7. Who Are You?

528 23 0
                                    

Mark mengerjapkan matanya dan beranjak menuju kamar Mommy-nya. Ralat, Mommy-nya Jeno. Karena dia mendengar isakan tangis yang menggema dari kamar sebelahnya.

Dengan langkah perlahan, Mark membuka knop pintu, dan masuk ke dalam kamar Taeyong.

Langkah untuk mendekati Taeyong terhenti. Ketika ia mendengar racauan yang keluar dari mulut Taeyong, yang berhasil membuat Mark mematung di tempat.

"Jaehyun, tolong aku! Percaya padaku Jaehyun! Maafkan aku Jar! Selamat tinggal Jung Jaehyun." Racauan yang keluar secara absurd dari mulut Taeyong, sukses membuat Mark tertegun, dan mematung.

Kenapa bisa ibunya Jeno ini menyebut nama Daddy-nya? Ada apa yang sebenarnya? Kenapa bisa? Seluruh pertanyaan itu muncul dibenak Mark. Sampai akhirnya Mark memilih untuk mengusir semua pertanyaan yang  besarang di pikirannya. Ia lebih memilih untuk menenangkan Taeyong.

"Mom, tenanglah. Jeno ada disini, Jeno tidak akan meninggalkan Mommy." Ujar Mark, yang langsung merengkuh Taeyong kedalam pelukkannya

Taeyong tersentak, bangun dari tidurnya, dan langsung memeluk Mark. "Jeno, maafkan Mommy karena telah memimpikan dia lagi." Ujar Taeyong, dengan tubuh yang sudah bergetar di dalam pelukan Mark.

Mark mengusap punggung Taeyong untuk menenangkannya. "Tidak apa-apa Mom. Aku tidak akan marah kepada Mommy." Ujar Mark, yang langsung melepaskan pelukannya, dan memberikan Taeyong segelas air yang ada di atas nakas samping ranjang Taeyong, untuk di minum Taeyong.

"Sudah tenang?" Tanya Mark yang diangguki kepala oleh Taeyong.

Mark mengangguk paham, lalu bangkit dari duduknya, dan berniat ingin kembali kekamarnya tapi langsung dicegah oleh Taeyong.

"Jeno.... tidur dengan Mommy ya?" Pinta Taeyong, menatap Mark yang ia anggap Jeno, dengan penuh harap.

Mark sempat ragu. Ia tidak biasa dan tidak bisa tidur dengan orang lain. Sikapnya yang tsunder dan juga sangat tertutup, serta sangat anti dengan skinship.  Membuat dia tidak bisa langsung menyetujui permintaan Taeyong. Tapi mau tidak mau ia menyetujui permintaan Taeyong. Ia tidak tega melihat Taeyong seperti ini, atau meninggalkan Taeyong dalam keadaan seperti ini.

Taeyong tersenyum senang ketika melihat Mark yang menerima tawarannya. Dengan cepat, Taeyong menggeser tubuhnya lalu memeluk Mark dengan sangat erat. Ia langsung menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang anak.

"Terima kasih Lee Jeno." Bisik Taeyong, yang mulai memejamkan matanya, untuk kembali tidur.

Berbeda dengan Mark. Ia mematung ketika Taeyong memeluknya. Pertama, ia memang risih ketika tidur disamping seseorang, apalagi seorang wanita yang tidur di sampingnya. Namun ketika Taeyong memeluknya, ada perasaan hangat, nyaman serta rindu yang bertanggar dihati Mark. 'Mommy' satu kata yang selalu Mark banggakan ketika Taeyong memeluknya.

Dilain sisi, di malam yang sangat gelap ini, Jeno tengah mengendarai mobil milik Mark, membelah kota Jakarta.

Mobil yang Jeno kendarai langsung berhenti seketika, begitu ia melihat palang penutup jalan. Dengan cepat, Jeno menerobos palang itu dan 'Gotcha!' Tebakannya tak pernah salah! Terbukti saat ini ia melihat segerombolan orang yang Jeno yakini bahwa mereka sedang melakukan balap liar.

Jeno segera menjalankan mobilnya untuk menerobos segerombolan orang yang ia lihat saat ini.

"I'm in!" Ucap Jeno kepada salah seorang pria yang sedang memegang segepok uang yang Jeno yakini bahwa uang itu adalah uang taruhan.

Ya, Jeno sering melakukan balap liar di Bandung, untuk menambah uang sakunya. Tidak mungkin Jeno hanya mengandalkan uang hasil kerja part time-nya saja. Kalian harus tau kalau Jeno ini dijuluki King of Race disana. Semua orang kalah dengan Jeno dan Jeno selalu menang di setiap acara balapan. Baik itu balap mobil, maupun motor.

JUNG FAMILY III - JAEYONG, MARKHYUCK, NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang