Malam itu berbeda dari malam biasanya. Rasanya terasa lebih gelap dan dingin, bahkan lebih dingin daripada saat musim dingin. Mungkinkah karena malam itu aku kehilangan satu-satunya kakak ku?
Puk.
"Kau tidak apa-apa, Hana chan?"
"Konan senpai?"
Aku terdiam sebentar sebelum akhirnya membalas, "hm! Aku baik-baik saja."
Yah sebenarnya... semuanya buruk. Buruk sampai rasanya aku ingin menguras air mata ku sampai kering dan menghampiri makam nya sambil berteriak meminta nya untuk kembali.
Hingga aku melihat sosok nya yang berjalan menghampiri orang itu dan tersenyum bahagia saat tangan nya menggenggam erat tangan orang itu.
"Ahh..."
Aku belum pernah melihatnya tersenyum seperti itu lagi. Sejak hari itu. Sejak hari kematian orang itu. Di malam yang dingin itu dia tiba-tiba saja pergi keluar rumah dengan tergesa-gesa, meninggalkan makan malam yang sudah susah payah dibuatnya sendiri. Aku mengejarnya dan ternyata tujuan nya adalah rumah sakit.
Aku menutup mataku.
Aku mengingat dengan jelas ekspresi apa yang tergambar di wajah nya. Ekspresi yang tidak pernah ia tunjukan, kecuali di malam itu. Ekspresi pertama yang aku lihat, sekaligus terakhir yang ingin aku lihat.
Tapi lihatlah sekarang. Ekspresi sialan itu sudah berubah menjadi ekspresi bahagia. Aku senang dan itu membuat ku mempunyai alasan untuk tidak menangis dan berteriak tepat di depan pemakaman nya. Karena aku ingin melihat semua itu.
"... Hana chan...?"
"Konan senpai..."
"Aku bukan ingin berhati dingin seperti nya, karena tidak menangisi semua ini. Aku ingin menangis sekeras mungkin sampai air mata ku habis."
"Tapi di waktu yang sama, ada pemandangan yang ingin sekali aku lihat."
"Aku... tidak bisa menangisi semua ini..."
"...."
"Pemandangan yang ingin sekali kau lihat... ya...?"
"Maksudmu saat mereka berdua akhirnya bisa bertemu dan bisa saling tersenyum lagi?"
Konan senpai menatap kearah yang sama dengan ku. Wajah sendu nya seketika berubah. Konan senpai tersenyum tulus tanpa mengalihkan pandangan nya sedikit pun.
"Akhirnya... mereka bertemu, ya?"
"......"
Aku ikut menyunggingkan senyum ku. "Ya!"
"Sasori... Deidara..."
"Semoga kalian hidup bahagia!! Selamanya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally, right?
FanfictionAku hanya tidak tau apakah harus menangis atau tersenyum di malam itu. 『OC』 『Deidara/Sasori』