TIGA

7 2 1
                                    

Tiga

"Raw, ada yang mau gue tanya sama lo," ucap Livi pada Raw yang baru masuk ke dalam kelas, di kelas ini hanya ada Raw dan Livi dengan Raw yang baru datang, mereka berdua memang selalu berangkat pagi ke sekolah.

"Apa, Liv?" tanya Raw sambil meletakkan tasnya ke atas meja.

Livi menghampiri Raw lalu meletakkan sebuah buku di meja. "Lo ngerti materi ini, nggak? Gue kurang paham," kata Livi.

Raw duduk di kursinya lalu menarik buku itu agar menjadi lebih dekat dengannya. Setelah membacanya, Raw merasa kurang paham dengan materi tersebut, karena itu Raw mencoba lebih fokus lalu membaca ulang.

Raw meringis lalu memegang kepalanya, sama seperti sebelumnya, bayangan-bayangan tentang materi tersebut melintas dengan begitu cepat. Namun yang Raw rasakan tidak hanya pusing, kepalanya sakit dan dia merasa mual yang hebat.

"Raw, lo kenapa? Kepala lo sakit?" tanya Livi yang kini panik karena Raw meringis seperti itu.

Rasa pusing itu tidak bertahan selama beberapa detik saja, tetapi sampai dua menit lebih. Setelah rasa pusing itu menghilang secara tiba-tiba, Raw meletakkan kepalanya ke atas meja, pipi cewek itu basah karena air mata sedangkan keningnya basah karena keringat.

Raw mengatur nafasnya agar menjadi lebih stabil, rasa seperti ini sangat menyiksanya, Raw tidak tahan jika harus merasakan hal yang sama berulang kali meskipun pada akhirnya ia menjadi sangat ahli untuk suatu pelajaran.

"Raw? Lo nggak apa-apa? Mau ke UKS?" tawar Livi.

Livi mengambil botol minum dari dalam tas Raw lalu membuka tutupnya sebelum mendekatkan botol itu ke bibir Raw. "Minum dulu."

"Gue nggak apa-apa," kata Raw setelah meminum seteguk air, dia memang merasa baik-baik saja, rasa pusingnya tidak berbekas.

Raw bingung, sebelumnya dia hanya merasa pusing saja, tetapi kini bukan hanya pusing, Raw juga merasa sakit kepala dan juga mual. Apa karena sebelumnya ia hanya mengerjakan soal, sedangkan sekarang dia mempelajari suatu materi baru?

Jika hal ini terus terjadi, Raw tidak yakin bahwa dia akan bertahan di sekolah, jika para guru mengajarkan materi baru, dia akan merasakan efek yang menyiksa seperti tadi. Jadi, bagaimana dia bisa bertahan? Meskipun efeknya hanya beberapa menit, tetapi Raw benar-benar tidak tahan.

"Lo yakin nggak apa-apa?" tanya Livi yang tidak yakin bahwa Raw baik-baik saja, tadi temannya itu meringis sambil memegangi kepala, bahkan dia juga menangis, lalu kenapa tiba-tiba kondisinya menjadi baik-baik saja?

Raw mengusap pipinya yang basah lalu mengangguk. "Nggak apa-apa kok, gue mau cuci muka dulu."

"Perlu gue temenin?" tawar Livi, dia khawatir jika Raw tiba-tiba sakit lagi saat menuju ke toilet.

"Enggak usah, nggak apa-apa kok," balas Raw lalu langsung keluar dari kelas.

Untuk menuju ke toilet, Raw melewati beberapa orang yang duduk di depan kelas, mereka seperti sedang menghafal. Ketika jarak mereka sudah dekat, Raw dapat mendengar gumaman orang-orang itu, yaitu tentang materi biologi, mungkin mereka akan ulangan harian.

Gumaman dari orang-orang itu menimbulkan efek pada Raw, kepalanya kembali pusing sehingga langkahnya menjadi limbung dan terjatuh ke lantai. Sekumpulan orang-orang yang sedang duduk itu langsung berdiri dan menghampiri Raw yang kini terduduk di lantai sambil memegangi kepalanya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya salah satu di antara mereka.

"Cepat ke UKS, ambil tandu," titah yang lain.

Dua orang langsung berlari ke UKS yang ruangannya tidak terlalu jauh dari kelas mereka.

Hanya butuh beberapa detik, dua orang tadi sudah kembali sambil membawa tandu.

"Nggak usah," kata Raw pelan sambil merintih, dia tidak perlu ke UKS karena beberapa saat lagi rasa sakitnya juga akan hilang.

Namun ucapan Raw tidak didengar oleh mereka, setelah Raw berbaring di atas tandu, mereka langsung mengangkatnya dan dibawa ke UKS.

Raw menutupi wajahnya karena merasa malu, rasa pusingnya sudah hilang dan kini digantikan oleh rasa malu.

"Belum ada penjaganya karena masih pagi, gimana dong?" tanya salah satu dari orang yang ikut mengangkat Raw.

"Gue udah nggak apa-apa, gue balik ke kelas aja," kata Raw.

"Eh, jangan. Ntar lo jatuh lagi, istirahat aja. Nanti kami izinin ke kelas lo, daripada makin sakit, mending diam di sini."

Raw menggeleng tidak setuju, dia tidak mau diam saja di UKS padahal kondisinya baik-baik saja. "Sekarang gue nggak apa-apa, nanti kalau gue lemas baru ke UKS," kata Raw.

Raw turun dari ranjang UKS dibantu oleh seorang siswi yang tidak jauh darinya.

"Terimakasih," kata Raw setelah menginjak lantai.

Raw berjalan lebih dulu menuju ke kelasnya, dia tidak menunggu orang-orang yang tadi membantunya, bukan bermaksud tidak sopan, Raw hanya tidak ingin ditanyai macam-macam.

"Lo pingsan, Raw?" tanya Ara langsung.

Raw menatap Ara dengan pandangan bingung, apanya pingsan?

"Maksudnya?" Raw balik bertanya karena tidak mengerti.

"Tadi kelas sebelah bilang kalau lo pingsan, dibawa pakai tandu," kata Ara menjelaskan.

Raw diam saja, dia memang diangkat menggunakan tandu, tetapi tidak pingsan.

"Tadi gue cuma pusing, nggak sampai pingsan," balas Raw.

Raw langsung duduk di kursinya dan meletakkan kepalanya di lipatan tangan, Raw tidak suka dirinya yang seperti ini. Raw ingin hidup seperti biasanya saja, meskipun setelah merasakan pusing yang hebat itu dia bisa menjawab soal dengan mudah dan memahami materi dengan sangat baik, Raw tetap tidak begitu nyaman.

Kehidupannya yang dulu sudah baik, tidak perlu ada kejadian aneh seperti ini. Apa dia tidak bisa mendapatkan kehidupannya yang dulu lagi?

"Raw, kalau lo sakit ke UKS aja supaya ada yang rawat."

Raw mengangkat wajahnya dan menatap orang yang bicara tadi.

"Gue nggak sakit, Satya," balas Raw.

Raw kembali meletakkan kepalanya ke meja, Raw tidak suka diperlakukan seperti ini, dia sehat, dia baik-baik saja, tidak sakit dan tidak butuh perlakuan khusus seperti ini.

"Kan kalau lo ngerasa sakit, Raw, jangan marah gitu, lah," ucap Satya lalu kembali ke tempat duduknya sendiri.

Satu hal lagi yang Raw pahami tentang dirinya, jika dia mempelajari sebuah materi baru, dia akan merasakan pusing disertai sakit kepala dan juga mual, berbeda dengan ketika mengerjakan soal-soal.

Namun, setelah mendapatkan kesimpulan seperti ini. Apa yang harus Raw lakukan? Dia sendiri tidak menyukai kondisinya yang sekarang, terlalu merepotkan.

Kursi Raw ditendang dari arah belakang sehingga cewek itu menoleh ke belakang.

"Kenapa?" tanya Raw dengan kesal.

"Guru udah datang."

Raw langsung menatap ke arah depan, dan benar saja, sudah ada guru. Raw benar-benar tidak fokus sehingga bunyi bel pun tidak terdengar olehnya.

💡💡💡

Minggu, 24 Juli 2022

GemstonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang