Sejak rencana mengerikan yang didengar oleh yeonjun beberapa hari yang lalu, yeonjun jadi lebih pendiam dari biasanya.
Dia juga jadi lebih sering menelepon kedua orang tua nya dan berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk."Bagaimana mereka? Apa kamu melihat hal yang aneh belakangan ini?" tanya arwah pada yeonjun ketika mereka sedang berkumpul di rooftop sekolah.
"tidak banyak. Mereka tampak baik baik saja, tapi satu yang pasti kondisi ayah makin memburuk.
Kemarin kami sempat memanggil dokter pribadi, karena kondisi ayah. Dia sempat mengalami stroke ringan."
"kakak mu bagaimana?"
"mereka jadi jauh lebih jarang di rumah. Mereka pasti sedang merencanakan sesuatu, dan aku tidak tahu harus berbuat apa." keluh yeonjun.
"biar aku yang lakukan" Hera bersuara.
Yeonjun dan arwah sama sama terkejut dengan pernyataan berani Hera."apa yang akan kau lakukan?" tanya yeonjun
"sederhana saja, aku hanya ingin tahu makanan apa saja yang disajikan untuk ayah mu, kamu bilang kakak mu bicara soal racun. Kenapa tidak kita mulai dari makanan atau minuman yang di konsumsi ayahmu?"
"itu tidak mungkin. Ibuku sendiri yang menyiapkan. Sangat tidak mungkin ibuku juga terlibat rencana busuk mereka." sanggah yeonjun.
"tapi tidak ada salahnya kita mencoba. Kamu hanya perlu mengambil sedikit dari semua menu yang tersedia. Kita serahkan itu ke laboratorium. Jika memang tidak apa apa kita bisa kesampingkan kemungkinan racun itu melalui makanan." terang Hera.
"jadi singkatnya kamu juga mencurigai ibuku? Hera kamu tidak kenal ibuku, dia tidak-"
"Hera hanya berniat membantu, setidaknya hargai usul nya. Dia tidak ada sama sekali niatan buruk. Jangan salah paham dulu." sela arwah mulai emosi.
"kalau tidak mau ya sudah. Itu hanya usulku, kalau tidak setuju silahkan cari cara lain. Itu masalah mu bukan?"
Yeonjun terdiam, melakukan usulan dari Hera sama saja seperti ia tidak percaya pada ibunya.
Sesungguhnya yeonjun hanya takut, kalau ternyata kecurigaan Hera benar, ada sesuatu di dalam makanan ayah nya.
Apa itu juga berarti ibu nya terlibat? Kemungkinan seperti itu benar benar mengerikan bahkan jika hanya dibayangkan."baiklah. Malam ini juga aku ambil. Mau temani aku? Aku takut."
"tentu."
Di rumah yeonjun.
Sesuai rencana, yeonjun keluar dari rumah secara diam diam sambil membawa sedikit makanan yang disajikan ibunya untuk sang ayah. Perasaan nya saat ini benar benar tidak karuan.
Di luar rumah, Hera dan arwah menunggu. Mereka adalah sahabat yang sangat baik bagi yeonjun, memang secara singkat mereka baru berteman 3 bulan.
Tapi lihatlah, mereka bahkan rela membantu yeonjun yang sedang kebingungan."tenanglah. Ini hanya uji lab biasa. Hasilnya bisa keluar lebih cepat. Mungkin besok sudah bisa diambil." kata Hera menenangkan.
"kamu yakin ga ada yang lihat kamu tadi, waktu ambil makanan ini? Trus ini beneran makanan yang ada untuk ayahmu kan?" tanya arwah memastikan.
"iyaa, beneran. Ini bahkan kuambil langsung dari tempat makan ayahku, tepat sebelum makanan ini di bawa ke kamar ayahku. Jadi tidak ada keraguan lagi, pasti inilah yang ia makan."
"baiklah, ayo pergi sekarang. Lebih cepat lebih baik."
Malam itu terasa begitu lama dan menegangkan bagi mereka bertiga, sejatinya walau Hera sudah terbiasa dengan hal hal buruk, tapi kali ini dia membawa beban nya orang lain.
Langkah yang ia ambil akan berdampak pada orang lain. Hal itulah yang membuat Hera merasa tegang. Dia sendiri tak bisa membayangkan jika hasilnya seperti yang ia duga.
Bagaimana jika memang ada sesuatu di makanan yang di siapkan ibu nya yeonjun. Lebih tepatnya, bagaimana perasaan yeonjun setelah nya?
