꒰18꒱ :: Di hadapan matahari sore.

429 93 23
                                    

[Name] menangkup wajah, menopang tangan di meja. Tersenyum lebar hingga mata tertutup, disusul rona merah pada kedua pipi. Senang rasanya melihat Gojo makan. Bahkan suasana hati pria itu pun terlihat membaik.

“Kenapa kau menatapku seperti itu, huh?” tanya Gojo dengan pipi mengembung sebelah.

[Name] menunjuk sudut mulut. “Ada krim di ujung bibir Gojo.”

“Terus?”

“Nggak ada apa-apa. Omong-omong, bagaimana perasaanmu sekarang?” Dia mengaduk es krim cokelat di hadapan. “Hujan sudah berhenti! Jadi, rasa sedihmu pun mesti lenyap, dong!”

 “Hujan sudah berhenti! Jadi, rasa sedihmu pun mesti lenyap, dong!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau pikir aku pengendali cuaca?” tanya Gojo dengan wajah aneh.

“Hehe~” [Name] menyendok es krim itu. Memasukkannya dalam mulut, merasakan sensasi dingin dan manis. “Enaak.”

Ia menoleh. Menatap pemandangan luar. Hujan berhenti sejak mereka duduk di kafe 25 menit lalu. Kini, awan hitam pun berangsur-angsur lenyap menyisakan langit berwarna kuning dan jingga.

“Hei, setelah ini mau ke pantai nggak? Gojo suka liat langit sore, 'kan?” Pandangan beralih pada surai putih.

“Boleh.”

[Name] menanggapi dengan senyuman. Kemudian mencocok cake di depan menggunakan garpu, lalu mengulurkannya pada Gojo. “Coba makan ini. Enak, lho.”

Gojo menatap kue itu sebentar, lalu mengambil alih garpu dari tangan [Name]. Mencoba rasa sepotong cake pemberian sang gadis.

Pipi kanan Gojo mengembung. Sambil mengunyah dia menjawab, “Lumayan.”

“Menurutku ini enak banget.” [Name] menangkup sebelah wajah. “Omong-omong, Gojo selalu mikirin apa saat lihat langit sore? Kalau aku karena warnanya hangat!”

Gojo menyungging seringai. “Ada, deh.”

꒰꒰꒱꒱

“Aku kenyang banget.”

Gojo menoleh, sedikit menunduk untuk menatap [Name]. “Bagus, dong.”

“Gojo juga kenyang, nggak?”

“Lumayan.”

“Aku heran.” [Name] mengernyit. “Tubuhmu masih keliatan bagus padahal suka makanan manis.” Dia menusuk-nusuk perutnya sendiri. “Aku malah nggak punya satu pack pun.”

“... Perutmu rata, tuh?”

“Tapi nggak apa-apa. Ngeri juga kalau aku punya six-pack kayak Mikasa!”

“Terserah. Ayo pergi.” Gojo melangkah duluan. Disusul [Name] yang berusaha menyamai jalannya.

“Sudah berapa lama Gojo suka lihat langit sore?”

Make Him Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang