DS 34

4.2K 723 17
                                    

***

Lysander membawa Jisung ke sebuah café dekat hotel dan meminta Hyde untuk meninggalkan mereka berdua saja, Lysander tahu, Jisung pasti kena tekanan mental ditinggal berdua dengan Hyde.

"Kenapa diam saja?" tanya Lysander saat pesanan mereka sudah tiba. Jisung menatap latte miliknya lalu menatap Lysander.

"Hyung, jika seandainya ada yang lebih baik dari kami, apa kau akan lebih memilih mereka daripada kami?" tanya Jisung, Lysander melipat tangan di depan dada, punggungnya bersandar pada sandarakn kursi, satu kakinya terangkat dan ditumpukan pada kaki yang lain, dia memasang senyum geli.

"Kenapa bertanya begitu? Apa Hyunjin mengatakan sesuatu mengenai seorang wanita dan tiga pria?" tanya Lysander tepat sasaran, Jisung menunduk dan mengangguk, ia memainkan jemarinya, kepalanya sudah banyak bayangan bagaimana jika Lysander yang lebih memilih pergi dengan orang lain daripada bertahan dengan dirinya dan para saudaranya, mengingat saat ini hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja.

"Kau takut?" Jisung mengangguk dengan jujur, 'Gemasnyaa~ tapi maaf Jisung, aku harus sedikit keras padamu juga.' Batin Lysander.

"Tapi bukankah Hyde juga mengatakan cara agar aku bisa bertahan?" tanya Lysander.

"Bagaimana jika gagal dan kau tetap pergi?" tanya Jisung, Lysander merubah posisinya dan menarik kursi untuk lebih dekat ke meja, dia mencondongkan tubuhnya kepada Jisung.

"Jisung-ah, kau ingin aku pergi darimu?"

***

"Kenapa begitu wajahmu?" tanya Jaehyun pada Jungwoo yang tengah duduk melamun di terasa belakang.

"Aku tidak menemukan dia dimana, aku belum bisa mendapatkan maafnya." Jaehyun menghembuskan nafasnya.

"Aku beri tahu cara supaya kau bisa mendapatkan maafnya." Jungwoo mendongak menatap Jaehyun yang kini menatapnya datar.

"Apa?" tanya Jungwoo penasaran.

"Bawa kepala Kim Eun Mi padanya, dan kau mungkin akan dimaafkan." Tubuh Jungwoo menegang.

"Mana mungkon bisa aku lakukan?!" Jaehyun melipat tangan di dada dan menatap adiknya itu.

"Masih berusaha untuk tidak melukai wanita itu?" tanya Jaehyun, Jungwoo tergagap.

"T-Tidak! Maksudku- aku tidak pernah membunuh! Aku tidak bisa melakukan itu!" Jaehyun mengangguk kecil, "Yasudah berjuang saja sana sendiri, salahmu juga bersikap seperti itu." Jaehyun pergi dari hadapan Jungwoo dan kembali masuk ke ruang kerjanya.

Jungwoo menatap kepergian Jaehyun dan dia menghela nafas pelan. Saat dia berbalik untuk menatap halaman belakang mansion, dari arah rumah kaca, Dejun keluar dari sana, bersama sang pekerja kebun. Entah apa yang mereka bicarakan Jungwoo tidak peduli. Dejun yang melihat hyungnya itu geleng kepala.

"Masih belum menemukannya dan mendapatkan maaf darinya?" Jungwoo mengangguk kecil.

"Sudah pernah mencarinya ke hotel-hotel asing yang ada di Korea?" tanya Dejun, Jungwoo yang tadi tidak menatap adiknya langsung mendongak.

"Kau bilang- apa?" Dejun mendengus, tidak tahu hyungnya bisa bodoh juga.

"Sudah mencarinya di hotel-hotel asing yang ada di Korea?" tanya Dejun ulang, Jungwoo mencoba memproses, Dejun pun melanjutkan, "Yuta hyung bilang Sanchez punya banyak bisnis, salah satunya adalah perhotelan, ada hotel Sanchez di Korea tapi namanya disamarkan, tetap saja itu masuknya hotel asing, sudah mencarinya kesana?" Jungwoo langsung berdiri dan menyentuh pundak Dejun.

"Kau benar! Terimakasih! Aku pergi!" Jungwoo langsung masuk ke kamarnya dan menyambar jaket juga kunci mobil.

"HEY PONSEL DAN DOMPETMU KETINGGALAN JUNGWOO!!" teriakan Ten tidak dihiraukan.

[ALL X JAEMIN] Different SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang