DS 28

4.4K 733 35
                                    

***

"Sophie?" tanya Winwin, Lysander segera mendekati wanita mungil itu dan memeluknya. Sudah lama ia tidak bersua dengan wanita bertubuh mungil ini.

"Aku benar, kau pasti masih hidup!" ujar Sophie dengan bahagia. Lysander yang mendengar itu terdiam beberapa saat.

"Sophie, sebenarnya secara 'jasad' aku memang mati, tapi secara 'nyawa' aku belum." Sophie yang mendengar itu tentu saja bingung.

"Apa sih maksudmu?" Lysander membawa Sophie pergi setelah meminta izin pada Winwin, pria Lee satu itu ingin mengikuti Lysander, dia tidak suka saat melihat seorang wanita bersanding dengan istrinya.

Lysander sendiri menceritakan apa yang terjadi pada Sophie, wanita mungil itu tentu antara percaya dan tidak percaya.

"Kau- apa itu semua benar?" Lysander mengangguk.

"Jika dipikir secara akal, itu memang sangat mustahil, tapi apa sih yang tidak mungkin terjadi jika kuasa Tuhan berkehendak?" Sophie mengangguk kecil.

"Jadi ini- Choi Jaemin?" Lysander mengangguk.

"Tubuhnya adalah Choi Jaemin tapi jiwanya adalah Na Jaemin." Wanita mungil itu paham sekarang.

"Pria- yang bersamamu tadi siapa?" tanya Sophie.

"Dia suami Jaemin yang otomatis adalah suamiku juga." Jawab Lysander.

"Woah! Jadi Choi Jaemin ini sudah menikah?" Lysander mengangguk.

"Memang kau tidak masalah terikat pernikahan dengan mereka? Kau kan paling anti dengan yang namanya hubungan, wanita yang kau tiduri saja hanya Carla, dan sialnya wanita itu masih mengejarmu sampai sekarang, dia pernah bertemu denganku, dia menangis memintaku untuk mempertemukannya denganmu, dia bilang dia hamil anakmu, tapi aku tidak percaya." Tutur Sophie panjang.

"Kenapa tidak percaya?" tanya Lysander heran.

"Ya tidak percayalah! Kau kan selalu bilang kalaupun ingin meniduri wanita, kau akan bermain aman, jadi saat itu aku memintanya untuk melakukan tes setelah bayi itu lahir, dia menolak, aku mengancamnya, hingga akhirnya bayi itu lahir dua bulan yang lalu, saat hasil tes DNA nya keluar, karena aku yang menemaninya, aku melihat itu dan menyeringai senang, anak itu bukan anakmu." Lysander menghembuskan nafas lega, kalau sampai iya itu anaknya kan urusannya makin rumit.

"Ah benar, Carla ada di Korea, jadi berhati-hatilah." Mendengar itu Lysander menatap Sophie tajam.

"Yang benar saja?!" Sophie mengangguk dengan polosnya.

"Oh benar, Wang Hao Yu, Heber Powell, dan Terran Gial, mereka bertiga masih mengejarmu, jadi bersembunyilah dengan baik. Jangan sampai mereka datang dan mengacau diantara pernikahanmu." Ujar Sophie, Lysander menghela nafas. Dia tahu siapa mereka bertiga, Wang Hao Yu sudah jelas dia siapa, Powell dan Gial adalah dua keluarga yang dekat dengan Sanchez, mereka berdua selalu berebut untuk bisa menarik perhatian Lysander, tapi tahu sendiri Lysander tidak ingin memiliki hubungan jenis apapun, dan sekarang dia malah terjebak untuk melindungi pernikahan Jaemin, membuat dia makin dibuat was-was kalau dua anak dari keluarga tersebut tahu jika Lysander ada di Korea.

"Hey~ kenapa murung begitu? Tenang saja, aku akan membantumu melindungi pernikahan ini, meski kita tidak ada hubungan darah, tapi kau sudah seperti adikku sendiri." Lysander menatap Sophie, wanita mungil berambut keriting berwarna merah, dengan wajah mungil dan kulit pucat, matanya berwarna coklat madu yang cantik.

Sophie Jyllina Trewella dulunya adalah balita berusia empat tahun yang ayah Lysander selamatkan dari pukulan si pemilik toko roti. Sophie bukan anak si pemilik toko roti, itulah mengapa si pemilik toko roti begitu kejam pada Sophie yang masih empat tahun. Ayah Lysander sedang melintas di sekitar sana bersama tangan kanannya yaitu Claudius Murphy Evans, keduanya melihat itu dan segera menolong Sophie. Hey, meski mereka ini adalah kelompok  'pembunuh', tapi mereka tidak pernah membunuh atau melukai anak-anak.

