32

3.9K 345 31
                                    


Happy reading guys🥰🥰🥰

Semoga kalian suka dan gak bosen🤠














☯☯☯☯☯





Dira terbangun oleh sayup suara bacaan qur'an yang ia dengar, ia mbuka matanya pelan, menyesuaikan dengan cahaya yang menerangi cahaya.

Ia sedikit meringis karena rasa sakit yang menjalar di tubuhnya, hal ini membuat altar yang awalnya fokus membaca alquran menyadari penggerakan dira.lansung saja ia menyelesaikan bacaannya dan beralih pada dira.

"Udah bangun, apa yang kamu rasain, sakitnya udah mendingan, kalau belum kita kerumah sakit aja ya"

Altar tidak mendengarkan balasan, hanya tatapan yang ia dapatkan, entah tatapan jenis apakah itu, altar tidak tau.

"Atau kamu laper, mau makan dulu? "
Altar mengambil sepiring nasi yang ia letakkan di atas nakas sedari tadi.

Dira memutuskan kontak matanya dengan altar,melirik jam yang terpajang di dinding, dan ia cukup kaget ketika mengetahui bahwa ini sudah malam, selama itukah ia tidak sadarkan diri. No, bukan tidak sadarkan diri, karena sebenarnya ia sudah sadar dari tadi, dan setelahnya ia hanya tidur karena tubuhnya terasa sangat lelah,namun ia tidak pernah benar-banar terhibur dalam jangka waktu sepanjang ini dan juga dalam waktu yang seperti ini, yang benar saja jika Dira kembali tidak sadarkan diri dalam tidurnya.

"Kamu duduk dulu Dira, bisa? " Tanya altar lembut.

Tampa memberikan jawaban Dira lansung bergerak untuk segera duduk, namun baru selangkah bertindak, ringisan kembali keluar dari mulutnya, arkhh ia benci situasi ini.

"Hati-hati Dira" Altar meletakkan kembali piring berisikan nasi tersebut dan beralih membantu Dira untuk bangkit.

Dira menutup mulutnya rapat-rapat agar ringisan tidak kembali keluar dari mulutnya.

Dira menyibakkan selimut yang menutupi dirinya,dan yappp.

"Astaghfirullah, Laailaaha illallah, allahu Akbar,cobaan apa lagi ini? " Ucap Dira dalam hatinya.

Mata Dira membulat sempurna,ia menatap altar dan pakaiannya secara bergantian, arah yang benar saja.

Stop, Dira tidak akan membahas hal ini, karena jika dibahas, maka sama saja seperti akan mempermalukan dirinya sendiri.

"It's ok Dira, he is your husband"gumam Dira meyakinkan dirinya.

"Masih sakit banget ya? "

Dira hanya menghela nafasnya pasrah, tidak tau harus memberi jawaban yang seperti apa.

"Dimana sakitnya,hmm?"

Dira tak kunjung membuka suaranya.

"Tubuh kamu banyak banget yang lecet, lembam di mana-mana,ada delapan kalau gak salah, besok kita ke dokter ya"

Kenapa altar sampai menghitungnya,dan kenapa haruse memberitahu.dira mencoba menghitung titik sakit yang ia rasakan, dan ya, benar saja ada delapan.
Dira menelan ludahnya, membayangkan bagaimana cara altar melakukannya saja sudah membuatnya ingin segera pndah ke planet lain.

Sekedar TitipanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang