi.
"Boleh?"
Johnny tersenyum lembut, menyigar surai hitamnya sembari memandang lurus pada jendela terbuka di belakang sang omega.
"Tentu, kemarin sudah kukatakan akan membawamu berkenalan pada penduduk desa." Jelas sang alpha.
Guratan antusias melingkupi rupa cantik itu, membuat kedua pipinya menarik lengkungan ke atas yang nampak manis.
Sang alpha terperangah dalam diam, melihat lebih jeli rupa omega dihadapannya. Semuanya tampak cantik, wajah itu, wajah yang tengah tersenyum tulus mampu membuatnya terpesona pertama kalinya.
Memang baru pertemuan kedua mereka, namun siratan indah yang tulus baru saja dilihatnya.
"Terimakasih, aku juga akan melihat lihat rumah yang sekiranya cocok untuk ditinggali."
Dahi sang alpha mengernyit kala mendengar ucapan itu. "Rumah? Untuk apa?"
"Tentu saja untukku dan adikku tinggal."
"Tidak perlu."
Si omega terheran, "Maksudmu tuan Alpha?"
Telapak tangan yang nampak kokoh hinggap disurai lembut Ten, mengusapnya pelan hingga membuat empunya tersentak.
Dirinya menganga tak percaya atas apa yang baru saja dilakukan Alpha dihadapannya.
"Jangan panggil aku seperti itu Ashley, bukankah kita sepakat mengakrabkan diri?" Johnny menurunkan tangannya dari kepala Ten, seraya melempar senyum menawan. "Lagipula kau dan Shaquille tidak perlu sebuah rumah, karena kastil ini bersedia menjadi tempat tinggalmu."
"Y-ya baiklah, emm... Davion, bisakah aku memanggil anda seperti itu?"
"Tentu, belum pernah ada yang memanggil nama tengahku. Ku anggap itu panggilan khusus darimu."
Kepala sang omega mengangguk beberapa kali, "Terimakasih, Alpha Davion." Ten mengikuti langkah sang Alpha dengan pelan. "Tapi, sepertinya aku tidak pantas tinggal disini. Aku bukan bangsawan, aku hanya omega tanpa identitas, tanpa asal-usul yang jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Yiaseotopia ; Johnten
Fantasi🦋 JohnTen Universe 🦋 Yiaseotopia, negeri antah berantah tempat makhluk yang dianggap tak nyata hidup di dalamnya. 🍂 Fantasi 🍁 ABO Universe 🍂 BxB 🍁 Mature 🍂 Age gap 🍁 Missgendering 🐱 Selamat datang di cerita JohnTen fantasy ABO version 🐱 Di...