Sophie dibawa oleh Veeran, ayah Lysander untuk pulang dan diberikan pada Jyllina Martine Trewella, wanita itu adalah ibu asuh Lysander, dan Veeran meminta beliau untuk membesarkan Sophie, tentu saja Jyllina mau, saat Sophie datang ke tempat Jyllian, saat itu juga Jyllina masih mengasuh Lysander yang baru berusia dua tahun, wanita itu pun akhirnya mengasuh keduanya secara bersamaan. Jyllina juga adalah sosok yang sangat berperan besar pada perkembangan Lysander kecil, Veeran sangat mempercayai Jyllina, wanita itu juga yang membuat Lysander remaja tidak menjadi gila karena tekanan dari Veeran, sang ayah.

Sophie tumbuh menjadi wanita ceria yang manis, murah senyum, dan mudah bergaul. Meski di saat tertentu Sophie bisa berubah menjadi sosok yang mengerikan dan haus darah, tidak jauh beda dengan para gadis yang dekat dengan Lysander. Mengingat Sophie kecil memang besar dilingkungan yang penuh dengan kekerasan seperti itu.

Lysander tidak menyangka dia akan bertemu lagi dengan 'kakak'nya di Korea, dulu Jyllina dan Sophie memutuskan untuk pergi ke daratan Asia, mereka ingin hidup jauh dari lingkungan Sanchez. Mereka pergi saat usia Lysander 19 tahun dan Sophie 21 tahun.

Kembali pada keadaan sekarang, Lysander menatap Sophie yang kini menatapnya dengan hangat. Sebuah senyum manis terukir di bibir Sophie dan Lysander.

"Senang bisa melihatmu lagi dan terimakasih." Sophie tertawa kecil dan mengangguk.

"Benar, senang melihatmu lagi, Lysie sayang, dan sama-sama. Aku hanya ingin berpesan, meski kau bukan Choi Jaemin, tapi hargai semua yang pria itu miliki di sini, saat kau terpuruk dan tidak tahu harus apa, Sanchez bersamamu, aku pun bersamamu. Jangan sungkan untuk meminta bantuan pada kami. Meski kau seorang ketua, kau tetaplah adik kecilku, mungkin juga adik kecil untuk Xavier dan Asher." Lysander mengangguk kecil.

"Aku ingin memelukmu." Sophie membuka lebar tangannya dan Lysander masuk ke dalam pelukan hangat yang ia rindukan tersebut. Mereka cukup lama berpelukan sebelum Lysander sendiri yang melepasnya.

"Apa Mama baik?" tanya Lysander.

"Tentu, Mama Jill sangat baik, dia bahkan sangat suka berkebun, kami punya kebun sayur sendiri sehingga menghemat pengeluaran, dan ngomong-ngomong aku bekerja sebagai editor manga di sebuah perusahaan percetakan. Ah iya, kemarin aku baru saja bertemu dengan Xavier dan Asher, aku kira aku akan melihat mereka menggendong seorang bayi, ternyata belum sama sekali." Lysander tertawa kecil mendengar itu.

"Xavier tidak mau berbagi kasih dengan anaknya." Sophie tertawa mendengar itu. Wanita itu lebih muda dari Xavier dan Asher, dia sudah menganggap keduanya seperti kakak sendiri dan baik Xavier juga Asher menganggap Sophie sebagai adik mereka.

"Ah benar, aku harus pergi sekarang, mama pasti sudah menungguku pulang, nanti aku sampaikan kalau kau ada di sini, dan menceritakan kondisimu padanya." Lysander mengangguk.

"Ayo bertukar nomor!" keduanya pun saling memasukkan nomor masing-masing ke ponsel satu sama lain.

"Aku pergi dulu ya! Sampai jumpa dan hiduplah dengan baik!" Sophie bangun dari posisinya dan mencium kening Lysander sebelum pergi dari sana. Namun, Lysander sempat gagal paham dengan maksud kedipan jahil di mata Sophie, saat ia berbalik karena sudah tidak melihat sosok mungil itu, dia menemukan Winwin menatapnya dengan tajam, Lysander mengerjap sebelum dia paham apa maksud kedipan jahil tadi, dengan tenang Lysander melangkah mendekati Winwin dan mengajaknya pulang.

"Siapa dia?"

"Wanitaku."

_TBC DS 28_

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang