Married Together Married To Ethan

{1} Married Together Married To Ethan

"Ethan Dustincris Anggara!"

SEPERTI biasanya, nama pemuda beralmamater maroon dengan tatapannya yang tajam yang duduk di deretan bangku paling depan itu terpanggil menjadi juara Star Juanda Tulip National School.

Di aula sekolah yang besar di hadiri oleh seluruh siswa dan siswi serta guru-guru untuk menyaksikan hasil tertinggi semester lalu untuk memulai semester baru pada hari ini, akhirnya sepatu putih pemuda itu melangkah menaiki panggung merima buket bunga dan piala penghargaan Juara Star Juanda Tulip semester genap.

Sorak tepuk tangan terdengar menggema di aula. Selain kagum karena kepintaran dan kecerdasannya juga karena ketampanan pemuda itu yang sering disebut-sebut tidak manusiawi, paras yang terlalu sempurna.

Tidak sampai disana, pada pagi hari ini. MC kembali menyebut sederet penghargaan lain yang didapatkan Ethan selama satu semester sebelumnya. Dimulai dari Basket, Karate, Juara Olimpiade Sains Minat Bakat, Olimpiade Matematika Informatika logistik hingga speaking English In Public.

Ucapan-ucapan selamat terus-menerus diucapkan oleh MC saking banyaknya penghargaan yang didapatkan pemuda berparas bak seorang pangeran tersebut hingga ucapan terimakasih atas prestasi yang didapatkan Ethan sebagai siswa membanggakan Tulip National School untuk ajaran baru yang mencetak sejarah sekolah yang akan dipajang di papan Star Juanda.

"Antusiasme mu untuk mengembangkan bakatmu sungguh menginspirasi." ujar MC tersebut diakhir kata.

Dilain tempat tepat di barisan kursi paling ujung seorang gadis cantik dengan pulpen berbandul ikan paus ditangannya menyunggingkan senyumnya pada pemuda diatas panggung sana yang sangat memukau.

Ia melambaikan tangannya pelan agar tidak ketara oleh orang-orang. Tanpa disangka oleh siapapun, pemuda bak seorang pangeran tersebut bukannya memperhatikan para teman-temannya yang lain, tatapannya hanya tertuju pada gadis yang melambai kecil padanya-- gadis yang sangat beruntung.

"Terimakasih." ucap Ethan mengakhiri apresiasi untuknya. Pemuda itu melangkah turun setelah almamaternya tersemat bintang Star Juanda yang berwarna keemasan, sangat sulit mendapatkan bintang ini.

Disekolah mereka, tahun ini hanya ada satu orang yang mendapatkannya yakni Ethan dengan nilai yang mencapai satu juta permata pelajaran.

Sangat membanggakan.

"ETHAN PRINCE!!!"

"ETHAN PRINCE!!!!!" Sorak-sorak gila itu terdengar lagi memekakkan gendang telinga.

Ethan kembali duduk di kursinya menunggu acara apresiasi tahunan ini berakhir dengan sesekali ia melirik ke pojok sana melihat gadis cantik yang sedang memperhatikannya.

Hanya gadis itu yang ternotice dari sekian banyak siswa-siswi bahkan guru-guru di Tulip National School yang mencoba mencuri perhatiannya.

"Kayaknya Ethan ngelirik lo, deh, Ra." bisik Debra.

Saphira sontak menoleh kaget pada Debra yang rupanya sangat jeli. "Sstttt! Gak mungkin,"

"Gak mungkin gimana orang jelas-jelas gitu lirikannya yang adddhhuuaaiiii tertuju kepadamu Saphira Sabita sing ayuuuu bwangettt," ujar Debra mencolek dagu teman sekelasnya yang terkenal sangat cantik dan manis serta imut menggemaskan ingin Debra bungkus bawa pulang dijadikan pajangan yang sangat mahal dirumahnya.

"Tuh pipinya merah-merah, lo kalau gemesin jangan idup deh, Ra. Bikin gue iri dengki!" ujar Debra gemas tidak tahan untuk tidak mencubit pipi berisi perempuan itu.

Saphira menggelengkan kepalanya cepat. "Apaan, sih, Deb?"

"Gak tau, deh. Intinya gue ngerasa lirikannya itu tertuju ke lo, gak mungkin kan ke gue?" Debra menunjuk dirinya sendiri. "Kiamat nih dunia kalau tuh Prince Ethan ngelirik gue,"