empat-empat (meera)

392 38 12
                                    

beberapa bulan berjalan. hubungan meera dan ziko berjalan mulus.

meski terkadang mereka beberapa kali ribut, tapi keributan itu hanyalah  masalah kecil. tak ada yg sampai membuat mereka meributkan hal besar dan mendiamkan satu sama lain beberapa hari.

mendekati akhir semester, meera dibuat galau karena ziko

bukan, bukan ziko berbuat ulah atau apa. tapi dia galau karena beberapa bulan lagi, mereka harus berpisah.

berpisah karena ziko harus meneruskan sekolahnya diperguruan tinggi. sedangkan meera masih berada di bangku SMA.

memang, ketika meera dan ziko di sekolah, dia tak bisa berpacaran layaknya anak lain. tapi dengan satu sekolah meera merasa dirinya aman dan damai.

jika sesuai rencana, ziko akan melanjutkan kuliah di luar kota.

awalnya, ziko berencana akan melanjutkan kuliah di luar negeri, tapi dia urungkan. katanya, dia memilih untuk S2 nya saja yg di luar. bareng dengan meera kelak.

"meer," panggil ziko ketika keduanya tengah berada didalam mobil, pulang sekolah.

"hmm,"

"makan yuk,"

"laper?"

ziko mengangguk.

"tadi ga makan emang?"

"makan, tapi tau sendiri pacarmu ini gampang laper,"

"yaudah yuk, kebetulan aku laper,"

ziko tersenyum. mengusap pucuk kepala meera sebelum mengubah jalur ke arah salah satu mall yg tak jauh dari sekolah meera.

"kazi, nanti kalo ada anak sekolah yg liat kita gimana?"

"biarin,"

"biarin?"

"iyaa biarin. aku udah capek backstreet terus. biar semua tau kalo kamu pacar aku,"

"yakin?"

ziko mengangguk yakin. "kamu gamau?"

"bukan gamau, tapi kan yg pertama ngajakin backstreet kamu,"

"aku lakuin ini semua buat kamu. aku gamau kamu kenapa-napa karena orang tau kamu pacar aku,"

meera mengangguk paham. "thanks yaa,"

"sama-sama sayang,"

bersaman dengan itu, mobil yg dikendarai ziko kini telah sampai disalah satu mall. mencari parkir dan tak lupa, memberikan kemeja flanel miliknya untuk meera sebagai pelapis seragamnya.

"baunya enak," ucap meera, mencium kemeja yg ziko berikan.

ziko tersenyum. "suka?"

"bau perfume kamu enak!"

"yg milih siapa?"

"aku dong!!"

ziko terkekeh. mengambil tangan meera untuk digenggamnya, berjalan berdampingan menuju restoran langganan mereka.

"kazi!"

"kenapa?"

"mau boba," ucap meer sebelum mereka sampai di restoran yg ditujuan.

"kan mau makan,"

"yaa gapapa. ini kan cuma minum,"

"ntar pulangnya aja ya,"

meera mengangguk selayaknya anak kecil yg diberi tahu orang tuanya.

______________

beberapa waktu berjalan. hingga tanpa mereka sadari, besok pagi adalah pengumuman kelulusan bagi angkatan ziko dan rafka.

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang