25. 🌵Yes Or Yes?

88 23 2
                                    

Mobil Arki tiba-tiba berhenti di tepi jalan yang di bawahnya terdapat tebing yang tertubruk ombak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Arki tiba-tiba berhenti di tepi jalan yang di bawahnya terdapat tebing yang tertubruk ombak. Sepanjang perjalanan Mika tertidur tanpa tahu dibawa kemana, ia terbangun saat Arki keluar dan menutup pintu mobilnya.

Mika mengucek-ngucek matanya untuk melihat lebih jelas saat ini berada dimana. Pupil mata Mika seketika melebar saat melihat pemandangan yang terlihat dari jendela mobil itu. Bagaimana bisa Mika tidak kaget ketika terbangun sudah disuguhi pemandangan yang sangat indah?

Mika ikut keluar dari mobil. Ia berdiri di samping Arki tanpa melunturkan ekspresi kagumnya pada langit senja di sore ini. Mereka sampai di tempat itu bertepatan dengan cakrawala yang sedang menampakkan keindahannya.

"Woah! Keren banget. Lo tau tempat ini dari mana?" tanya Mika tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.

Sedangkan Arki malah menoleh pada Mika tanpa mau melihat lagi kearah lain. Menurutnya, pemandangan di sampingnya sekarang jauh lebih indah dari pada senja yang memancarkan warna orange-nya ke lautan lepas.

Waktu terasa berjalan lambat saat Arki memandang lamat wajah Mika dari samping. Wajah itu terlihat bersinar dengan senyum terlukis manis dibibirnya. Dalam hembusan angin itu, rambut Mika yang tergerai tak bisa diam, sehingga beberapa helai rambut menghalangi wajah imutnya.

Mika maju satu langkah. Ia merentangkan tangannya seolah-olah keindahan itu dapat ia peluk dan tak akan pernah hilang. Tubuhnya merasakan angin yang menyerangnya. Tak henti-hentinya wajah itu tersenyum.

"Lo tau? Gue belum pernah ke tempat kayak gini. Ini tempat paling keren yang pernah gue datengin," ucap Mika yang menoleh pada Arki, tapi ia kembali melihat matahari yang sebentar lagi benar-benar tenggelam di lautan.

Arki meraih sebelah tangan yang terentang di depannya. Ia menurunkan tangan itu dalam genggamannya dengan ikut maju satu langkah untuk mensejajarkan posisi mereka. Bersampingan, lebih dekat, dan saling menggenggam.

Senyum Mika perlahan menjadi kaku, dan menurunkan pandangannya ke bawah, melirik tangannya yang berada dalam tangan Arki. Lalu, mata Mika berpindah pada wajah Arki. Cowok itu sama sekali tak menoleh dan memandang lurus ke depan.

"Dan gue jadikan lo orang pertama yang gue bawa ke tempat indah ini." Setelah mengikrarkan kalimat itu, Arki menoleh pada Mika dengan sorot mata yang hangat. Mungkin tatapan itu pancaran dari hangatnya senja sore ini.

Arki ahli dalam mengunci tatapan Mika agar tak bisa melihat kemana-mana lagi selain dirinya. Tangannya tanpa bisa terkendali, ikut membalas genggaman di antara mereka. Mika lemah dengan tatapan itu. Hatinya telah mencair dan tertampung dalam wadah yang Arki berikan untuknya.

Arki terkekeh merasakan tangan Mika bergerak. Tak henti-hentinya Arki dibuat gemas oleh Mika yang tersipu malu. Mika menipiskan bibirnya, ia malu untuk mengakui perasaan karena gengsinya terlalu besar.

Mika tak dapat menapikan perasaan di hatinya. Hatinya dicuri oleh Arki dalam waktu yang singkat. Wajah Mika gampang terbaca, sehingga Arki dapat mengetahui perasaan cewek itu. Arki ikut salah tingkah saat Mika secara tidak langsung mengundangnya untuk saling menautkan jari-jari tangan mereka.

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang