17 - Perang Strategi

136 27 29
                                    

Pagi itu, Suzy kembali dibuat sibuk oleh kasus keracunan makanan yang terjadi di distrik Guro. Korbannya memang tidak sebanyak di Yangcheon dan Gangseo, tetapi, gejala yang dialami lebih parah. Hasil laboratorium baru akan keluar menjelang siang nanti.

Awalnya, Suzy berencana akan ke Guro untuk memastikan secara langsung bagaimana kondisi kedai dan para korban. Namun, Woo Young bersikeras menyuruhnya untuk pulang ke rumah setelah mendapat kabar bahwa terjadi keracunan lagi di Kedai Julyu. Pada akhirnya, Suzy meminta tolong manajernya untuk mengawal segala pemeriksaan di kedai sekaligus mengecek kondisi korban di rumah sakit.

Seung Gi yang duduk di sebelah Suzy menghela napas pendek melihat kekasihnya yang sibuk dan tegang di meja makan. Jari-jemari lentik gadis itu menari-nari di atas benda pipih dengan cepat, membalas pesan yang terus masuk dari banyak orang. Akhir pekan harusnya menjadi hari yang menenangkan, tetapi kali ini tidak bagi Suzy.

"Aish, Hae Jun membuatku gila," Suzy merutuk masih sambil fokus dengan ponselnya. "Lihat saja, sebentar lagi dia akan menyesali ulahnya ini."

Seung Gi tak menanggapi. Ia menyumpit sepotong gyeran mari buatannya dan menyuapkannya pada Suzy. Tanpa mengalihkan fokus dari ponsel, Suzy menerima suapan itu dan mengunyahnya dengan kesal.

"Hei ... tenanglah ... kenapa kau begitu marah?"

"Bagaimana aku tidak marah? Orang yang tidak tahu apa-apa malah jadi korban. Hae Jun benar-benar tidak punya otak. Apa dia tidak kasihan melihat mereka yang tidak bersalah menderita?" Suzy terus mengomel. Ia meletakkan ponselnya dan menarik mangkuk nasinya. "Dasarpria licik, setelah ini apa lagi yang akan dilakukannya?"

Seung Gi mendorong piring berisi gyeran mari dan beberapa lauk lainnya ke dekat Suzy agar gadis itu lebih mudah mengambil. Suzy menghela napas panjang sambil memejamkan matanya. Tangannya menggenggam sumpit erat-erat. Pasang surut ini terlalu cepat, semalam ia baru bersenang-senang dan paginya ia harus menghadapi kabar buruk lagi.

"Kau harus tetap tenang, Sayang. Kalau menyelesaikan ini dengan emosi, keputusan yang kau ambil bisa terlalu gegabah. Kendalikan dirimu ya? Terutama saat menghadapi ayahmu nanti. Kau harus tenang untuk menunjukkan kalau semuanya aman di bawah kendalimu sekalipun kasusnya bertambah lagi," Seung Gi mengingatkan. Suzy membuka matanya kembali dan mengangguk.

"Terima kasih, Oppa. Aku pasti akan melakukannya," ucap Suzy yang kemudian disusul senyuman tipis. "Kau tahu? Aku senang aku punya kau. Aku hanya bisa mengomel, merutuk, marah-marah seperti sekarang ini di depanmu. Kalau sudah ke luar nanti, aku harus benar-benar menjaga sikap. Bahkan di depan orang tuaku aku juga tidak bisa mengungkapkan apa yang kurasakan dengan bebas."

"Aku tahu. Kita sudah bersama beberapa bulan dan baru beberapa hari lalu aku ikut denganmu mengurus masalah yang terjadi. Kau seperti orang yang sangat berbeda. Aku sampai merasa segan berada di dekatmu," ucap Seung Gi. "Selama bersamaku, kau bebas untuk mengekspresikan apapun. Kalau kau mau mengeluarkan umpatan, keluarkan saja. Aku akan menemanimu mengumpat juga."

Suzy tertawa kecil. Ia mengambil sepotong gyeran mari untuk diletakkan di atas mangkuk nasinya. Seung Gi pun menarik mangkuk nasinya dan mengambil lauk untuknya sendiri.

"Berapa lama kau pulang ke rumah?"

"Jangan khawatir, tidak akan lama. Besok atau lusa aku sudah kembali ke sini," jawab Suzy. Seung Gi mengangguk paham dan turut menikmati sarapannya.

"Apa Nyonya Sung sudah menghubungimu?" Seung Gi menaanyakan hal lain.

"Belum. Dia belum menghubungiku. Kabarnya, para pasien di Pusat Medis Seonam sudah diizinkan pulang, termasuk So Jun. Rencananya aku akan mengunjungi rumahnya untuk meminta maaf lagi sekaligus mengganti semua biaya pengobatan yang dikeluarkannya. Nanti aku akan mencoba mengatur jaddwalku. Aku perlu menemui pasien di Guro dulu sebelum menyelesaikan urusan dengan Nyonya Sung."

LATIBULE (Lee Seung Gi x Bae Suzy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang