12. Adara's Bestfriend Jarrel (2)

514 67 2
                                    

If you like the story please give a vote and comments ✨


˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆

Kembali lagi ke saat Adara yang meninggalkan Brian dan Jarrel berduaan di rumahnya. Keheningan menghampiri kedua lelaki itu. Mereka sama-sama terdiam, belum ada yang membuka pembicaraan Jarrel dan Brian sama-sama terdiam.

Brian menunggu Jarrel untuk berbicara, sedangkan Jarrel lelaki itu sedang menyusun kalimat didalam otaknya. Membuat ruangan tersebut menjadi sangat sepi.

Namun, tak seberapa lama, sejak keheningan melanda ruangan itu, terdengar suara hembusan napas dari salah satu diantara mereka.

"It's been a long time, ya." ucap Brian pelaku suara hembusan napas barusan. Lelaki ini sepertinya sangat penasaran apa yang ingin Jarrel bicarakan bersamanya.

Kebetulan, dulu waktu mereka kuliah Brian dan Jarrel termasuk ke dalam golongan orang-orang yang terkenal di kampus. Hal itu membuat mereka saling mengenali satu sama lain. Ya hanya sekedar kenal, mereka tidak sedekat itu untuk di katakan teman.

"Iya, gue gak nyangka kita bakalan ketemu lagi disaat kita sudah lebih dewasa kaya gini dan situasi seperti ini." balas Jarrel.

"Sekarang gue gak mau basa-basi deh, nanti keburu Adara balik. Lo, beneran serius sama Adara? Gue sebenarnya percaya sih sama lo, cuma mau memastikan aja lagi." ucap Jarrel lagi.

Yang ada dipikiran Brian sekarang adalah mengapa Jarrel terlihat berbeda saat membicarakan Adara. Tak mungkinkan, Jarrel menyukai Adara, lelaki ini memiliki kekasih. Brian ingat sekali, Nayara teman Adara itulah kekasihnya Jarrel.

"Gue serius sama Adara." jawab Brian percaya diri.

"Oke."

Oke? Kata itu keluar dari mulut Jarrel? Brian kembali bingung dibuatnya.

Namun, Jarrel kembali membuka mulutnya. "Gue cuma mau bilang kalau Adara itu beda dari cewe-cewe yang ada diluar sana. Please be nice to her dia udah kaya saudara gue soalnya dan kalau lo sampai nyakitin Adara—"

"Gak bakalan, gue bakalan menjaga Adara sepenuh hati gue, percaya deh sama gue." potong Brian, padahal Jarrel belum menyelesaikan kalimatnya.

"Wow, lo ngomong gitu dihadapan gue tanpa malu?" tanya Jarrel, tak percaya. Benarkah Brian yang dahulu terkenal akan cowo dingin yang tak pernah berteman baik dengan cewe-cewe hits pada masanya berbicara seperti itu.

Sebenarnya Jarrel tahu kalau Brian orang yang baik, makanya dia menyetujui saja hubungan Brian dan Adara, hanya ada beberapa hal yang ingin dia pastikan sebelum benar-benar merestui hubungan Adara dan Brian ke depannya.

"Ngapain malu? Gue memang sayang sama Adara, gue gak bakalan nyakitin dia. Percaya sama gue Jarrel, I'll treat her perfectly." jelas Brian, bersamaan dengan bunyi pintu yang terbuka, membuat kedua laki-laki itu terfokuskan dengan pergerakan pintu itu.

"WE'RE HOME!!! Oh my God! KALIAN BERDUA NGOMONGIN APA AJA? KAYAKNYA SERIUS AMAT INI." heboh Nayara saat masuk ke dalam rumah.

"Kepo." jawab Jarrel.

Hal itu membuat Nayara kesal dengan kekasihnya itu. "Ih, sayang mah gitu sama aku." ucapnya.

"Udah kelar ngobrolnya?" tanya Adara kepada Brian, lelaki itu menoleh ke arah Nayara dan Jarrel yang malah asyik bercanda, lalu menoleh lagi kepada Adara, "Kayaknya udah." ucap Brian.

"Anyway, kalian berdua kapan mau menikah?" celetuk Nayara, membuat Brian menatap Adara sejenak. Adara mengangguk pelan ketika ditatap Brian.

"Probably, next month." jawab Brian.

Jarrel kembali menatap Brian, oh ini Brian yang dia kenal. Brian yang selalu berbicara dengan datar, dan to the point. Jarrel sadar, kalau Brian memang berbeda apalagi ketika lelaki itu berbicara dengan Adara. Jarrel bisa mempercayakan teman masa kecilnya itu kepada Brian.

"HAH? BULAN DEPAN?! CEPET BANGET?" heboh Nayara, membuat Adara melemparkan bantal kepada wanita itu. "Gak usah teriak-teriak Nay."

"Hehe sorry-sorry." kekeh Nayara, yang masih dibalas tatapan tajam oleh Adara.

Tiba-tiba, Jarrel teringat sesuatu, menatap Adara yang tengah mengobrol dengan Brian, entah apa yang mereka bicarakan.

"Adara." panggil Jarrel, membuat seluruh perhatian tertuju kepadanya.

"Apa?" jawab Adara.

Jarrel terdiam sejenak, menimbang-nimbang haruskah dia menanyakan hal ini kepada Adara sekarang atau nanti saja, karena ada Brian disini sekarang.

"Lo kok malah diem sih?" tanya Adara, bingung dengan kelakuan sahabatnya itu.

Jarrel menatap kepada Adara lalu melirik Brian sebentar. Tak apalah, Brian juga akan tahu nanti mengapa Jarrel berbicara seperti ini kepada Adara.

"Lo udah bilang ke mama-papa tentang ini? Semuanya bukan cuma pernikahan doang." tanya Jarrel, menatap Adara khawatir.

Mendengar pertanyaan Jarrel, tentu saja Adara langsung terdiam. Ah, mama-papa, ya? Sudah lama rasanya Adara tidak bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Belum, nanti bakalan gue kasih tau kok, secepatnya." jawab Adara.

"Bagaimana kalau minggu depan kita ketemuan dengan orang tua kamu?" ucap Brian.

"Emmm, nanti kita rundingin lagi ya Brian." balas Adara dengan cepat, namun Brian dapat melihat ekspresi yang berbeda dengan Adara saat dia membicarakan orang tuanya.

Seperti ekspresi, sedih?

Melihat situasi yang sedikit berubah suasananya, dengan cepat Nayara langsung membuka suaranya. "Bagaimana kalau kita makan dulu?Kalian pasti lapar, kan?" ucap wanita itu yang langsung disetujui oleh Jarrel.

"Iya nih, gue juga lapar." ucap Adara.

"Wah-wah-wah, bumil kita lapar yaa, yaudah gue masak dulu ya, mohon ditunggu sebentar ya bapak-bapak dan ibu."

˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆

Hello semuanya! Aku update lagi nih, semoga kalian suka! Sampai berjumpa di update selanjutnyaaa!

My Beautiful Mistake | JongchaengieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang