1 || Mengamati Keberadaannya

84 13 0
                                    

Aldebaran menatap dalam diam tiga orang gadis yang berlarian dikoridor sekolah dengan canda tawa mereka. Tidak! Lebih tepatnya satu orang gadis yang terlihat sangat bahagia. Dia tertawa begitu lebar hingga matanya menyipit.

Aldebaran baru menyadari gadis itu memiliki gingsul yang membuat sang gadis terlihat sangat cantik dimatanya. Selama ini dia tidak terlalu memperhatikan gadis yang selalu mengejarnya itu, dulu di matanya gadis itu terlihat murahan, tapi setelah mendengar perkataan Kevin entah kenapa dia sedikit merasa kasihan kepada gadis periang itu. Kevin adalah teman baik Aldebaran, dia juga terlihat dekat dengan Sella, tapi Aldebaran tidak tau apa hubungan mereka.

"Dia gak seperti apa yang lo lihat."

"Sudah cukup giniin dia, tolong terima dia. Buat dia merasakan kebahagiaan yang sebenernya. Cuman lo satu-satunya orang yang bisa diandalkan."

"Keluarin dia dari ruangan gelap itu, buat dia merasakan indahnya warna-warni cinta."

Aldebaran mengalihkan atensinya menatap Sella yang berhenti dihadapannya, dia menekuk lutut sembari ngos-ngosan. Sella menegakkan tubuhnya dan memalingkan wajahnya kekanan dimana ada Aldebaran yang menyandari dinding disebelah pintu kelas, dan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku, serta satu kaki yang ditekuk Kedinding, membiarkan dinding itu kotor karena tapak sepatu nya.

"Eh, ada Al."Aldebaran mengangkat sebelah alisnya melihat senyum bodoh Sella.

Sella kembali menatap lurus ke depan dimana ada dua temannya yang juga berhenti dari kejauhan.

"KALIAN PERGI AJA SANA! GUE MAU PDKT DULU."teriaknya yang membuat kedua temannya itu saling pandang.

Sella beralih mendekati Aldebaran, langkah nya tepat berhenti beberapa Senti dihadapan Aldebaran, Sella menatap Aldebaran dengan senyum menawannya, Aldebaran sendiri menatap manik mata itu yang juga menatapnya. Terlihat kosong.

Meskipun Sella selalu tersenyum tapi kali ini Aldebaran melihat kekosongan dan kehampaan didalam matanya. Ada apa dengan gadis ini sebenarnya? Ada rasa yang mengganjal saat menatap mata indah itu.

"Al, gue gak bawa mobil, Mau gak anterin gue pulang?"Aldebaran memalaingkan wajahnya dan mengangguk kecil. Tidak apa-apa sekali saja dia mengiyakan keinginan Sella.

Aldebaran juga ingin tau ada apa dengan Sella? Perkataan Kevin selalu menghantui pikirannya, meskipun dia mencoba tidak peduli tapi semakin mencoba, rasa penasarannya semakin besar.

Sementara Sella, gadis itu bersorak senang, ini kali pertama Aldebaran menuruti keinginannya setelah sekian lama Aldebaran selalu bersikap dingin dan kasar kepadanya.

"Apa liat-liat? Iri ya karena Al mau sama gue?"sinis Sella menatap seorang gadis yang berdiri didepan pintu kelas dengan menatap tajam Sella.

Gadis itu merubah raut wajahnya tersenyum kecil.

"Wah, selamat ya Sella, setelah sekian lama di anggap sampah akhirnya dia luluh juga."ucap gadis itu tersenyum paksa. Sella menatap datar gadis itu, meskipun terlihat ikut senang tapi jelas Sella bisa mengartikan ucapan gadis itu yang seperti mengejek lebih tepatnya.

"Ah iya makasih Naya, gue sedikit tersanjung atas simpati lo."Sella mengalihkan pandangannya menatap Aldebaran yang ternyata sedari tadi menatap nya dengan wajah dingin.
"Gue tunggu pulang sekolah ya."

Sella berlari menyusuri koridor meninggalkan Aldebaran dan Naya yang masih diam ditempat. Naya menatap sinis kepergian Sella dan beralih menatap Aldebaran yang sama sekali tidak pernah menatapnya.

"Al, tumben lo nanggepin dia?"Aldebaran melirik Naya sekilas. Naya hanya teman kelasnya, dan mereka juga tidak dekat. Apa peduli gadis ini?

"Bukan urusan lo."ujar Aldebaran dingin dan berlalu meninggalkan Naya. Naya menatap punggung Aldebaran dengan tangan terkepal kuat.

ALDEBARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang