Forty Two

576 69 2
                                    

"Boleh aku ikut?"

Luna menunjukkan tangannya dan tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya lalu aku mengangguk. Ia mengeluarkan tas dan kopernya dibantu Paul. Zayn melihatku lalu mengedipkan matanya ke arahku. Pipiku memerah lalu langsung membantu Luna.

"Boleh kubantu?"

"Eh eh terimakasih," Pipi Luna memerah. Terima kasih Tuhan. Setidaknya ia masih bisa memerah pipinya saat mendengarku.

Aku membawakan kopernya lalu melambaikan tanganku ke Louis, Liam, Zayn, Harry, dan Paul. Luna juga melambaikan tangannya. Lalu aku membuka pagar pelan, ingin mengejutkan Mom dan Chris.

"Siapa itu?" Aku bisa mendengar suara Mom di dalam. "Niall?!" Mom menjerit lalu memelukku erat membuatku melepas genggaman koperku dan koper Luna. Aku membalas pelukan Mom, yang sudah lama sekali tidak bertemu denganku.

"Hey, Mom,"

"Aku sangaaaat merindukanmu," Mom menitikkan air matanya.

"I missed you too. A lot,"

"Lu,Luna?" Maura terlihat kaget melihat Luna. Setahunya, Luna lupa akan aku dan aku pun sudah bercerita kalau aku merelakan Luna dengan Harry.

"H,hey," Luna menjawab dengan grogi dan terlihat memikirkan nama Mom. Ya. Ia pasti lupa.

"Aku Maura. Ibu Niall," Mom mencoba meluruskan keadaan.

"Ya, aku ingat kau tapi aku lupa namamu. Hey Maura," Luna tersenyum lalu memeluk Mom.

"Ayo masuk," Mom membukakan pintu lebih lebar lagi, dan menyuruh aku dan Luna masuk. "Niall, kamar yang waktu itu saja ya,"

Aku melirik Luna. "Aku ke kamarku sebentar ya,"

"Boleh aku ikut?"

"Tentu!" Jawabku.

Aku jalan diikuti Luna. Aku meletakkan koperku disebelah tempat tidurku, lalu mulai merapikannya. Luna terlihat sedang memegang sesuatu. Oh. Bingkai fotoku dan Greg. Yang sewaktu itu juga ia tanyakan.

"Niall?"

"Hm?"

"Ini kau kan? Dan.. Greg. Iya bukan?"

"Ya,"

"Aku sepertinya lupa lupa ingat dengan wajah Greg. Tapi aku ingat ia pernah datang kemari,"

"Ohya?"

"Ya. Dan ku harap aku bisa mengingat hal lain lebih,"

Dheg. Apa mengingatku sebagai kekasihnya juga termasuk? Hey. Hapus pikiranmu itu, Niall.

"Ku harap juga,"

Bodoh. Kenapa itu yang terucap?

"Boleh aku tidur disini? Aku mengantuk sekali," Luna membaringkan badannya di atas tempat tidurku, menunjukkan tubuh langsing dan tingginya itu.

"Tentu. Tidur saja,"

"Kau akan pergi?"

"Jika itu maumu,"

"Tidak, tidak. Aku mau kau disini menemaniku,"

Aku tidak salah dengar kan? Puji Tuhan.

"Okay then,"

——————
Luna Anderson's POV

Aku tidak bisa melihat siapapun disini. Semuanya putih. Ini lebih terlihat seperti... ruang tanpa pintu, jendela, dan tak berujung. Dimana aku? Apa aku mati?

"Hai, Luna. Ini aku, Harry. Ingat aku? Semoga kau masih mengingatku. Apa yang sedang kau mimpikan? Kau bermimpi sedang bersama Niall ya? Asal kau tahu, ia sedang menangis disini. Ia sangat merindukanmu, Luna. Begitupula diriku. Aku rindu dirimu, teman kecil. Maafkan aku, Luna. Kalau saja aku tidak ada disitu, aku tidak pergi ke club sebelumnya, ini tidak akan pernah terjadi. Never in a million years. Kau pasti sekarang sedang bersama Niall, bercanda dan bermain bersama. Kalian pasangan yang serasi. Aku jujur. Walaupun aku sakit melihat kalian berdua. Tapi, Niall orang yang baik. Kau pantas ditangannya. Kuharap kau bisa memaafkanku, Luna. Aku merindukanmu. Kami semua merindukanmu,"

Harry? Itu Harry siapa? Harry Styles? Mana ia? Kenapa aku hanya bisa mendengar suaranya?

"Harry!" Teriakku. "Kau dimana?!"

Tidak ada jawaban. Justru suaraku itu bergema. Membuatku takut sendiri. Kenapa tidak ada orang disini?

"Niall! Mom! Dad!" Teriakku. "Siapapun jawab aku!"

Aku berlutut. Menangis. Tidak tahu aku dimana, kenapa tidak ada orang. Tolong aku, Tuhan.

"Luna?"

Jantungku berdegup kencang. Aku menengok ke atas, melihat ke seorang yang berbicara itu. Oh. Seorang wanita muda yang sangat cantik.

"Kau.. kau tahu namaku? Terimakasih Tuhan. Aku pikir aku sudah mati,"

"Aku Alice. Tidak. Kau belum mati. Ini hanya mimpi. Ada yang harus kuberi tahu padamu, Luna,"

"Apa?" Tanyaku penuh ingin tahu.

"Niall lah yang seharusnya kekasihmu. Ia sangat mencintaimu. Sangat. Kau harus tahu itu, Luna. Setelah setahun kau koma, ia masih menunggumu. Bahkan saat kau bangun dan amnesia, dan mengingat Harry sebagai kekasihmu, ia merelakanmu untuk Harry, agar kau bahagia. Tidak peduli bagaimana ia sakit hati. Kau harus kembali dengannya, Luna,"

"Bagaimana kau tahu?" tanyaku heran.

"Aku Alice. Sampai jumpa!" Tiba-tiba ia berlari menjauhiku secepat kilat.

"Tunggu! Jangan lari!" Aku mengerjarnya. "Tunggu!"

"Luna, bangun!"

~~~~~~~~~~~
Hai abis UN nih namir!! Doain terima 8 ya guys! Maaf ceritanya alay gaje.

Ohya [5SOSSeries] UDAH RILIS YA GUYS CEK Works GUE YA BACA JUDULNYA Spy TENTANG Luke Hemmings!!

Para 5sosfam liat ya! Vomments jugaa!

Ohya tau yg Louis-Zayn berantem? Asli gue nangis liatnya:(:( thanks zayn for everything. I'm done now.

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang