BAB XXXV : Ritual Pernikahan

156 29 5
                                    

Preticia berusaha mengulur waktu dengan alasan kakinya yang masih sakit sampai dua minggu lamanya. Sejauh ini alasannya masih dapat diterima oleh semua orang dan mereka pun mau menunggunya untuk bisa sembuh total. Secara bergantian anggota keluarga kerajaan atau bahkan keluarganya datang menjenguknya ke mari, dan pada saat malam Lynchlah yang datang dan menemaninya untuk melewati malam tanpa tidur.

Semula Preticia merasa semua akan baik-baik saja, sampai pada akhirnya Eldrick datang tiba-tiba membawa seorang ahli kesehatan untuk memeriksa keadaannya.

"Kondisi kesehatannya baik-baik saja Pangeran," katanya yang membuat Preticia langsung cemas. "Seharusnya kaki tuan putri sudah sembuh sekarang karena terkilirnya tidak terlalu parah, hanya terkilir ringan. Sering-sering dilatih untuk berjalan, ya?"

Preticia mengangguk kecil sementara Eldrick menyeringai.

Ia pergi bersama dengan para pelayan yang lain, meninggalkan Preticia seorang diri bersama dengan Pangeran Eldrick.

"Jadi kau sudah sembuh?"

"Belum," jawab Preticia dengan cepat membuat Eldrick mengangkat sebelah alisnya.

"Masih sakit sedikit," kata Preticia.

"Mau berjalan-jalan?"

"Tidak, aku sedang malas!"

"Aku akan membawamu ke taman istana,"

"Tidak Pangeran, aku sedang tidak ingin keluar,"

"Tapi kau harus!"

Tanpa diduga Eldrick menggendongnya ala bridal style, meskipun Preticia terus berkali-kali menolak, Pangeran Eldrick tetap membawanya pergi keluar kamar.

Kini perhatian semua orang terpusat pada mereka, tepatnya pada Pangeran Eldrick yang menggendong Preticia. Pemandangan seperti ini amat sangat jarang terjadi, apalagi kemesraan mereka hampir terlihat oleh seluruh penghuni istana.

"Pangeran, tolong turunkan aku!" bisik Preticia sambil menunduk malu, menyembunyikan wajahnya menggunakan rambut panjangnya.

"Kita belum sampai."

"Aku bisa jalan sendiri!"

"Kau bilang kau sedang malas, makanya aku menggendongmu.  Tak usah pedulikan mereka, kau hanya perlu melihat-lihat saja dekorasi istana untuk pernikahan kita!"

Preticia memutar bola matanya malas. Alih-alih melihat kecantikan dekorasinya, Preticia justru malah merasa risih dengan tatapan semua orang yang mengarah padanya. Bahkan ia melihat ada segerombolan putri bangsawan yang sedang berkumpul membicarakan dan menertawakan dirinya dan juga Pangeran Eldrick.

"Kau harus mengenal adik-adikku. Mereka sangat jahil, jadi biarkan saja!"

"Masih jauh?"

"Iya,"

"Kalau begitu, biarkan aku berjalan sendiri!"

"Tidak! Katanya kau sedang malas?"

"Itu tadi, sekarang sudah tidak. Turunkan aku sekarang, Pangeran!"

Preticia tak ingin terus menerus menjadi pusat perhatian orang-orang, itu sebabnya ia memaksa Pangeran Eldrick untuk menurunkannya meskipun Pangeran Eldrick terus memberikan alasan.

"Turunkan aku atau aku tak akan mau berbicara denganmu lagi, Pangeran!"

"Baiklah!" Sepertinya ancaman Preticia itu mampu membuat Eldrick jadi mengalah dan menurunkannya.

Preticia bernapas lega saat Eldrick menurunkannya, namun sepertinya Eldrick tak mau melepaskannya. Preticia mendengus kasar saat Eldrick justru malah menggantinya dengan menggenggam erat tangannya.

I Want To Be With You [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang