Semenjak hari dimana mereka saling mengalah dan mengakui perasaan masing-masing, kehidupan mereka telah berubah. Porsche kini tau seberapa banyak Vegas mencintainya.
Vegas mengumumkan kepada seluruh orang di mansion bahwa Porsche adalah pasangannya dan mereka harus menghormati Porsche selayaknya mereka menghormati Vegas.
" Astagaaa Khun Porsche, anda seharusnya memanggil saya untuk melakukannya" jerit bibi jane sambil merebut sebuah pisau dan apel dari tangan ku
Aku menghela napas lelah
" Bibi jane sudah berapa kali ku bilang untuk memanggil ku Porsche saja dan lagi pula aku tidak cacat sampai aku tidak bisa mengupas apel untuk diriku sendiri"Bibi Jane hanya terkekeh
" Tidak boleh, saya harus menghormati Khun Porsche agar yang lain juga bisa mencontohnya, sekarang mereka tidak boleh semena-mena terhadap anda"Perubahan ini adalah perubahan yang sangat besar bagi Porsche, dia tidak terbiasa dengan semua ini, ia terbiasa mandiri, ia bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik tanpa harus dilayani orang lain bahkan hal yang lebih konyol adalah bahwa sekarang dia memiliki pengawal saat akan bepergian
" Terserah bibi saja, aku tunggu apel ku di ruang tengah" ujar Porsche agak sebal
Porsche menunggu apelnya sambil memindah mindah saluran tv, wajahnya merengut karena masih kesal dengan bibi jane sebelumnya
CUPP
Tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi Porsche dari arah belakang tempat duduknya, Porsche mendongak dan mendapati Vegas dibelakangnya
" Untuk apa memasang wajah kesal seperti itu hnn"
" Ini semua karena kau!!"
Vegas mengernyitkan dahinya, dia baru saja pulang dan kekasihnya ini sudah melemparkan sebuah tuduhan padanya
Vegas mendekat dan mendudukan dirinya di sofa tepat disamping Porsche
" Memangnya aku melakukan apa sayang?" Tanya Vegas tenang sambil membelai wajah manis milik Porsche
" Berhenti memegang wajah ku seperti itu! , Aku tidak suka semua orang bersikap canggung padaku dan singkirkan semua pengawal menyebalkan itu bodoh! Aku bisa menjaga di.... Hmmmmm!!"
Semua protesan tidak berguna itu terhenti oleh ciuman Vegas. Vegas tidak membiarkan sedikit pun kesempatan untuk Porche memutus ciuman itu walaupun Porsche bahkan sudah terengah-engah kehabisan napas.
Sebuah dehaman dari bibi Jane membuat Porsche panik dan dengan sekuat tenaga Porsche meninju bahu Vegas yang sepertinya masih ingin menikmati bibirnya
"Akh!" Si bodoh Vegas itu malah menggigit bibirnya
" Turuti aku dan berhenti mengumpati ku Porsche, atau aku dengan senang hati menghukum mu" perintah Vegas sebelum kembali mengecup bibirnya singkat dan berjalan pergi ke arah kamar mereka meninggalkan Porsche yang berwajah merah dengan bibi jane
" DASAR ORANG GILA!!!"
Bibi Jane tersenyum geli lalu menepuk bahu Porsche pelan
" Suuthh.... Sudah, ayo makan saja apel anda jika perlu sesuatu lagi silahkan panggil saya"
Orang-orang di rumah ini memang tidak ada yang waras!
Porsche meraih apelnya kasar dengan hati yang bertambah gusar Porsche mencoba menenangkan hatinya dengan menonton TV
Baru saja Porsche menemukan program TV yang menghiburnya sebuah suara kembali mengganggunya
" Khun Porsche..."
Porsche menghela napas dalam, sia sia saja dia mengomel sepanjang hari agar semua orang memanggilnya dengan namanya saja, mereka tidak akan menurut!
" Yaa ada apa P' James? " P' James adalah salah satu pengawal yang ditugaskan Vegas untuk Porsche
" Khun Vegas meminta anda untuk segera menyusulnya ke kamar utama" jawab P' James sopan
Porsche mendelik kesal, dia masih tidak ingin melihat wajah jahat yang sayangnya tampan itu
" Katakan padanya, aku tidak ingin melihat wajahnya sekarang"Porsche kembali sibuk dengan tontonannya dan membiarkan James pergi menyampaikan pesannya.
Tidak lama kemudian ia mendengar suara ketukan sepatu yang mendekat, pasti P' James batin Porsche
" P' duduklah disini, tidak perlu memedulikan Vegas lagi, kita menonton TV bersama saja" ajak Porsche seraya menepuk tempat di sebelahnya sambil tertawa menyaksikan adegan komedi yang berlangsungP' James kemudian duduk perlahan di sampingnya. Porsche terperanjat ketika sebuah tangan dengan posesif melingkari pinggangnya dan sebuah bisikan menyapa telinganya
" Berani mengacuhkan ku?"
Porsche meneguk liurnya kasar, Porsche tidak bisa tertawa lagi
"Vegas??!"" Memang kau mengharapkan siapa? James?!" Kata Vegas tajam seraya memalingkan wajah Porsche agar menatap matanya
Porsche diam, dia bingung harus menjawab apa. Dia tau saat ini ia harus berhati-hati dalam memilah perkataannya atau Vegas akan terbakar amarah karena cemburu
" Kenapa diam sayang" tanya Vegas dengan suara yang tenang.
Jari-jari Vegas tidak tinggal diam, ia meraba bibir sang kekasih yang masih terkatup rapat
" Aku mengantuk, ayo tidur" Porsche meringis dalam hati, hanya itu yang bisa ia pikirkan
Vegas tertawa, " baiklah"
Tangan Vegas yang semula bertengger manis di pinggang Porsche, merubah tugasnya menjadi membuka satu persatu kancing baju tidur Porsche
Porsche terkejut, menghentikan tangan Vegas yang sudah berhasil membuka setengah kancing bajunya
" Aku bilang ayo tidur!"" Bukankah sudah ku jawab, baiklah."
Belum hilang kebingungan Porsche, Vegas dengan sigap menggendong Porsche
" Kita akan tidur, lebih tepatnya aku akan meniduri mu" jelas Vegas dengan suara beratnya" Gila!! Turunkan aku! Sudah ku duga ada yang salah dengan pikiran mu itu sialan!!!" Jawab Porsche terengah memberontak dalam gendongan Vegas
" Ya, salahkan dirimu sendiri untuk itu, kau yang membuat pikiran ku bermasalah sayang"
Wajah Porsche merah padam mendengar jawaban Vegas yang tidak tau malu itu. Porsche seketika tidak bisa memikirkan apapun lagi, ia menyembunyikan wajahnya di lekuk leher Vegas yang jenjang itu
Vegas menggeram dalam hatinya, Porsche begitu menggemaskan dan sialnya baru kali ini ia menyesali jarak kamarnya yang begitu jauh dari ruang tengah rumahnya.
Vegas menurunkan Porsche tepat di depan kamar mereka, dengan cepat membuka pintu dan mendorong Porsche masuk dengan tergesa.
Vegas terus mendorong Porsche mundur hingga terbaring di ranjang besar yang setiap malam mereka tiduri.
Vegas menarik baju Porsche kuat membuat kancing yang sebelumnya belum sempat dibuka jatuh berguguran. Seperti orang gila ia berusaha menikmati tubuh kekasihnya sebanyak yang ia bisa tapi anehnya Vegas tidak pernah merasa cukup
Porsche terengah terbawa suasana panas yang ada, " Vegas. Pelan-pelan"
Vegas tidak mengindahkan ucapan Porsche. Ia masih sibuk mencium, menghisap, dan melumat setiap bagian yang dapat dijangkau oleh bibirnya serta meninggalkan bekas kepemilikan dirinya atas tubuh pria yang ditindihnya itu
" Porsche... sepertinya aku tergila-gila padamu" ucapnya masih sambil mengecupi leher prianya
Porsche terkekeh, " aku tau."
" Kau mencintaiku kan?" Vegas menatap dalam mata Porsche, mencari validasi atas perasaannya.
Porsche balas tatapan dalam itu dengan senyumannya, ia sentuh wajah tampan itu dan menuntunnya dalam ciuman singkat yang mampu melelehkan keraguan dalam hati Vegas
" Aku mencintaimu Vegas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bastard || Vegas X Porsche
AléatoireVegas dan kegilaannya mengejar Porsche untuk menjadi miliknya