Seorang pria berkacamata melewati segerombolan wanita yang sedang makan dikantin. Suasana kantin itu begitu ramai, hanya tinggal beberapa meja kantin saja yang masih tersisa karena waktunya sedang istirahat.
Pria berkacamata itu tak dihiraukan sama sekali. Ia membeli roti dan air mineral, pria berkacamata itu tak sempat makan karena ia tidak mau berebutan disaat jam istirahat, dia takut tak kebagian karena dirinya yang culun dan pendiam.
Yaa... pria itu bernama Ilham Santoso, dan sering dipanggil Ilham, seorang pria culun yang pendiam dan berkacamata.
Ilham duduk dibelakang gerombolan wanita-wanita karena lebih dekat dan menghemat waktu, karena sekitar 5 menit lagi akan masuk kelas dan jam perkuliahan akan segera dimulai. Tak sadar, Ilham sudah menghabiskan makanannya lalu minum. Makan sambil melihat mahasiswa yang lain berlalu lalang membuat Ilham makan lahap karena Ilham termasuk orang yang susah makan.
Setelah kenyang, Ilham berdiri meninggalkan kantin yang perlahan mulai sepi. Saat berjalan dengan tenang tiba-tiba Ilham dihantam benda kuat dari sebelah kanan yang menyebabkan dia terdorong lalu jatuh ke sisi meja, sakitt.
"Aww..." rintih Ilham sambil memegang pinggangnya yang sakit akibat benturan benda keras. Dia memang tidak jatuh akan tetapi malah disambut oleh meja dan berakibat pinggangnya terbentur. Dalam hati Ilham (untung bukan pisau tuh, kalo ngga udah jadi kayak sundel bolong).
Hening, tidak ada suara selain rintihan Ilham yang menggigit bibir bawahnya menahan sakit. Sepertinya tulang rusuknya patah, pikir Ilham dalam hati. Bukan karena lebay tapi ini sakit banget woiii !
Setelah bebebrapa saat, Ilham menoleh benda tadi yang menghantam tubuhnya yang mengakibatkan jadi seperti ini. Ilham berlali ke UKS melihat pinggangnya membiru. Ya pasti membiru karena yang menabraknya tadi adalah besi. Ilham baru sadar bahwa ternyata ia baru saja melewati jam pelajaran satu dosen. Dia sudah telat 10 menit, sebagai anak yang teladan meskipun ngga pinter, dia ingin masuk kelas tapi kalo diinget-inget tatapan anak sekelas padanya membuat Ilham bergidik ngeri. Tapi bakal lebih ngeri kalo lihat nilai IPK nya turun. Alhasil, Ilham berjalan menuju ke kelasnya.
Ilham berjalan pelan, dia tidak berani berjalan dengan cepat apalagi sampe lari-larian. Pinggangnya masih begitu ngilu untuk dirasa. Harusnya dia kompres tapi dia sudah telat masuk kelas.
Ilham melihat rombongan cewek-cewek cantik itu lagi keliling dan kelihatannya sedang mencari sesuatu atau mencari seseorang. Bahkan mereka nekat menerobos ruang kelas orang.
Entah mengapa Ilham memilih sembunyi dan mengintip apa yang tengah mereka lakukan.
"Ngapain kamu disini?" tanya seseorang dari belakang.
Tubuh Ilham terkaget dan berputar melihat siapa yang bicara, dan ternyata adalah dosen yang menatap tajam.
"Anu pak, saya tadi.... anu.." Ilham bingung harus jawab apa.
"Ikut saya!" dengan lemas Ilham mengikuti dosen itu. Dia sedih karena baru kali ini dipanggil dosen karena tingkah lakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert boy
PoetryIlham selalu berfikir bahwa ia akan selalu menjalani hidup dengan damai tanpa banyak melakukan interaksi dengan orang lain. Akan tetapi ia lupa bahwasanya manusia adalah makhluk sosial. Bagaimana jika Ilham dihadapkan dengan sekumpulan wanita popule...