Abu-abu

576 47 53
                                    

Sesak, merasa tak, berguna beban, itu yang sekarang Sanzu rasakan, mungkin semua perkataan ibunya benar jika Sanzu hanyalah kesialan belakang, yang membawa kutukan bagi siapa saja yang ada di dekatnya.

Bodoh seharusnya dia sadar diri keberadaan hidupnya hanya menjadi titik beban orang lain, tidak heran jika Ran sekarang membencinya toh dia juga sudah terbiasa dengan umpatan. Tetapi kata-kata Ran lebih sakit dari pedang, bahkan dia tak merasa sehancur ini sejak terakhir kali Mikey menghinanya, bisa saja kan kalo dia sudah benar-benar mencintai pria berkepang itu. Walau akhirnya semua yang dia cintai akan pergi, seharusnya sebelum dia mencintai orang lain dia harus mencintai diri sendiri.

'Semua ini terjadi karena aku lemah.'

Brak....

Sanzu terperanjat kaget saat melihat Rindou sudah tumbang tak sadarkan diri di pelukannya, karena pukulan dari Ran yang membabi buta, sementara Ran terlihat tidak jauh berbeda dari Sanzu namun dia justru lebih sock dan hampir tak percaya dengan apa yang dia lakukan.

Sambil menutup mulut dengan kedua tangan berlumuran darah, Ran berusaha mendekati tubuh adiknya, tangannya bergetar dan jalanya melambat. Tak sadar air mata membasahi pipinya.

"Rin oi Rin kau tidak bercanda kan." Ucap Ran sambil mengguncang tubuh sang adik, namun hasilnya nihil Rindou diam tak bergerak.

Sedangkan Sanzu segera mengecek denyut nadinya.

"Syukurlah, Rindou hanya pingsan." Jawab Sanzu yang berharap Ran bisa tenang.

***

Disaat mereka sedang merenung, tiba-tiba saja Mucho Mochi Shion Terano dan Kisaki datang sambil terus mengompori Ran, jika semua ini adalah salah Sanzu dan Sanzu, semuanya pokoknya Sanzu. Mulai persaudaraan Ran dan Rindou hancur sampai dengan kondisi Rindou saat ini pokoknya semuanya salah Sanzu.

Ran memang mencintai Sanzu, tapi dia royal ke Rindou terlebih setelah dia berjanji akan menjaga Rindou apapun yang terjadi, tepat sehari sebelum kematian sang ayah, dan saat dia tau bahwa ibunya lah yang telah membuat Rindou tidak mengenal kasih sayang seorang ibu. Ran bertekad untuk membahagiakan adiknya walau itu dengan cara kotor, namun kenyataannya semua berbanding terbalik.

Justru dialah orang yang telah melukai sang adik.

"Sanzu kau harus tutup mulut." Sebuah pistol modifikasi diarahkan tepat di jilat Sanzu.

"Ran... Hiks." Tak bisa berkata-kata Sanzu hanya terduduk.

"Mati kau curut." Ucap Mikey yang langsung menendang Terano sampai pingsan.

Sementara Draken memanfaatkan kelengahan Ran untuk mengambil pistol itu dari tangan Haitani sulung, untuk Mitsuya dia disuruh Hakkai agar menjaga Rindou dan juga Sanzu.

Sedangkan Izana segera mengejar kisaki dan juga Mucho serta Mochi, untung dia kuat jadi satu lawan tiga tidak masalah, apalagi lagi Mikey juga akan datang menolongnya.

Dan di posisi Hakkai dia sedang by one dengan Shion, untuk Koko dia bertugas memanggil polisi serta ambulans kelihatan sepele tapi dia yang paling penting mengingat kondisi Sanzu dan Rindou saat ini.

"Ran aku tau kau lebih tua dari kami, tapi mengapa kau berfikir seperti anak yang baru tau kosa kata." Ucap Draken yang tak habis pikir dengan sikap kakak kelasnya ini.

"Apa kau pikir tindakan mu bisa membuat semua orang senang dan mengagumi mu." Lanjutnya dengan ekspresi kecewa.

"Aku yakin kau masih punya hati nurani disana." Dan setelah itu Draken membawa Sanzu keluar dikuti Mikey.

Anehnya kali ini Mitsuya justru mengais melihat kondisi Rindou, tentu pemandangan itu menjadi tanda tanya besar bagia semua orang terlebih Hakkai.

Hakkai tau Mitsuya sangat membenci Rindou, mengingat Rindou pernah melecehkannya, 'atau jangan-jangan Mitsuya naksir sama Haitani bungsu itu.' pikir Hakkai.

Namun tak lama pemandangan itu berubah saat Izana gagal menghalangi Kisaki, sementara Hakkai kalah melawa Shion. Hal ini membuat mereka kabur sebelum polisi datang.

Sebenarnya Ran tidak mau, dia ingin berada didekat adiknya. Bukan Mitsuya yang kini menangis memeluk tubuh sang adik, tapi karena tubuhnya dipaksa pergi dengan berat hati, dia pergi dengan mereka.

***

Tak ada yang mengetahui bahwa markas itu sudah disiapkan bahan peledak. Kecuali Kisaki dan Mucho saja.

Tepat saat Mikey Sanzu Draken Izana Hakkai serta Mitsuya keluar, meninggal Rindou sendiri suara ledakan keras dari bangunan itu terdengar.

Semua yang ada diluar tercengang melihat bangunan itu sudah terbakar.

"RIN." Teriak Ran yang segera berlari masuk kedalam namun di cegah Izana. "Ran jangan masuk bahaya."

"Rin.. Rindou." Ucap Sanzu sesat sebelum dia tak sadarkan diri.

Sebenarnya Mitsuya ingin mengajak Rindou keluar bersama-sama tapi, tangannya terluka akibat Draken dan yang tak sengaja menarik pelatuk pistol saat merebut dari tangan Ran.

Untuk Izana sendiri dia juga sudah ingat menggendong Rindou, namun pemuda berkaca mata itu malah menolaknya dia berkata. "Aku akan menyusul, lagian apa yang perlu dikawatirkan." Jadi Izana memutuskan memapah Hakkai.

Mungkin ini yang dinamakan sesal tak merubah kenyataannya, mereka hanya bisa melihat bangunan itu terbakar sampai pemadam kebakaran tiba, serta menenangkan Ran. Walau bagaimanapun Ran tetap Kakak Rindou.

***
"Berdasarkan dengan bukti dan pengakuan saksi serta korban."

"Untuk tersangka Haitani Ran hakim telah memutuskan Anda di tahan selama lima tahun."

Tok... Tok... Tok...

"Dan untuk tersangka Mucho Mochi Shion Terano dan Kisaki hakim memutuskan kalian di penjara selamanya tujuh tahun."

Tok... Tok... Tok...

Satu bulan telah berlalu sejak kejadian memilukan itu terjadi, dan siapa sangka sanzu malah membela mereka semua yang sudah jelas-jelas membuat mentalnya hancur. Terlebih dari semua kejadian itu dia harus kehilangan seseorang yang berarti untuk kesekian kalinya.

Entah apa yang ada di pikirannya, Bahakan Mikey serta Izana sudah menggebu-gebu dan berharap mereka semua membusuk di penjara, namun keinginan tak seindah kenyataan.

Sanzu justru membela mereka, dan berkata bahwa dia yang menginginkan itu semua terjadi, jadi dia bukan seratus persen korban.

Terlebih Sanzu juga memutar balik fakta, padahal sudah jelas dari bukti rekaman video bahwa dia korban kekerasan serta pelecehan. Namun lagi dan lagi Sanzu berkata itu keinginannya.

Untuk masalah kematian Rindou, semua yang ada disana tidak bisa membendung kesedihan.

Apalagi saat Mitsuya berkata jika yang ada didalam peti itu adalah keluarganya, mungkin ini mengapa Mitsuya sangat terpukul.

Sedangkan Sanzu tidak bisa menghadirkan pemakaman tersebut karena kritis dan Ran dia harus di penjara.

Mungkin tindakan Sanzu memaafkan mereka terlihat lemah, tapi ketahuilah orang jahat terakhir di dunia adalah orang baik yang tersakiti. "Akan aku tunggu kalian bebas, dan setelah itu mari kita menari."

















































End















































Terimakasih banyak atas dukungannya selama ini

Dan akhirnya book ini selesai juga secara happy ending

Oke aku tunggu like and commandnya

Jangan sedih atau kecewa karena ini bukan akhir dari cerita sebab masih ada lanjutannya awowo

Kalo ada typo kasih tau aku.

See y.....

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang