para gemesan

1.1K 119 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Gemas, kata itu selalu saja dilontarkan oleh ganendra bersaudara pada si bungsu kaivan. Entah anak itu sedang apa pasti mereka heboh sendiri.

Tapi kali ini, Kaivan sedang bermanja-manja dengan savina di ruang keluarga. Ia berbaring dengan menjadikan paha sang bunda sebagai bantalan, hanya berdua. Entah kemana perginya para pemuja gemesan itu.

"Kaivan kalau ngantuk tidur aja ya ke kamar? Nanti disini badannya sakit semua" Ucap Savina yang tangannya tak berhenti mengusap rambut Kaivan.

"Ndak Bunda, Kaivan mau disini aja sekalian nunggu Ayah"

Askara memang belum pulang. Ia sedang ada rapat mendadak jam 7 malam yang entah selesai kapan, dan sekarang sudah jam 21.15 malam. Padahal kaivan merindukan ayahnya, ia sedang butuh ketenangan.

"Eh? Tapi Ayah pulangnya masih lama loh, kamu besok masih harus sekolah.. Tidur aja yuk? " Bujuk Savina.

"Hnggg mau Ayah"

[Anggep aja lagi boboan yaw? ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Anggep aja lagi boboan yaw? ]

Kaivan lalu semakin menelusupkan dirinya pada perut sang Bunda. Savina tersenyum geli karena anaknya itu mendusel-dusel di perutnya seperti anak kucing yang ingin dimanja.

"Anak Bunda kangen Ayah? Iya? " Kaivan lalu mendongak menatap Savina berkaca-kaca, kemudian ia mengangguk dengan bibir yang mengerucut.

"Uhh gemasnya... Mau video call Ayah? Nanti bilang ke ayah cepat pulang" Lagi-lagi Kaivan mengangguk dan bahkan hampir menangis.

 Mau video call Ayah? Nanti bilang ke ayah cepat pulang" Lagi-lagi Kaivan mengangguk dan bahkan hampir menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang