6. Don't Dare You!

540 25 0
                                    

"Bersihkan ini!" Perintah Naeun kepada Jeno yang baru pulang dari sekolahnya, seraya menyodorkan tas miliknya supaya dibersihkan Jeno.

Jeno mengerjap, menatap wanita yang ada dihadapannya dengan tatapan aneh. "Kau ini wanita, tapi kenapa kau malah menyuruh aku yang notabennya seorang pria, untuk membersihkan tas-mu? Lagipula ini itu tas milik-mu, bukan aku. Lantas kenapa aku yang harus membersihkannya?" Tanya Jeno, dengan kedua alis yang sudah naik.

Naun yang baru saja mendengar pertanyaan Jeno seakan menantang dirinya pun kaget. Naeun segera menjambak rambut Jeno, membuat Jeno meringis. "Bersihkan tas-ku! Kau tuli?!" Titah Naeun seraya menunjukkan noda yang ada ditasnya dihadapan Jeno.

Jeno meringis, memegang tangan Naejn sebelum mempelintirnya dan membuat sang empuh memekik kesakitan. "Kau masih sehat, tidak ada cacat fisik maupun mental di dirimu! Bersihkan sendiri tas-mu dan kekacauan yang kau perbuat! Jangan pikir kau ini seorang wanita, membuat dirimu jadi bertingkah semaunya. Jangan pikir kau seorang wanita, aku tidak bisa berbuat kasar kepada dirimu. Ingat! Kalau kesabaranku sudah habis? Aku tidak akan mepihat gender seseorang lagi." Bisik Jeno tepat disamping telinga Naeun sebelum Jeno melepaskan pelintirannya.

Naeun menatap Jeno nyalang, ia sempat ingin menamparnya sebelum suara lantang menghentikan kegiatannya dan membuat Naeun pucat pasi.

"Sedikit lagi kau ayunkan tanganmu kepipi anakku? Akan ku bunuh kau! Aku tidak perduli walaupun anakku seorang pria, dan kamu itu seorang wanita" Ucap Jaehyun dengan lantang.

Jaehyun baru saja pulang dari kantornya karena ingin membahas perkara Mark yang tiba-tiba membatalkan perjalanannya ke Bandung. Tapi, pemandangan tak lazim membuatnya marah. Pemandangan ketika anak semata wayangnya hendak ingin ditampar oleh seorang benalu, menurut Jaehyun.

"Jae, ini gak seperti yang ka--"

"Aku tidak perduli! Secuil saja kau melukai anak-ku? Jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini dengan hidup-hidup!" Peringat Jaehyun lalu membawa Jeno pergi dari hadapan Naeun.

Jeno tersenyum kemenangan menatap wajah pucat Naeun. Ia menoleh dan meledek Naeun dengan memeletkan lidahnya lalu berseringai. Sedangkan Naeun, ia sedang menahan emosinya agar tidak pecah.

"Kau tak apa?" Tanya Jaehyum seraya mengecek seluruh tubuh anaknya dengan tatapan khawatir.

Jeno yang dikhawatirkan oleh sesodok ayah yang sangat ia rindukan pun tersenyum.  'Coba Daddu-ku seperti Om Jaehyun, pasti hidup-ku akan senang. Mommy tidak perlu bekerja banting tulang seperti itu. Mark Jung? Jujur, Aku iri dengan semua kehidupan-mu.' Racau Jeno dalam hati. Ia sangat iri dengan Mark yang mempunyai ayah selembut Jaehyun. Tidak seperti ayahnya yang pengecut, menurut Jeno.

"Mark." Tegur Jaehyun sekali lagi.

"Ah? Apa? Ah iya, aku tidak apa-apa Daddy. Daddy gak usah khawatir. Aku ini seorang pria." Jawab Jeno dengan menunjukkan senyum eye smile miliknya.

'Taeyong!' Batin Jaehyun yanh secara tiba-tiba menyebut nama Taeyong, begitu mendengar ucapan lembut yang keluar dari mulut anaknya. Taeyong yang merupakan istri sahnya, yang entah kemana keberadaannya selama 15 tahun.

"Daddy, kau tak apa?" Tanya balik Jeno seraya melambaikan tangannya tepat di depan wajah Jeno karena Jaehyun yang tiba-tiba melamun.

Jaehyun mengerjap lalu menggelengkan kepalanya. "Aku tak apa. Apa Naeun sering bermain tangan dengan-mu?" Tanya Yuta.

Jeno meringis dalam hati. Ia tidak tau harus menjawab apa, dirinya memang baru pertama kali diperlakukan seperti ini oleh Naeun. Tapi Mark? Ia sering mendapat perlakuan seperti itu. Baru saja Jeno ingin mengangguk, membenarkan omongan Jaehyun. Jaehyun sudah mengintrupsinya.

JUNG FAMILY III - JAEYONG, MARKHYUCK, NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang