Jake pulang tengah malam dan Jevan pulang hampir subuh sedangkan Mark tidak perlu di tanya Dia pulang saat matahari sudah menampakan dirinya.
Jevan mencoba menyadarkan dirinya saat berjalan ke dapur untuk mengambil minum.
Dia melihat Jake yang sudah duduk di meja makan bersama Ayah dan juga Mark yang baru memasuki rumah.
"Mark duduk, ada yang ingin Ayah bicarakan" ucap sang Ayah membuat Mark dengan malas berjalan ke arah meja makan.
"Jevan" panggil Ayah menginterupsi Jevan yang masih berdiri di dapur.
Setelah ke tiga putranya duduk di meja makan, Ayah mulai berbicara.
"Ayah ada urusan di luar negeri, berangkat hari ini" ucapnya membuat raut wajah ketiga putranya berubah cerah.
"Tapi ingat, dalam jangka waktu 24 jam kalian harus sesekali pulang jika tidak-"
"Iya, Tau Paham" ucap Mark yang sudah hapal lagipula ini bukan kali pertama Ayahnya pergi meninggalkan ketiganya di rumah.
Dengan syarat dalam 24 Jam mereka harus pulang walaupun hanya untuk berganti baju. Jika salah satu dari mereka tidak pulang ketiganya akan di kurung dengan arti tidak boleh keluar rumah selama 1 Minggu meskipun hanya untuk Kuliah Dan itu pernah terjadi.
Jika melawan, Ayahnya tidak akan main-main menghukum mereka dengan hukuman fisik dan itu juga pernah terjadi.
Orang-orang kepercayaan Ayah selalu mengawasi ketiganya jadi mereka tidak akan bisa lari.
Sepergian sang Ayah.
"Inget, Kalian gak usah macem-macem" Mark menatap Jevan dan Jake.
"Sadar diri, yang gak pernah di rumah siapa!" Jevan.
"Inget kalo terakhir kita di hukum perbuatan siapa?" Jake.
"Heh, Lo gak inget siapa yang dulu coba kabur sampe kita di hajar sama si tua bangka itu" Jevan.
"Gua gak pengin peduli, tapi ini menyangkut hidup Gua juga jadi Gua peringati kalian sebelum Gua yang ngehajar kalian berdua" ucap Mark.
Mereka memperingati satu sama lain karena jika salah satu dari mereka membuat salah yang kena ketiganya.
Menyusahkan bukan?.
.
.
.
"Gak pulang Bro" Haikal.
"Gak, Gua pulang besok pagi" Jevan.
"Wow, pasti di rumah gak ada Orang?" Tebak Dewa dan Jevan mengangguk.
"Kalo gitu kenapa kita gak ke rumah Lo aja sih?" Javi.
"Iya, setiap Lo di rumah sendiri pasti gak mau ajak kita ke rumah Lo" Rehan.
"Terlalu rumit buat di jelasin intinya gak bisa" ucap Jevan.
"Udah lah Bro, mau dimana aja yang penting kan kita ngumpul" Dewa mencoba memahami situasi Jevan.
Jevan menyipitkan matanya mencoba memperjelas indra penglihatannya kalo Dia tidak salah karena melihat Jake di sana, Di Club yang sama dengan Jevan.
"Tumben si anak rumah belum pulang?" Ucap Jisung menaruh beberapa botol alkohol di meja.
"Biasa Bro lagi di tinggal ke luar negri" ucap Shaka.
"Mau turun gak malam ini?" Tanya Jay yang melihat ponselnya.
"Gak ada yang mau turun?" Tanya Jay lagi karena tidak ada yang menjawab.
"Ya udah Gua tolak ya" ucap Jay di angguki yang lain.
Jake sepertinya tidak menyadari jika ada Jevan disana.
Menjelang pagi tidak, tapi ini sudah pagi Jevan dan beberapa temannya tertidur di Club dan Sekarang Dia akan pulang karena harus kuliah namun Dia tidak melihat Jake dan teman-temannya. Jevan berasumsi mereka sudah pulang.
Jevan pulang dan ternyata Mark sudah pulang terbukti dengan Motor Kakaknya itu alsudah ada di rumah.
Namun Jevan tidak melihat motor Jake atau mungkin Jake sudah pergi ke kampus, tapi apa pedulinya? Tunggu dia harus peduli, gimana jika Jake tidak pulang dan sial.
"Woy, Jake pulang?" Tanya Jevan ke Mark yang berpapasan di tangga. Sepertinya Mark sudah bersiap ke kampus.
"Lo nanya ke Gua?" Mark.
"Ya menurut Lo aja" Jevan.
"Tanyain ke ADEK LO itu udah pulang Belum?" ucap Mark melanjutkan menuruni tangga.
"Masih kesel karena kalah balapan dari ADEK LO?" Ejek Jevan membuat Mark menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Jevan yang tersenyum sambil menaikan satu alisnya.
"Malu kan Lo" lanjut Jevan benar-benar memancing.
"Lo ngajak berantem?"
"Lo pikir Gua takut"
Mark mengepalkan tangannya, Siap melayangkan pukulan ke wajah Jevan namun Mark urungkan saat mendengar suara seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ He's My Brother
FanfictionHubungan yang sulit untuk Mark Jevan Jake. Mereka 1 ayah tapi beda ibu dan harus tinggal bersama. Cukup memuakan untuk ketiganya karena harus menerima satu sama lain sebagai saudara di usia mereka sekarang. Apakah seiring berjalanya waktu akhirnya m...