Hera selalu berharap bahwa dugaan nya salah.Sebab dia masih ada sesuatu yang harus ia lakukan dengan ibu yeonjun. Tentu mengenai cincin itu. Hal itu juga tidak boleh dikesampingkan.
Mereka bertiga memutuskan untuk makan malam di warung makan sederhana di sekitar sungai han.
Meski dalam keadaan yang carut marut, Hera sama sekali tidak menyerah untuk terus memaksa yeonjun belajar. Berbagai cara dan metode ia terapkan agar yeonjun tidak mudah bosan, dan bisa fokus lagi pada pelajaran.
Meski harus Hera akui, itu sangatlah tidak mudah."ayolah Hera, kita sudah belajar nya. Aku capek, pliisss" rengek yeonjun disertai aegyo andalan nya.
"tckk... Kamu itu mudah sekali menyerah." ejek arwah.
"kamu bilang begitu karena kamu kan gak belajar. Memang nya kamu paham?"
Balas yeonjun sewot."tckk kalau cuma soal segini sih kecil. Aku juga bisa"
"ishhh... Kamu ni benar benar yaa!! Aku tu lagi stres tauk! Bukan nya menghibur kamu justru bikin aku tambah pikiran. Berisik! Mending kamu diam"
"ehh... Itu kan, jungwoo hyung?" yeonjun sedikit berbisik.
Dia melihat sosok yang agak jauh tempat mereka berada, dan benar saja orang itu adalah choi jungwoo anak pertama keluarga choi."itu kakak pertama mu?" tanya Hera.
"iya, yang samping kanan nya itu sungwoon hyung, yang samping kiri dan orang yang di belakang aku ga kenal" jelas yeonjun.
"ngapain mereka malam malam disitu?" tanya arwah keheranan.
Hera memicingkan matanya untuk bisa melihat lebih jelas, setelah yakin dengan apa yang ia lihat, Hera terdiam.
Jantung nya otomatis seperti berhenti mendadak. Keringat dingin mulai membasahi dahi dan tangan nya.Ingatan Hera kembali lagi, meski yeonjun dan arwah tidak menyadari hal itu.
Yeonjun juga tak mengenali siapa yang sedang bersama kakaknya, namun Hera tahu.Sangat tahu. Ia masih ingat siapa mereka. Meski kejadian 'itu' sudah berlalu beberapa tahun lama nya.
Namun semua itu seolah masih terasa baru saja.
Mimpi buruk itu ternyata belum berakhir.Arwah hendak bertanya sesuatu pada Hera, namun dia urungkan niatnya.
Dia melihat kondisi Hera yang tampak tidak baik baik saja.
Nafasnya lebih memburu, dan ketegangan jelas terlihat di wajah Hera."aku ingin tahu apa yang mereka bicarakan" bisik yeonjun dan bersiap untuk berdiri mendekati mereka.
"Jangan. Terlalu bahaya. Kamu disini saja. Biar aku yang kesana" cegah arwah.
Menurutnya, akan lebih aman jika dia yang menguping pembicaraan mereka.
Tidak ada peluang baginya untuk ketahuan, dibanding dengan Hera ataupun yeonjun.
Dan lagi, dia ingin membantu yeonjun, dia sendiri tidak paham apa yang ia rasakan.Sebuah rasa untuk ikut melindungi yeonjun dan keluarga nya, keselamatan nyawa ayah yeonjun entah mengapa menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi arwah.
Dia juga tidak percaya jika ibu yeonjun terlibat dalam rencana busuk kakak yeonjun, entah kenapa, si arwah tidak ingin percaya hal itu."aku titip Hera, jaga dia" bisik arwah pada yeonjun sebelum pergi mendekati kedua kakak yeonjun dengan santai.
Yeonjun melihat ke arah Hera, dan baru menyadari perubahan sikap dan ekspresi Hera.
Terlalu fokus pada masalah nya membuat yeonjun lupa akan keadaan Hera."kamu gak papa?" tanya yeonjun.
Hera mengangguk pelan, mencoba menenangkan diri sendiri.
'itu sudah berlalu, kamu yang sekarang jauh lebih kuat dari yang dulu. Hera, jangan takut.' batin Hera.
Part selanjutnya akan ada tokoh baru, kira kira siapa ya?
Ada yang bisa menebak siapa yang lagi barengan sama kakaknya yeonjun? Sampai Hera ketakutan gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY- Choi Beomgyu
FanfictionMembantu arwah untuk mendapatkan hidupnya kembali? Bukankah itu mustahil? Siapa yang bisa percaya mitos seperti itu? Namun nyatanya hal itulah yang dihadapi oleh Son Hera. Gadis dengan begitu banyak luka batin yang ia kunci rapat rapat di sebalik pu...