43. kesadaran Wahyu

6.5K 209 80
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam semua...

I'm comeback

Masih mau baca kesadisan Siti end the geng kah?

Saya persilahkan waktu dan tempat untuk membaca part ini!!

Semangat membaca 💪💪💪💪

🐑🐑🐑🐑



Seminggu sudah Wahyu terbaring koma. Gagar otak ringan membuat ia koma. Tak ada lagi keluarga yang datang menjenguknya. Hanya polisi yang datang silih berganti menjaganya.

Mata elang itu kini terbuka. Menampilkan dua orang berpakaian polisi yang menatapnya tajam. Senyum miris terbit dibalik masker oksigen yang ia pakai.

Mimpi panjang itu seakan memberikan jawaban atas apa yang kini ia lihat. Mimpi ketika ia melihat banyak polisi yang menahannya mengatakan jika ia pecundang yang tidak mau mengakui kesalahan.

Laki-laki berengsek yang tega menyakiti hati dua wanita dengan cara yang berbeda. Berharap mendapatkan satu meskipun kenyataannya tidak keduanya.

Wahyu pasrah. Sudah cukup ia mengelak pada takdir. Sekeras apapun ia berusaha menepis garis yang menjadi kehidupannya. Akan tetap kembali sebab ada yang mengatur di atas sana.

Disisi lain,Aira hanya mampu menutupi lukanya selama seminggu. Kedua sudut bibir yang pecah,dengan beberapa lecet di pelipis juga rasa sakit di sekujur tubuhnya karena injakan juga tendangan Siti dan teman-temannya.

"Nduk."panggil Aisyah bergetar.

Wanita itu tahu bagaimana keadaan putrinya. Sekalipun tertutup cadar atau hijab yang menutupi pelipisnya juga gamis berlapis baju tahanan sekalipun. Pasti akan terlihat. Naluri seorang ibu itu kuat.

"Aira nggak papa bun."lirih Aira.

Ia tak mungkin bicara seperti biasanya. Bibirnya sangat sakit untuk sekedar membuka mulutnya.

"Jangan bohong. Bunda tahu bagaimana anak bunda."kekeh Aisyah.

Wanita itu menarik tali cadar yang kebetulan Aira ikat di luar khimar. Mata Aisyah terbelalak melihat wajah hancur Aira.

Pipi,bibir, pelipis,batang hidung dan mata sekitar mata yang membiru. Tangis Aisyah pecah sudah. Ia hanya mampu memeluk putrinya erat.

Sakit rasanya melihat putrinya seperti itu.

"Apalagi yang sakit,hm. Jawab bunda?",tegas Aisyah.

"Aira nggak papa."hanya itu yang bisa Aira katakan.

"Bu bagaimana anak saya bisa seperti ini?"tanya Aisyah pada seorang polisi jaga.

Polisi itu juga terbelalak menatap wajah Aira yang begitu hancur itu.

"Maafkan kami bu. Ini kelalaian kami."

"Bun..sudah. ini hukuman Aira..Aira--"

"Hukuman seperti apa yang sampai seperti ini Nduk, putri bunda di siksa. Mereka bukan Tuhan yang bisa menghukum kamu seperti ini. Kamu juga korban atas keegoisan kami. Bunda nggak bisa menerima semua ini Aira."ucap Aisyah.

"Bun..Aira nggak papa. Aira ihklas."lirih Aira memeluk Aisyah erat.

"Pikirkan Asna, pikirkan Nufa. Jangan karena kamu terus merasa bersalah kamu melupakan mereka nduk. Bunda mohon jangan pasrah lagi. Jangan jadikan tubuh kamu sebagai samsak sayang."

Istri Kedua Suamiku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang